A little braver

322 58 356
                                    

Devan tau apa yang kini Brenda tunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan tau apa yang kini Brenda tunggu. Siapa lagi jika bukan pria dengan ego besar---Sean Kim.

Sejak Brenda mengeluarkan apa yang ia rasakan di taman rumah sakit tadi, Sean tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Pria Kim itu menghilang seperti ditelan bumi. Bahkan ia sama sekali tidak ada usaha untuk mengejar Brenda.

Brenda duduk diatas ranjang dengan kaki menjuntai kebawah. Tatapan netranya begitu dalam sehingga siapapun yang nenatapnya bisa merasakan betapa perihnya luka yang ia alami hari ini. Devan tau ini semua adalah salahnya dan ia memberanikan diri untuk mengakui kesalahannya pada Brenda. Setidaknya Devan lebih berakal dari pada Sean.

Devan ikut duduk ditepi ranjang dan menjuntaikan kakinya. Ia memberanikan diri untuk memegang tangan Brenda, "Maafkan aku, Bren. Ini salahku."

Wanita Bae itu menarik tangannya dari genggaman Devan. Ia tetap berdiam diri. Kini tidak ada lagi cairan bening yang membasahi kedua pipinya seolah hari ini seperti matinya perasaan Brenda. Devan mengerti maksud tindakan Brenda. Ia perlahan bangkit dan pergi meninggalkan Brenda seorang diri. Devan sangat ngerti bahwa Brenda membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.

Pria Cha itu telah hilang dari pandangan netra Brenda namun ia tetap bergeming seperti semula. Dirinya seolah kehilangan semangat untuk melakukan apapun saat ini. Semangat Brenda telah disedot oleh Sean yang sangat egois.

"Bunda!!!!"

Lantas Brenda berpaling dan ia dapati buah hatinya berlari kearahnya. Brenda turun dari ranjang dan mendekati putri kecilnya yang semakin mendekat, "Bunda maafin Sena ya? Sena baru bisa jenguk bunda."

Brenda mengusap air mata Sena lalu ia menggendongnya dan mendudukkannya diatas ranjang, "Sena adalah alasan bunda bertahan."

"Apa maksud bertahan itu, Brenda?"

Suara itu.

Brenda sangat kenal dengan pemilik suara tersebut.

Brenda terdiam saat suara itu menyapa rungunya dan ia merasa bahwa jantungnya telah jatuh diatas usus. Brenda meneguk saliva dan memberanikan diri untuk menatap mantan bapak mertuanya---Kevin Kim yang kini menatapnya.

"Tuan Kim---" Tuan Kim menggeleng saat Brenda memanggil dirinya dengan sebutan seperti itu dan ia membenarkan panggilannya, "Ayah. Aku adalah ayahmu."

"Bunda beberapa hari ini Sena tinggal dirumah kakek. Rumah kakek sangat besar! Ayo bunda kita tinggal dirumah kakek. Ajak ayah juga. Sena merindukan ayah dan bunda dalam satu rumah!" Brenda hanya bisa memberikan anggukkan dan senyuman pada putri kecilnya yang belum tau apa yang kini telah terjadi

"Brenda mau---" Devan tersentak dan bergeming kala ada orang lain yang menjenguk Brenda. Devan percaya pria itu adalah orang yang begitu berwibawa dan hangat. Ia membungkuk hormat pada Kevin Kim yang kini menatapnya dengan senyuman hangat

The Heart Wants ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang