Happy reading!!
🎶
"Duh gawat! Auto kena omel, nih..." Kayla sudah tahu pasti apa yang akan terjadi, mati-matian ia berlari cepat ke depan gerbang menemui seseorang yang sedari tadi menunggunya.
"Duh, sorry ya Rey?"
"Dasar bocil, buru pake!" Reyhan sudah naik pitam, buru-buru Kayla memakai helm, sedang Reyhan kembali menjalankan sepeda motornya.
Hari Rabu, pukul enam tiga puluh, Kayla tak henti-hentinya memohon agar dewi fortuna berpihak padanya hari ini.
Mungkin jika pada hari biasa ia terlambat tidak akan berpengaruh baginya, tapi hari ini adalah hari terakhir MOS yang membuatnya harus berangkat tepat waktu bahkan sebelum peserta MOS datang, karena kali ini ia dan Reyhan tengah bertugas menjadi panitia MOS.
"Di tas gue ada roti, ambil aja!" Titah Reyhan sembari menerobos lampu yang sudah kembali hijau.
Sudah biasa bagi Reyhan jika Kayla tidak sarapan, maka dari itu ia selalu menyediakan roti sebagai syarat perut Kayla. Hal itu Reyhan maklumi karena seorang Kayla hidup sendiri di rumahnya, ayah dan ibunya tengah dinas di luar kota, dan hanya ada Mba Neni yang membersihkan rumah itu pun saat Kayla tengah sekolah.
"Lo turun, sini aja." To the point, itulah Reyhan.
Waktu masih menunjukkan lima menit lagi untuk brieffing bersama teman-teman panitia, Kayla berlari hingga akhirnya ia sampai tepat waktu, hari terakhir tugas tidak seharusnya semangat disiplinnya menjadi loyo.
"Oke, pada intinya acara pamungkas kita harus berhasil." Pungkas Angka, kini matanya beralih pada Kayla, Kayla yakin akan terjadi hal yang menyebalkan baginya.
"Kay, nanti lo nyanyi di pensi ya?"
"Loh kok dadakan gini? Di rundown kan--"
"Lo nggak sendiri, ada Raka di sana. Jadi kita bikin skenario seolah lo ditarik oleh host acara, oke? Lagunya gue serahin ke lo." Ucapan Angka sama dengan perintah yang tidak menerima penolakan, Kayla pasrah kali ini.
"Untuk kelancaran hari ini, mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing." Para panitia yang saling memblunder kini menundukkan kepala untuk berdoa.
"Selesai. Ayo kita tos!"
"Cemara lima!!"
"Heeeebat!!" Seruan ini menandakan bahwa panitia harus melaksanakan tugas yang sudah ditentukan.
***
Acara pensi sudah di mulai, sebagai manusia di balik layar Reyhan dan Kayla hanya perlu menyiapkan properti untuk keperluan pensi, selebihnya hanya saling mengawasi.
Aiden tengah menunaikan tugasnya sebagai host di depan sana, ia yang mengendalikan suasana pensi saat ini.
Sementara itu da beberapa peserta MOS yang tengah bersiap untuk menampilkan penampilan terbaik demi mendapatkan hadiah yang spesial.
"Rey, gimana dong, Masa gue harus duet sama Raka?"
"Mau gimana lagi?"
"Ih lo tau gak sih apa yang gue rasain pas deket sama Raka? Kalo ini terjadi, yang ada pensi jadi berantakan gara-gara gue."
"Emang apa yang lo rasain?"
"Mules,"
"Lo liat dia berasa kek liat jamban, Cil?" Kayla tak percaya, bisa-bisanya Reyhan bertanya hingga tertawa lepas seperti itu, manusia aneh! Pikir Kayla saat ini.
"Ngaco!" Sangkalnya. "Lo kan tau kalo gue suka sama Raka," Lanjutnya sembari berbisik di telinga Reyhan.
Reyhan tak bergeming, hanya kembali sibuk mengecek semua properti yang harus disiapkan nantinya.
Sementara Kayla, pandangannya tertuju pada Raka yang duduk berdua dengan Freya, seperti yang Kayla duga keduanya tengah tes vokal dan tentu saja diselingi oleh bincangan apik. Kayla envy saat ini, kenapa bukan Kayla saja yang menjadi pasangan Raka? Bukan hanya pasangan duet, tapi dua sejoli yang uwu.
"Nih air, kayaknya lo butuh deh."
"Thanks, Lia." Kikikan kecil diselingi ringisan ia lontarkan setelah mendapat air mineral yang dibawakan oleh Lia, memang teman yang pengertian.
"Lo udah siap buat nanti?"
"Insya Allah siap."
"Berasa kek ajang tahfidz Quran aja lo." Lia tertawa ringan melihat tingkah lucu kawannya ini, tahukah Lia bahwa sebenarnya perasaan Kayla sedang tidak mendukung untuk bercanda, perutnya benar-benar mulas karena rasa takut yang berlebihan.
"Btw sekarang lo udah kelas akhir nih, dari awal dia masuk sini, sampe akhirnya jadian, putus dan jadian lagi sama Freya, lo gak ada inisiatif satu langkah lebih maju?" Pertanyaan yang menyebalkan, Kayla tahu kalau progresnya tidak bergerak sama sekali, tapi menurutnya hanya itu yang bisa dia lakukan.
Memandangnya dan mencintainya dalam diam.
"Eh, liat tuh doi mau maju sama Freya."
"Iya gue tau," Pandangannya mencelos ke arah Raka dan Freya yang berjalan di depannya.
Saat keduanya berhasil menginjak panggung, semua terhenyak begitu saja, mereka sangat sempurna.
Alunan musik mulai mengalun, berbarengan dengan gerak tubuh kedua sejoli itu.
"Tunggu, lagu ini..." Lia dan Kayla bertukar pandang, seolah mengetahui isi pikiran masing-masing.
"Señorita!!" Ucap lepas keduanya, untung saja suara keduanya tertutup oleh gemuruh musik dan riuh tepuk tangan peserta MOS hari ini.
Panas, semakin panas.
🎶
Masih pemanasan tapi udah disambut señorita aja, jadi lewat deh panasnya. Iya gak si? 😅
Selanjutnya? Stay tune!
Sampai jumpa lagi!
#señorita_Shawn ft. Camila
KAMU SEDANG MEMBACA
Can Feel You ✔
Teen FictionDi mana semua keinginan Kayla Ayu terkabulkan, ada rasa yang tak biasa. Cerita ini terinspirasi dari alam semesta dan seisinya. #awasbaper