2 : Orang ketiga

72 15 41
                                    


Siapin lagu "Orang Ketiga" dari Hivi ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapin lagu "Orang Ketiga" dari Hivi ya...

Happy Reading!

🎶

"Waaah, gimana nih? Keren gak keren gak?" Sambutan riuh tepuk tangan seolah menjawab pertanyaan Aiden.

Berbanding lurus dengan yang dirasakan Kayla, sangat menakjubkan!

"Bentar nih kak Aiden, kayaknya ada yang panas deh,"

"Oh Aiden tau, ada yang panas tapi bukan cuaca, iyakan? Hayoloh... siapa nih?"

Semua peserta MOS kembali meriuh, hal ini membuat Kayla semakin panas, harusnya Kayla yang mendapat sambutan meriah itu dengan Raka.

"Kay, are you okay?" Pertanyaan Lia seolah menggambarkan bahwa dirinya tidak sedang baik-baik aja, tapi nyatanya memang benar, Kayla cemburu.

"Kay, siap-siap gih. Abis ini lo naik loh," Ucapan Rayhan sungguh biadab, pasalnya ia sedang tidak ingin menunjukkan dirinya, dan kini malah diperburuk oleh ucapan Reyhan yang membuatnya semakin down.

"Rey, kalo gue gak bisa gimana?"

"Lo juara nyanyi antar kampung, masa ciut gitu?"

"Rese ih,"

"Semangat, Bocil!" Rey mencoba menyemangati sohibnya ini, tak sungkan tangannya mengacak puncak kepala Kay gemas.

"Reyhan!"

*

"Terimakasih kak Freya atas penampilan epicnya, tepuk tangan dong!!" Tepuk tangan riuh mengiringi Freya turun dari panggung, meninggalkan Aiden, Nora dan Raka.

"Kayaknya setelah kita berpanas ria,  kita butuh penawar nih kak Nora,"

"Berhubung Kak Raka masih stay panggung, kira-kira ada yang mau nyanyi bareng Kak Raka gak nih?" Nora mencoba memancing audience agar ikut andil dalam pensi, tapi nyatanya masih banyak yang malu-malu.

Oh ayolah... siapa sih yang nggak bisa nyangkal pesona seorang Raka? Raka sangat amazing, dan tentunya perfect boyfriend meski wajahnya dihiasi oleh kacamata.

"Aiden! Kay mau nyanyi nih!!" Sial, umpatan lirih yang Lia dapat dari Kay, dan sialnya semua penitia mulai menunjuk gadis malang itu.

Kay tahu, ini semua adalah skenario yang disusun oleh Angka, siap tidak siap dia harus menerimanya, tapi tetap saja perutnya terasa mulas jika terus-terusan seperti ini.

"Ayo semuanya, kita sambut Kayla Ayu!!" Semua bergemuruh menyambut Kay, pipi Kay panas tidak karuan, ia malu.

Kay didorong oleh beberapa panitia agar bisa naik ke panggung sehingga muncul sorak ria dari para peserta, tentu saja sesuai skenario, tapi apa yang dirasakan oleh Kay sekarang sama sekali di luar skenario.

Pada akhirnya Kay berada di atas panggung yang sama dengan Raka, Kay langsung disambut mikrofon oleh Aiden, namun tidak dengan tepuk tangan atau gemuruh semeriah saat Freya dan Raka di panggung.

"Mau nyanyi apa nih?"

"Terserah," Sungguh ini adalah hal yang menyebalkan bagi Kayla, kalau saja bukan skenario dari angka, mungkin Kayla akan melontarkan begitu saja judul lagunya.

"Aduh bahaya nih kalo cewe udah ngomong terserah, Kak Nora bisa nebak gak nih? kan sesama cewek."

"Nyerah deh kalo gitu," Nora terkikik namun segera melempar kontak pada Kayla.

"Gimana Raka?" Baru kali ini ia bisa berbincang langsung dengan Raka.

"Apapun yang kamu mau, aku usahakan." Sorot matanya mengarah pada Kayla, wajah Kayla memang tidak menimbulkan efek semburat merah sama sekali, tapi asal kalian tahu di perutnya banyak sekali kupu-kupu berterbangan menggelitik. Lebih heboh dari suara histeris para peserta yang terlontar begitu saja saat mendengar jawaban dari Raka.

