Happy Reading!!
🎶
Pukul enam tepat, Kayla sedang bersenandung kecil, ia senang pada akhirnya tepat pukul enam ia sudah siap dengan seragamnya hari ini.
Kurasakan ada yang berbeda saat ku dengan dirinya... duh aku bingung jadinya.
"Sumpah ini lagu siapa sih, doyan banget wira-wiri radio." Cibirnya saat dia mulai bosan dengan playlist radio, tapi siaia sangka ia malah ikut bersenandung ria.
Kayla ingat kalau hari ini Reyhan akan menjemputnya pagi ini, Kayla bergegas memakai atribut sekolahnya.
Din din!!
Suara klakson menyapanya, ia yakin itu adalah Reyhan.
"Iyaa!"
"Apa yang kurang ya? Ah, parfum!"
"Parfum gue mana? Ah udalah pake parfum dari nenek aja, toh baunya juga sama."
Setelah Kayla bersiap dan diakhiri dengan beberapa spray di kulitnya, Kayla segera mendekat pada sumber suara di luar.
"Reympong, gue belum sarapan lo harus tanggung ja-wab." Tempo suaranya melambat saat mengetahui objek lain dan bukan motor Reyhan.
"Hai!"
"Raka?"
"Udah siap?"
"Ah, udah kok. Ayok." Tak ingin membuang waktu, Kayla mempercepat langkah mendekat pada Raka yang masih tersandar di mobilnya bersiap membukakan pintu untuk Kayla.
"Sini gitarnya, gue taro di belakang ya?" Kayla hanya mengangguk, dan memasang seat belt.
Tanpa basa-basi Raka melajukan mobilnya, Kayla dilema kali ini. Bagaimana kabar Reyhan yang sudah berjanji untuk menjemputnya, sedangkan dia juga tidak enak jika menolak tawaran Raka yang sudah rela datang lebih awal.
"Kay,"
"Bentar ka, ada telfon." Bukannya ia sengaja memotong pembicaraan dari Raka, satu panggilan masuk meminta untuk diangkat.
"Halo Rey?"
"Cil, sorry ya gue gak bisa jemput lo pagi ini."
"Its oke Rey, sorry juga gue udah berangkat duluan."
"Sama siapa?"
"Raka,"
"Pake apa?"
"Mobil, tenang aja."
"Oke, pulang nanti anterin gue ke toko buku titik!"
"Iya iyaa."
Kayla menghembus nafas segar ia kira Reyhan akan marah karena ia tidak menepati janji, tapi nyatanya Reyhan sendiri yang tidak bisa menepati janji yang ia buat.
Kayla yang merasa tidak enak setelah memotong pembicaraan Raka ia kembali membuka pembicaraan kembali.
"Ada apa ka?"
"Ngga, tadi siapa?"
"Si Reyhan, dia bilang gak bisa jemput gue padahal semalem dia yang ngotot buat jemput gue." Raka mengangguk paham.
"Dia pacar lo?"
"Pacar?" Kayla tertawa terbahak-bahak, baru kali ini ada orang yang mengira dirinya berpacaran dengan Reyhan, melihatnya Raka mengerutkan dahi bingung.
"Sorry gue kelepasan, Rey itu sahabat gue dari kecil, makanya kemana-mana suka bareng."
"Udah sampe, kita ke kelas bareng ya?" Tak terasa sampai juga di parkiran, Kayla mengangguk, ia hanya ingin main aman, kalau saja ia menolak pasti akan membuat dirinya tak tahu terimakasih di mata Raka.
Dibalik wajah tenang dan sumringah di depan Raka, sebenarnya Kayla merasakan hal yang sangat berbeda dari biasanya, degupan jantung yang tidak normal, dan juga rasa geli di perutnya.
Terlebih saat ini dia berhasil mewujudkan mimpinya sejak dua tahun terakhir, ia sangat mendambakan saat ia bisa berjalan beriringan dengan Raka seperti sekarang.
"Raka!" Keduanya menoleh bersamaan ke arah sumber suara.
Sosok cantik yang selalu menemani Raka hingga terkadang membuat Kayla insecure terhadapnya.
"Freya? Loh bukannya kamu ke Bandung?" Kamu? Raka saja masih menggunakan lo-gue, sedangkan ini...
"Gak jadi deh, lagian ayah gak nyuruh juga." Matanya mengedar ke arah Kayla yang notabene ada di sebelah kanan Freya.
"Hai, lo yang namanya Kayla kan?" Kayla mengangguk.
"Cantik loh, Ka." Entah apa maksudnya, Kay yang tidak maksud terhadap ucapan Freya hanya tersenyum memamerkan baris giginya.
"Raka, Freya, duluan ya?"
"Ah iya, kelas lo udah deket, sampai nanti Kay." Ucapan Raka iya jawab dengan tersenyum, dan masuk ke dalam kelas setelah dua punggung sejoli itu menjauh dari Kayla.
Kayla sepeti biasa meletakkan gitar kesayangannya di loker, hal aneh ia dapatkan lagi kali ini.
Saat ia terduduk, laci meja miliknya ternyata penuh akan coklat, bunga dan surat, Kayla pikir dirinya salah meja, tapi nyatanya memang itulah mejanya.
Kayla mulai membereskan mejanya dan meletakkan satu persatu ke atas mejanya.
"Pagi, Kay."
"Pagi,"
"Lo jualan atau mau mukbang coklat Kay?" Tanya Lia heran saat ia melihat banyak coklat di meja Kay, sedangkan Kay masih saja sibuk dengan laci.
Kayla menghembuskan nafas, akhirnya coklat dalam lacinya sudah habis, ia kembali memperhatikan Lia yang sudah terduduk di bangku sebelah Kayla.
"Nih bubur ayam dari Reyhan, katanya lo belum sarapan." Lia menyodorkan kota sterofoam di meja penuh coklat Kayla.
"Asiik, thank you Lia."
"Btw, berangkat sama siapa lo tadi?"
"Gue... berangkat sama Raka!" Jawabnya riang saat dirinya akan menyuap bubur ayam ke mulutnya.
"Cie... congrats deh."
"Lo ketemu Reyhan dimana?"
"Di parkiran, kasian deh dia sendirian, kaya anak ayam keilangan onduknya."
"Loh bukannya sama Celya ya?"
"Gak tau juga sih, gue cuma lihat Rey doang." Kayla tak membalas apa-apa, bibirnya hanya mendehem karena ia sedang sibuk dengan bubur ayam favorit pemberian Reyhan.
🎶
Coklat... 😢
#pura-puracinta_cherrybelle
KAMU SEDANG MEMBACA
Can Feel You ✔
Roman pour AdolescentsDi mana semua keinginan Kayla Ayu terkabulkan, ada rasa yang tak biasa. Cerita ini terinspirasi dari alam semesta dan seisinya. #awasbaper