23 : Suka

21 5 0
                                    

🎶

Kayla menyipitkan mata mencoba menetralkan cahaya yang masuk dari balik jendela kamarnya.

Dilihatnya ponsel yang menunjukkan waktu pukul delapan pagi.

Kayla bosan, sudah tiga hari sejak ia sakit mama tak mengizinkan dirinya untuk keluar rumah, hanya boleh berkeliling rumah itu pun di jam tertentu saja.

Ponselnya bergetar, memunculkan notifikasi panggilan video telah masuk, itu dari Lia, dengan malas ia menggeser tombol hijau.

"Kayla!!" Saking terkejutnya, ponsel di tangannya hampir terjatuh dari tangannya.

"Jan ngagetin si!"

"Iya... sorry deh."

"Kok lo vc gue si? Jamkos emang?"

"Secara history sih iya."

"Hai!"

"Adi? Lo ngapain di situ?" Tanya Kayla spontan yang merasa aneh saat Adi menampakkan diri, karena Adi lain kelas.

"Sekolah lah, ya kali ngamen."

"Udalah, susah ngomong sama lu. Ada apa Li?"

"Ada yang mau ngomong nih, bentar."

Dahi Kayla mengernyit saat melihat tingkah kawannya yang tidak jelas ini, sembari menunggu ponsel ia sandarkan di nakas dan bergegas merapihkan rambut dengan sisirnya sebelum panggilan dimulai kembali.

"Nih Kay." Seruan Lia membuat Kayla kembali fokus pada layar ponselnya.

"Hi?" Melihat sosok itu Kayla langsung mematikan kameranya, meski ia kecewa setidaknya ia masih bisa melihat usaha sosok itu.

"Kay, aku mau jelasin kenapa kemaren gak di sana."

"Aku dari kemaren hubungin kamu tapi selalu saja diriject, aku tau kalo kamu kecewa, aku harap kamu masih di situ, karna aku,-" kalimat dari seberang sana terputus saat Kayla memutuskan untuk menyelesaikan panggilan itu.

Usai meriject dan mengaktifkan mode pesawat, Kayla memilih bergegas membersihkan diri ke kamar mandi, berharap semua rasa penat selama terbaring menghilang, terlebih Kayla berharap kalau rasa lelah di otaknya bisa hilang selepas mandi.

Kini kaki Kayla mengayun pelan di kursi meja makan yang cukup tinggi, sembari menghabiskan menu sarapan yang disiapkan mba Neni untuknya.

"Mba, mama mana?"

"Ibu pergi pagi-pagi banget, mba."

"Mba, Kay boleh minta tolong?" Pintanya menunjukkan jejeran gigi yang membuat wajahnya semakin gemas.

"Boleh kok, mba mau apa?"

"Tolong bolehin Kay ke rumah Reyhan ya? Sambil bawa buah yang di kulkas juga, boleh ya?"

"Tapi mba Kay beneran udah sehat?"

"Duh... mba gak liat ya, betapa energiknya Kayla pagi ini?" Mendengarnya Mba Neni terkikik, terlebih nona mudanya kini berlarian kecil untuk meyakinkannya.

Mata Kayla berbinar mengekspresikan rasa senang karena pada akhirnya setelah berhari-hari terkurung kini ia bisa menghirup kembali udara luar rumahnya.

Dengan langkah gontai, perlahan namun pasti Kayla tiba untuk mengetuk pintu rumah Reyhan.

"Iya..." Kayla kenal suara itu, ia heran kenapa bukan tante Enggar yang menyambutnya.

"Hi, Kak!" Celah pintu memperlihatkan sosok yang terkejut karena ulah Kayla.

"Kayla, isengnya gak berubah ya kamu." Ucapan yang membuat Kayla kembali terkikik.

Can Feel You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang