27 : Usai

6 0 0
                                    

Terhitung sudah tujuh bulan Kayla meninggalkan tanah air, selama itu pula dirinya tak henti melangkah berkerja keras untuk mendapatkan segalanya.

Uang.

Meski mendapat bantuan beasiswa, tentu saja Kayla membutuhkan uang untuk menunjang dirinya.

Semua Kayla lakukan saat senggang, mencuci piring di cafe, menjaga nona Wilson dan menyapu jalanan. Untunglah Kayla memiliki Darel yang mampu membantunya dalam memanage waktu.

"Kila!?" Suara deep membuyarkan fokus Kayla, itu dia Darel.

"Hai Darel, kebetulan deh kamu di sini." Ucap Kayla saat melihat keberadaan Darel di dekatnya, mencoba duduk di sampingnya.

"Ada apa?"

"Hari ini aku libur, kamu pasti bosan sebosan-bosannya lihat aku kerja, kan?"

Senyum manis mengembang menampikkan angin dingin yang sedari tadi berhembus.

Sembari mengusap kepala Kayla, Darel tak henti tersenyum "Kita jalan-jalan?"

Anggukan disertai binar mata Kayla berikan sebagai respon iya untuk pertanyaan Darel, jika dipikirkan sudah lama ia tidak pergi ke manapun selain lingkungan kerja, kampus dan asrama.

Bagi teman-teman Kayla yang sering memanggilnya Kila karena pengucapan yang susah, melihat Darel dan Kayla sudah tak awam lagi, keduanya akan terlihat selalu bersama.

"Kita ke museum?"

"Museum? Are you sure? Gimana kalau kita ke taman?"

"C'mon Darel, this is too cold, lagian kamu juga gak bakal terus-terusan meluk aku, kan?" Bak bayi kucing yang imut, siapa saja tidak akan menolak permintaan seseorang jika dengan wajah yang imut seperri yang dilakukan Kayla saat ini.

Tentu saja Darel hanya pasrah mengikuti kemauan gadis yang selalu ia panggil Kila.

Selama berjalan menuju museum, banyak hal yang keduanya lontarkan menciptakan suasana hangat di musim berangin ini.

"Aku beli tiket dulu ya?"

"I'll be there for waiting you, beib..." Darel setuju, kali ini ia bebaskan Kayla untuk mandiri.

Sementara itu, jauh sebelum Kayla dan Darel datang, sosok jangkung terlihat tengah kebingungan dengan suasana di Aussie, tempat yang ia pijak hari ini.

"Iya, gue udah sampe."

"Ya udah si, lagian ngapain juga gue ilang?"

"Iya, shareloc aja deh." Terdengar nada panggilan terputus membuat sosok ini bodo amat, dan kembali pada tujuan awalnya.

Matanya tak henti mengedar ke bangunan-bangunan antik yang penuh dengan estetika, sepertinya cocok jika ia kulik sejarahnya.

Asyik memandangi, matanya menangkap museum tua yang terlihat ramai pengunjung. Tanpa basa-basi, dirinya segera menuju loket, ia penasaran kali ini, sangat.

"Darel!?" Sayul terdengar suara yang membuat badannya tak karuan, sosok ini rupanya mengenali suara yang tak sengaja tertangkap olehnya.

Sontak matanya beralih pada sumber suara, terlihat sosok wanita bermantel hitam, terduduk di kursi dekat loket.

"Hei dude, your turn!" Suara yang kembali mengumpulkan fokusnya, ia lupa kalau dirinya tengah mengantri membeli tiket.

"Ah, mana mungkin. Lagian museum ini cukup jauh dari rumahnya."

Menepis rasa sok tahunya, kakinya kembali dilangkahkan menuju pintu masuk museum.

"Halo? Gue di dalem,"

"Gue tunggu di pintu masuk deh..."

Lagi-lagi ia menerima panggilan dari nomor yang sama, sebenarnya ia jenuh, jenuh jika yang menelfonnya adalah dia yang bukanlah seleranya, jelas bukan karena keduanya adalah sesama jenis.

Tangannya melipat, mencoba mencari rasa nyaman di sana, dirinya tersandar di tembok museum yang cukup adem untuk menunggu kawannya, Raka.

"Darel, stop it! you look like a clown" Suara yang benar-benar nyata membuatnya yang asyik melipat tangan terkejut tidak karuan begitu pula dengan gadis itu.

"Reyhan?"

"K-Kay?" Keduanya sama-sama terkejut, saling memandang dari kepala hingga kaki.

"K-Kay!?" Reyhan yang sangat merindukan Kayla bergerak memeluk erat Kayla, namun gerakannya terhenti saat teman Kayla tiba-tiba saja menghalangi Reyhan mendekat pada Kayla.

"I'ts okay, Darel. Dia sahabat aku." Mendengarnya Darel beringsut mundur dan membiarkan keduanya saling berbincang.

"Reyhan!?" Itu Raka, yang kebetulan masuk pintu utama disambut dengan wajah lucu Reyhan tengah memeluk erat seorang gadis yang sepertinya ia kenali.

Kayla sadar, ada sosok lain di sini, segera melepas pelukan dan melihat ada apa yang sedang terjadi di belakangnya.

"Raka?"

"Hai, Kayla?"

Can Feel You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang