Alien

718 94 688
                                    

2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2020

Duda tampan dan kaya raya–Sean Kim, yang kini menginjak usia 35 tahun masih setia dengan status 'duda tampan beranak satu'. Putri kecilnya yang sangat rupawan seperti ibunya—ralat, putri kecilnya yang sangat rupawan seperti sang ayah—Sena Kim.

Tangan kekar Sean meraih handphone yang terletak diatas nakas—melihat waktu dan hari ini, "Cepat sekali hari Senin datang!"

Tepat pukul enam pagi, Sean mendudukkan diri diatas tempat tidurnya dengan rambut yang sangat berantakkan ditambah dengan kaos putih molor sehingga memamerkan tulang selangka miliknya. Ia sesekali menggosok kelopak matanya dan kini ia beranjak pergi kekamar sang putri kecil—Sena Kim.

"Sena bangun nak." Sean mengelus lembut surai hitam sang anak yang masih tertidur pulas

"Sena bangun sayang. Ayah harus mengurus dapur dan membuatkan bekal untukmu." Ucap Sean sekali lagi dan kini Sena langsung bangkit memeluk tubuh kekar Sean

"Ayah, Sena rindu bunda." Dengan mata yang masih tertutup Sena merindukan kasih sayang sang bunda. Sean tersenyum dan mengangkat Sena untuk menggendongnya, "Nanti kita cari bunda baru ya? Bunda Brenda sangat sibuk bahkan minggu kemarin dia tidak datang untuk mengajakmu bermain."

Disinilah Sean mendudukan sang anak. Diatas meja makan bukan dikursi makan.

"Susu buatan ayah hambar. Tidak ada rasa manisnya."

"Ayah roti panggang buatan ayah gosong. Rasanya pahit."

"Ayah rindu bunda kan?"

Deg!

Sean yang sedari tadi masih berkutat dengan berbagai macam bahan masakan kini berbalik menghadap dan mencium kening Sena, "Sekolah nanti diantar sama paman ya? Ayah tidak bisa antar. Karena 30 menit lagi ayah akan berangkat kerja. Sama paman jangan nakal ya?"

"Ayah! Kenapa bulu ayah sangat tajam?" Sena menatap wajah sang ayah dengan kesal. Sena terus mengelus keningnya yang tertusuk oleh kumis tipis Sean yang baru tumbuh

"Maafkan ayah sayang. Ayah sangat sibuk jadi jarang merawat diri. Seandainya masih ada—" Perkataan Sean terputus karena ia mendengar langkah kaki seseorang masuk kearea dapur

"Astaga Sean. Lihatlah dirimu itu sekarang. Kupis tipis, rambut agak panjang, pakai kaos oblong putih, celana pendek sepaha. Ck. Ck. Ck. Tak patut." Joe mengkritik penampilan Sean sekarang dan lelaki bermarga Kim itu siap untuk memulai perang

"Hei diam kau! Kau tidak lihat apa yang aku pegang?!" Sean mengacungkan pisau runcing didepan Joe dan dengan sigap Ruby menutup mata Sena

The Heart Wants ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang