8 : Video Call

27 7 0
                                    

Happy Reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!!

🎶

Sabtu yang damai bagi Kayla, tidak lagi mengejar proker, ataupun menyiapkan mental untuk bertemu orang-orang baru.

Ditemani gitar di sampingnya, Kayla dengan santai membuka buku yang dibelikan oleh Reyhan untuknya, novel romance, bukan lagi komik.

"Kenapa lo kasih ini? Gue kan sukanya komik."

"Buat upgrade otak lo, lo gak cape apa dianggil bocil terus sama gue?"

Kalimat yang menyebalkan namun memiliki sisi yang benar, bagaimana ia bisa mengenal cinta kalau dirinya saja masih suka membaca komik yang umum dibaca oleh anak-anak, terlebih ia memiliki seri majalah donal bebek yang lengkap.

"Duh sumpah gue gak ngerti, ini sih kitab bukan novel lagi." Baru saja membuka beberapa lembaran awal dirinya sudah tidak sanggup membacanya, bukan ini yang ia mau.

Tangannya kembali beralih pada gitarnya dan mulai memainkan nadanya.

"Neng Kayla butuh sesuatu?"

"Enggak mba,"

"Baik neng, kalau gitu mba izin pulang ya?"

"Oh iya mba, terimakasih ya mba, hati-hati di jalan..." Sigapnya saat Mba Neni izin untuk pulang karena pekerjaannya telah usai hari ini.

Mba Neni menjawabnya ramah, seperti terpaut wajah senang darinya, dan itu jugalah yang membuat Kayla senang.

"Membuat orang lain senang meskipun dengan hal sederhana, membuat diri menjadi berkali lipat senangnya." Seperti itulah pelajaran yang selama ini Kayla tanamkan.

Mejanya penuh dengan buah dan coklat sisa kemarin yang ia bagikan ke anak kecil di taman, dan tentunya lemonade favoritnya.

Kini Kayla kembali mengulik nada, sesekali ia menyeruput minumannya.

"Aku tak mudah mencintai, tak mudah bilang cinta" Nadanya kembali gagap, namun Kayla masih tak ingin menyerah.

"Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta..."

"Tuhan tolong dengarkanku beri aku dia, tapi jika belum jodoh aku bisa apa..."

Satu petikan nada berakhir, Kayla tersenyum puas karena akhirnya dia bisa menaklukkan lagu ini dengan mudah.

"Gila gila... makin keren aja si bocil." Dengan diiringi tepuk tangan yang heboh Rayhan menghampiri Kayla dan tentunya mencomot coklat di meja Kayla.

"Kebiasaan deh." Kayla mencebik melihat kelakuan Rayhan yang masih sama, mengambil makanannya tanpa izin.

Reyhan hanya tersenyum menampilkan jajaran giginya, seperti biasa tentunya. Tangannya kini beralih mengambil gitar di tangan Kayla, Kayla pasrah, ia sudah menduga ini akan terjadi.

Jari Reyhan memainkan gitar dengan lihai, dan tentunya percaya diri yang over.

Drrt drrt.

"Mama vc, awas aja bikin gaduh." Kayla menjawab panggilan video dari Mama, sedang Reyhan memilih cuek bermain dengan gitar milik Kayla.

"Halo ma."

"Halo sayang... gimana kamu di sana?"

"Sehat kok ma, mama sama papa juga kan?"

"Sehat selalu dong, oh iya ini mama lagi di rumah client mama, liat deh ini siapa." Kayla memicingkan mata, seperri tertarik pada bahan obrolan mamanya.

"Hi."

"Angkasa? Loh kok, bukannya-"

"Iya, semalem baru sampe Jogja." Seperti telah terhubung satu sama lain, Angkasa mencoba menerangkan singkat kenapa dirinya sudah ada di Jogja, yang jauh dari hiruk pikuk Jakarta.

"Ternyata Angkasa ini anak client mama loh, Kay. Bagus deh kalo kalian kenal."

"Kenal dong ma, orang satu kelas juga kan, Angkasa?" Di sebrang sana terlihat Angkasa mengangguk sopan di hadapan mama Kayla.

"Kay, kata kamu di organisasi ada yang namanya ketua otoriter ya? Siapa namanya? Angka-"Kayla meringis, andai mama tahu siapa dia, setelah ini Kayla pasti akan habis.

"Oh iya mah, yang kemarin ngajarin Kayla main gitar Angkasa loh." Mengalihkan pembicaraan, cara jitu Kayla untuk menghadapi situasi seperti ini.

"Wah... akrab juga kamu Angkasa," Terlihat dari layar ponsel, Angkasa tersenyum dan merendah sopan.

"Memang Kayla sudah ada bakat tante, kemarin aja langsung bisa. Malah Kayla sempet ngisi panggung juga loh, Tan."

"Loh bener itu Kay?" Kayla hanya mengangguk, tepat seperti ekspetasinya.

"Kalian yang akur ya, Angkasa, Kay."

"Tenang aja mah, lagian kita juga bukan Tom and Jerry kok." Sementara Angkasa hanya tersenyum mengarah ke kamera.

"Kay sama siapa di sana?"

"Sama Rey, Mah."

"Halo tante... gimana kabar tan? Halo Sa." Sapa Reyhan akrab setelah merampas ponsel Kayla dari empunya.

"Halo juga Rey, Alhamdulillah sehat, ada berita baru gak nih?"

"Ah iya tan, satu hari setelah pensi Kayla jadi bahan cerita sana-sini, dan tau gak tan, masa kemarin Kayla dapet coklat banyak banget sih tan? Gak bagi-bagi lagi. Iya kan sob?" Ucapnya panjang lebar, dua sosok di sebrang sana hanya tertawa geli menjawabnya, dan Kayla hanya berdecak sebal melihatnya.

"Jangan dengerin Rey mah, dia kan pengarang bebas." Tukasnya saat berhasil merebut ponselnya dari tangan laknat Reyhan.

"Iya iya... Mama percaya kok sama kamu, udah dulu yah?"

"Siiip iya mah, sehat terus ya mah, bye!" Mama Kayla melambai menjawabnya, dan Kayla kembali merutuk perbuatan Reyhan.

"Reympoong!!" Lagi-lagi Reyhan menanggapinya dengan cengiran disertai dua jari perlambang damai.

"Nih minum, kayaknya lo butuh yang seger deh." Alihnya dengan menyodorkan lemonade milik Kayla.

Kayla memilih untuk diam dan berlalu mengambil coklat dengan harapan moodnya kembali pulang ke tubuhnya.

Reyhan hanya bermain gitar santai sedikit menggoda Kayla yang sedari tadi diam, Reyhan pikir Kayla sudah masanya pms makanya selalu sensi dan badmood di hadapannya padahal baru saja Kayla tersenyum lebar saat video call dengan Tante Tiara dan Angkasa.

🎶

#Menyimpanrasa_Devano

Can Feel You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang