11 : Dasi

25 7 3
                                    

Happy Reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!!

🎶

Kayla meringis saat tempat duduknya mulai dipenuhi oleh beberapa anak lelaki kelasnya yang mulai ramai, diawali oleh Arga yang mencari perhatian Kayla dengan video dari kanal youtube Raia Selena.

Kepalanya terasa pening seketika, padahal masih terbilang pagi, hingga terdengar suara lantang yang disertai hentakan di papan tulis.

"Guys, Ada razia!" Kelas yang semula berantakan kini kembali rapih, anak kelas yang tidak berada di dalam kelas mulai terlihat batang hidungnya, begitu pula dengan atribut seragam hari ini, hari senin.

Kayla bersyukur kali ini, tindakan Naya membuat semua anak yang mengerubungi mejanya terhempas ke tempatnya masing-masing.

"Kay, kok santai bener? Gak ada dosa lu?" Lia menegurnya dengan tatapan seolah mengintimidasi Kayla.

"Gue suci ko-- anjir, gue gak pake dasi!" Kayla berlari ke arah loker, mengambil dasi warna abu.

"Li, bantuin gue pake dasi dong, please." Kayla melihat Lia tengah sibuk sepertinya percuma jika ia memintanya dengan suara lantang sekalipun.

"Bentar,"

Sempat putus asa, Kayla yang semula terduduk dengan pasrah kini ia mengetikkan keyword "cara memakai dasi" di youtube.

Tangannya meraih kedua ujung dasi dan mulai melipatkannya, hingga pada akhirnya ia dapat memasang dasi, meskipun dengan keadaan yang memprihatinkan, alias tidak bisa dikatakan rapih.

"Sini, Kay." Lia yang melihat bentuk dasi yang dikenakan oleh Kayla terasa sedikit risih melihatnya.

"Ish, sini deh." Baru saja tangannya megulur pada dasi Kayla, yang didapatinya adalah Kayla menghindar dengan kalimat iklan jadul yang sering dijadikan meme di medsos. "Mana sempat... keburu telat."

Lia mendengus mendengarnya, ia tetap kekeuh untuk merapihkan dasi milik Kayla.

"Enggak, Li-"

"Mohon perhatiannya!" Itu adalah pak Dedi, selaku pembina OSIS yang baru, diikuti oleh Angkasa di belakangnya.

"Seperti yang kalian tahu, setiap tiga minggu sekali akan diadakan razia secara acak, dan hari ini adalah waktunya untuk merapihkan kehidupan kalian." Pak Dedi dengan gaya jenakanya selalu membuat kata-kata yang lucu meski diawali dengan kalimat serius, kali ini hanya rasa hening yang didapati di kelas Kayla.

"Oke, Angkasa. Tolong ajak teman-teman kamu yang di luar untuk mulai bertugas." Angkasa mengiyakan dan segera memanggil pasukannya untuk memulai tugas.

Banyak hal yang terjadi pagi ini, jam kosong di pagi hari harusnya menjadi hari yang menyenangkan bagi anak kelas Kayla, tapi jika langsung disodorkan oleh razia dadakan seperti ini rasanya akan lebih menegangkan jika dibandingkan dengan jerit malam ketika persami.

Ada beberapa yang terjaring, seperti seperangkat alat make up milik ciwi-ciwi hits, sisir dan pomade milik pakboi, dan bahkan terdapat kaca kecil di dalamnya.

Sekarang adalah giliran Kayla dan Lia yang disisir oleh Adi, partner kepanitiaan Kayla dulu.

"Kay, tas lo aman kan?" Lia sekali lagi memastikan, sesaat sebelum Adi datang memeriksa tas. Kayla hanya memasang senyum menanggapi pertanyaan Lia.

"Tolong tasnya." Pinta Adi singkat.

Setelah mengerahkan tasnya, Kayla kembali berdiri tegak, seperti aturan yang telah ditegakkan sebelumnya.

"Lokernya, Kay." Kayla berjalan mengikuti Adi menuju lokernya, Kayla beralih membukakan loker dan mempersilahkan Adi untuk memeriksa lokernya.

"Loh kok ada parfum? Gue sita."

"Eh, enggak dong. Kalo parfum kan boleh, gak ada larangannya kok." Sanggahnya panik saat Adi akan memindahkan parfum yang ia dapatkan dari nenek ke dalam kantong kresek hitam biadab.

"Iya... enggak kok, lagian gue cuma pengen minta, biar keinget terus sama bau lo, Kay."

"Ih gak bo--"

"Yah udah gue semprot." Ucapnya ringan seperti tanpa beban.

Setelah itu Kayla merasakan hal yang berbeda saat Adi mulai kembali sibuk dengan barang-barang Kayla di loker, matanya beralih ke arah anak-anak kelas yang menatap intens Adi.

"Aman juga loker lo, eh bentar. Apa-apaan nih?" Sesaat kemudian tanpa sepengetahuan Kayla, kedua tangan Adi meraih dasi Kayla untuk memasang ulang simpul dasi yang sangat berantakan itu.

"Makanya sering-sering pake dasi, kalo gue minta pasangin dasi, kan gak ribet urusannya." Ucapnya setelah berhasih menarik simpul terakhir dasi Kayla.

"Ma-makasih, Di." Entah kenapa Kayla hanya tergugup di hadapan Adi, tidak seperti biasanya.

"Adi, ngapain kamu godain Kayla? Liat tuh anak-anak yang lain juga nunggu buat digoda sama kamu."

Dilihatnya, Adi tersentak saat Pak Dedi menginterupsinya yang juga diikuti sorakan anak-anak kelas yang meriuh.

Kayla kembali terduduk di mejanya, bukan lagi berdiri tegak, karena gilirannya untuk diperiksa telah usai.

"Kay, kalo diliat-liat. Adi cakep juga ya?"

***

Kayla lagi-lagi menghentakkan kaki saat ia berjalan sebagai kode kesal untuk mereka yang mengikutinya bahkan memfotonya secara diam-diam.

Kayla ingin semuanya kembali seperti semula, teman-teman yang cuek, tidak lebay, tidak disindir sana-sini, dan yang paling terpenting adalah tidak lagi menjadi pusat perhatian semua orang dimanapun Kayla berada.

Ingatan Kayla kembali ke waktu dimana banyak yang membantunya saat terlambat, mendapat tatapan yang membuatnya begidik ngeri sekaligus geli dari anak lelaki sekolah, mendapat coklat satu kotak setiap harinya, mendapat respon berlebihan dari anak-anak.

"Astaga, parfum gue!" Lamunannya terputus seketika, Kayla berlari kencang kembali ke arah kelas.

Kayla berlari melawan arus hingga membuatnya bertubruk bahu dengan beberapa orang yang ia jumpai.

Namun harapannya pupus, gerbang tangga menuju kelasnya sudah ditutup oleh pak Ipin, musnah harapannya.

"Kay?"

"Loh Angka?"

"Iya gue, lo belum pulang juga?"

Kayla menggeleng, "Ada yang ketinggalan di loker."

"Buku pr?"

"Parfum." Tangan Kayla mengusap lengannya awkward, dilihatnya Angkasa yang semula serius kini memang tertawa menanggapi dirinya.

"Ah sorry," Kayla menggeleng tersenyum. "Besok masuk ini kok, atau gue mintain kunci ke pak Ipin?"

Kayla menahan tangan Angkasa yang akan bergegas menuju pos pak Ipin, penjaga sekolah.

"Cuma parfum kan?" Ucapnya sembari terkikik.

🎶

Adi atau Raka ya? Eh atau Angkasa?😈

Can Feel You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang