Langkah dari tungkai mungil dengan tangan menggenggam gelas kosong menuju kekamar sang ayah yang tidak pernah dikunci, "Ayah sama bunda ngapain? Kok begitu?"
"Kenapa selimut tebal itu gerak-gerak? Apa yang ayah dan bunda lakukan dibawah selimut tebal?" Sena masih dibalik pintu hanya kepalanya saja yang menyilap masuk menyaksikan adegan gerak-gerak dibawah selimut
Fyi, hanya telapak kaki mereka saja yang kelihatan selebihnya tertutup selimut tebal.
Sang pelaku hanya melakukan itu dibawah selimut tebal dipagi hari.
Dibalik selimut tebal yang menutupi tubuh—menimbulkan pikiran negatif siapapun yang melihatnya, Sean mengelus surai hitam Brenda tanpa henti dan menatap kedua netra mantan istrinya yang berkaca. Sean mendekatkan bibirnya kearah telinga Brenda—berbisik dengan deep voice serak yang membuat bulu kuduk Brenda meremang, "Semalam kau tidak tidur sama sekalikan? Aku tau Brenda. Dan jangan menangis lagi ya? Aku tidak suka melihatmu menangis."
Brenda membisu, menggeleng lalu menyembunyikan wajahnya kedada bidang Sean. Isak tangis yang semakin pecah membuat hati Sean berdesir perih. Perih seperti luka yang diberikan olesan garam atau perasan jeruk nipis.
Sean memberanikan diri untuk menangkup wajah dan mencium bibir Brenda, sebagai penenang, "Anggap saja ciuman dipagi hari."
"Sena juga mau ciuman dipagi hari!"
Lantas mereka bangun dengan posisi Brenda yang memeluk Sean sedangkan yang dipeluk melingkarkan tangan dipinggang Brenda. Sena tersenyum lebar dan menyibak poninya kebelakang. Memperlihatkan jidad mulusnya dan tak lupa ia mencondongkan badan kedepan, "Ayo ayah cium Sena juga dijidad!"
Sean menggendong putri kecilnya dan mencium bibir mungil Sena, "Tumben mau dicium sama ayah, biasanya tidak mau."
"Masa bunda ada yang dicium, Sena juga mau."
"Ini rasakan ciuman ayah." Sean memberikan serangan ciuman pada seluruh wajah Sena hingga putri kecilnya merengek untuk berhenti menciumnya, "Sudah cukup ayah, kumis ayah sangat tajam!"
Sean menggigit pelan hidung Sena lalu mengambil tangan Brenda untuk ia genggam dan menuju dapur. Brenda menatap wajah Sean, "Aku baru merasakan hal ini Taeger. Menggenggam tanganku dan menggendong Sena secara bersamaan. Bisakah kita seperti ini sedikit lebih lama? Umur adalah rahasia Tuhan dan bisa saja ini permintaanku yang terakhir."
Sean mengelus lembut puncak kepala Brenda dan mengecupnya, "Jangan berbicara seperti itu. Tanpamu aku tidak ada."
"Uhuk! Uhuk! Air mana air!" Naomi refleks menepuk pelan punggung Ruby dan memberikan air putih agar ia berhenti batuk
Ruby, Naomi, dan Joe menyaksikan adegan langka. Mulut Joe terbuka lebar sedangkan Ruby menghapus air matanya—air mata karena terbatuk akibat menyaksikan adegan Sean dan Brenda.
"Sean maafkan aku sudah membuatmu khawatir karena telah menjemput Sena tanpa sepengetahuanmu." Sean mengangguk mendengar ucapan Ruby dan mendudukkan Sena dikursi makan
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Wants ✔
FanfictionMain Cast : - Taehyung Kim as Sean Kim - Suzy Bae as Brenda Bae Kata perceraian tidak membuat Brenda Bae dan Sean Kim menjauh layaknya pasangannya lain yang telah berpisah. Perceraian itu membuat mereka semakin dekat dan menjadi racun untuk Brenda y...