"Hm... gimana kalo orang ketiga?" Bisik Kayla pada Raka, kali ini ia harus profesional, tanpa ia ketahui Raka tengah memberi kode pada gitaris tentang lagu yang akan mereka bawakan.

Alunan gitar akustik mengiringi lambaian tangan dari para peserta, Kayla terus saja berusaha menetralkan dirinya, tentu saja agar tidak menimbulkan masalah baru dalam hidupnya.

"Saat berjumpa, dan kau menyapa, indah parasmu hangatkan suasana, sungguhku tak percaya mimpi indahku jadi nyata..." Baru saja awal bait terlontar, gemuruh para peserta terdengar ramai saat Raka membuka lagu.

"Haaaa" Alunan suara lembut bersaut dari bibir Kayla.

Mata Kayla memandang intens mata Raka, seolah membuat semakin harmonis bagi mereka. "Saat sendiri, jalani hari, bayang-bayangmu slalu menghampiri, buatkupun mengerti apa maunya hati ini..."

"Namun tiba-tiba kau ada yang punya, hati ini terluka..." Entah kebetulan atau memang cemistry yang cocok, keduanya yang sama-sama melontarkan lirik yang sama saling mengalihkan pandang.

"Sungguhku kecewa..."

"Inginku berkata..."

Keduanya kembali berharmonisasi, tangan keduanya saling bertaut, membuat audience semakin baper.

"Kasih maaf bila aku jatuh cinta, maaf bila saja kusuka, saat kau ada yang punya..."

"Haruskah kupendam rasa ini saja, ataukah kiteruskan saja... hingga... kau meninggalkannya, dan kita bersama..."

"Akankah ada kesempatan... bagi diriku menyatakan rasa yang slama ini ada..." Tangan Raka yang semula bertaut kini beralih menyelipkan anak rambut Kayla ke belakang telinga dan berlanjut mengelus lembut pipi Kayla.

Demi apapun, perut Kayla semakin mulas karena perlakuan uwu seorang Raka pada dirinya.

"Fix lo harus tanggung jawab, Raka." Gumaman dalam hatinya jelas merutuk.

Part-nya sudah tiba, tangannya dengan sopan menampik tangan Raka dan menggandengnya dengan sedikit ayunan seperti anak kecil, namun matanya masih terpatri di sana. "Kasih maaf bila aku jatuh cinta, maaf bila saja kusuka, saat kau ada yang punya..."

"Haruskah kupendam rasa ini saja, ataukah kuteruskan saja, hingga kau meninggalkannya, dan kita... bersama..."

"Terimakasih," Tepuk tangan yang lebih gemuruh dari sebelumnya, Kayla masih tak percaya dengan ini.

Saat ingin beralih posisi tak disangka tangan seorang Raka menarik tangan Kayla, Kayla benci situasi ini, perutnya kembali mulas.

"Ada apa?"

"Suara lo bagus, btw siapa nama lo?" Hati Kayla mencelos, padahal sudah hampir tiga tahun ia menginjakkan kaki di sini, tapi Raka sama sekali tidak mengetahui namanya, bahkan kemungkinan besar Raka tidak sadar akan keberadaan Kayla selama di Klub musik sekolah.

"Nama gue Kayla, panggil aja Kay." Mimik mukanya datar cenderung sedih, meratapi nasib malangnya.

"Kenalin nih... Namanya Kayla, cantik ya? Cocok gak sama saya?" Dengan ringannya seorang Raka melontarkan kalimat tanya seperti itu pada para peserta MOS.

Semua peserta kembali riuh, terlebih peserta perempuan berlaku heboh, tentu saja itu karena pesona Raka yang tak tertandingi.

"Kak Aiden, tau gak sih judul lagu barusan?"

"Tau, orang ketiga kan? Kalo orang ketiganya cocok kaya gini, kita mah ga bisa apa-apa atuh..."

"Gimana cocok kan Raka sama Kay?"

Sial!

🎶

Can Feel You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang