🎶"Hatcim!"
Hidungnya merah, cairan hidung mulai banjir, matanya berair, akibat hidung yang mulai menggelitik dirinya.
Kali ini Kayla benar-benar sakit, semalam tiba-tiba saja hujan datang saat ia mencoba pulang dari parade lampion.
"Kay... ini mama bawain buah sama bubur, dimakan ya!"
Kayla benar-benar hanya menjawabnya dengan deheman kecil, kali ini ia lemas, ia hanya bisa memandangi mama yang beranjak meletakkan nampan di nakas.
"Mama udah panggil tante Enggar tadi, biar kamu disuntik." Kayla mendelok mendengarnya, dia benci jarum suntik, sakit rasanya.
"Ih nggak, Kayla nggak mau disuntik ma."
"Biarin, salah sendiri hujan-hujanan." Kayla hanya mempoutkan bibirnya, memang ini salahnya juga, kalau saja ia tidak ngeyel pasti tidak akan terguyur hujan semalaman.
"Assalamu'alaikum, mba..."
"Tuh tante dateng," Entahlah, Kayla pasrah jika harus berkenalan dengan jarum suntik tante Enggar.
"Wa'alaikumussalam, di kamar Kayla, mba!"
Tante Enggar sudah menampakkan dirinya di kamar Kayla, satu-satunya hal yang Kayla lakukan adalah pasrah, karena tidak mungkin jika dia tiba-tiba saja menyembunyikan diri di dalam lemari besarnya.
Seperti sudah menjadi tradisi, tante Enggar selalu terlihat tenang dan senang saat di hadapan Kayla, itu Kayla maklumi karena mama bilang tante Enggar ingin sekali memiliki anak perempuan tapi takdir berkata lain.
"Nggak papa kok, nggak bakal disuntik."
"Bener ya, tan?" Tante Enggar tersenyum mengangguk sembari menempatkan stetoskop di titik tubuh Kayla.
"Ini sih gak papa kok, mba." Mama yang sibuk memperhatikan dengan menyilang tangan di dada beralih menanyakan apakah anaknya benar hanya flu atau terdapat indikasi lainnya.
"Anak-anak beneran kompak nih, mba. Reyhan juga sedang sakit, makanya tadi telfon mba, takutnya Kayla juga kenapa-kenapa." Suara yang sayup terdengar karena mama dan tante Enggar sudah tidak lagi ada di kamarnya.
Kayla yang mendengarnya mencoba untuk mengorek telinganya dengan tangan, takut sesuatu telah menghalangi jalan masuk suara yang ia dengar.
Yang ia dengar adalah Reyhan tengah sakit, entah ia sakit apa tidak tahu, padahal yang ia tahu Reyhan bergerak menuju rumah Celya untuk mengikuti parade lampion semalam, mengingat rumah Celya juga tak jauh dari lingkungan taman.
Flashback On
Tepat di bangku taman, Kayla menepati janjinya meski Kayla masih tidak tahu jawaban apa yang akan ia berikan pada Raka, tapi yang pasti Kayla sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Raka.
Lampion yang Kayla siapkan masih tergeletak di sampingnya, menunggu sang pemantik api agar dirinya bisa terbang.
Sudah pukul tujuh lebih, Kayla masih optimis akan kehadiran Raka, waktu yang ia punya ia gunakan untuk berlatih, berlatih mengolah kata, kata apa yang akan ia gunakan saat menjawab pertanyaan yang sudah mereka simpan selama tujuh puluh dua jam.
Raka?
Hi, Kamu dimana?
Kamu sibuk ya?
Tiga pesan yang terkirim pada Raka, hanya terkirim tidak ada pemberitahuan bahwa pesan itu tersampaikan, itu artinya ponsel Raka tidak aktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can Feel You ✔
Novela JuvenilDi mana semua keinginan Kayla Ayu terkabulkan, ada rasa yang tak biasa. Cerita ini terinspirasi dari alam semesta dan seisinya. #awasbaper