24 : Mama

25 5 2
                                    

🎶

Bel pulang sekolah yang berbunyi di siang yang terik seakan berubah menjadi lagu yang penuh suka cita bagi Kayla.

"Abis ini ada rencana?" Tanya Lia yang juga tengah berkemas.

"Hm, ke rumah."

"Ih, Kayla mah..."

"Gue duluan ya,-"

"Lo gak mau pergi kemana gitu? Bentar lagi ujian."

"Makanya itu gue di rumah, gue udah dijemput nih." Alibi Kayla.

Lia yang mendengar ujaran Kayla mulai melonggarkan tangannya, sementara itu Kayla terus melanjutkan langkahnya menuju koridor.

Sebenarnya tawaran Lia bisa ia pertimbangkan mengingat setelah ia sakit tidak berpergian kemanapun sampai hari ini, tapi Kayla lebih memilih me-time di rumah bersama Moca.

Lagi pula Kayla butuh belajar lebih ekstra untuk ujian nasional agar bisa mendapat nilai maksimal.

Ujian sebentar lagi, dan Kayla tidak memiliki partner atau lebih tepatnya tutor untuk menemaninya belajar, karena partnernya kini sudah tidak lagi bersua.

"Cil!?"

"Sial!" Kayla merutuk diri karena ia memikirkan sosok itu kini suaranya terngiang di kepalanya.

Langkah kakinya semakin cepat menyusuri koridor.

"Bocil!" Kakinya berhenti, ini bukanlah delusi, tapi memang nyata, Reyhan memanggilnya.

"Kay!?"

Hari yang sial untuk Kayla, saat kakinya hendak berlari meninggalkan Reyhan, sosok lain muncul di hadapnnya membuat Kayla mengurungkan niatnya.

Raka.

Tak ada jalan lain, Reyhan di belakang dan Raka di depan, koridor ini dikelilingi oleh tembok, tak ada jalan lain.

"Stop, Stop lu berdua!"

Kayla menepi ke tembok di sampingnya, Kayla sendiri masih bingung dengan situasi ini.

"Kalian kenapa sih?"

"Lu lagi, kaki pincang udah gausah ngejar, gue mau lari." Tukasnya menoleh ke sisi Reyhan.

"Dan lo, gue udah lupa kenapa gue benci lo, yang pasti kalo lo ngejar gue gue bakal benci lo lebih dari ini." Titahnya lagi pada Raka yang terlihat bingung dengan tingkah Kayla terhadapnya dan Reyhan.

Setelah melihat celah dirinya bisa pergi, Kayla sesigap mungkin berlari meninggalkan keduanya menuju gerbang depan.

Bak sudah jatuh tertimpa tangga, langkah Kayla terhenti saat menabrak seseorang tanpa ia sadari.

"Ma-maaf ibu, saya tidak sengaja." Ringis Kayla yang tak henti menundukkan kepala.

"Makanya kalo lari jangan di koridor." Seolah mengenali suara ini Kayla mengalihkan pandangan pada si pemilik suara.

"Mama?"

"Kenapa? Ayok kita pulang!" Ajak mama yang tak jemu merangkul anaknya menuju parkir mobil.

Tak banyak perbincangan selama perjalanan menuju parkiran mobil yang jaraknya lumayan jauh, namun berbeda dengan keadaan di mobil, seperti saat ini, saat Kayla mulai menghujani Tiara dengan bamyak pertanyaan.

"Mama ngapain di sekolah Kay?"

"Mama kan kemaren nawarin properti yang di Tanggerang ke Bu Rena, kebetulan Bu Rena tertarik jadi mama ke sini deh." Ucap mama santai meski ia sedang konsentrasi memanufer mobilnya keluar dari lahan parkir.

Can Feel You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang