Lost

278 47 35
                                    

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

"Kau mau ke mana, Sean?" Ruby menghentikan langkah Sean saat ia melihat pria kim tersebut tergesa-gesa

Sean hanya menatap wajah Ruby beberapa detik lalu ia keluar dari kamar hotelnya sembari ia menutup pintu kamar hotel dengan keras menimbulkan bunyi dentuman.

Ruby kembali duduk lemas di sofa dan mengeluh, "Sean semakin gila, Devan."

"Itu belum seberapa dengan rasa sakit yang Brenda alami. Namun karma Sean sangat mengerikan. Ia langsung ditinggal mati oleh Brenda dan Sena." Devan menjawab perkataan Ruby namun tatapannya lurus ke depan

Sean berlari kecil---terus mengedarkan pandangannya mencari sosok wanita yang ia sebut sebagai Brenda. Bahkan pria Kim itu tanpa sadar terus berjalan sembari mencari keberadaan wanita yang ia sayang.

Dada pria Kim itu kembang kempis karena terus berlari. Ia membungkukkan badannya sejenak dan kembali melihat sosok Brenda yang melintas di depannya, "Brenda?"

"Brenda..." Sean memegang bahu wanita itu yang ia sebut sebagai Brenda

Wanita itu menjauhkan perlahan tangan Sean dari bahunya, "Maaf, aku bukan Brenda."

"Maafkan aku." Sontak Sean membungkuk hormat meminta maaf pada wanita itu karena telah lancang memegang bahunya

Kepala Sean terasa seperti ingin pecah. Ia sangat susah membedakan kenyataan dengan ilusi karena peristiwa buruk yang menimpa dirinya. Kaki pria Kim itu terus melangkah hingga ia sampai di rumahnya.

"Brenda... Sena..." Bibir Sean terus memanggil kedua wanita tersebut. Ia masuk kedalam rumah menuju kamarnya untuk merebahkan dirinya yang sangat lelah

"Ayah rindu Sena..." Racau Sean dengan mata tertutup. Ia mengacak sprai dan meneteskan air matanya

Isak tangis Sean pecah. Ia menangis sejadi-jadinya karena ia sangat yakin bahwa Brenda dan Sena benar-benarnya pergi meninggalkannya. Pria Kim itu mulai menyalahkan dirinya sendiri, "Jika saja aku menahan mereka, ini pasti tidak akan pernah terjadi. Brenda dan Sena tetap berada disisiku hingga saat ini."

"Aku kehilangan dirimu dan Sena untuk kedua kalinya karena kebodohanku sendiri." Kedua netra Sean tertutup rapat dan ia merasakan cairan bening itu membasahi wajahnya

Di kamar hotel tepatnya diruang tamu, Ruby terus menatap arjoli yang melingkar apik di lengan kirinya, "Kini waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Di mana Sean berada?"

"Aku harus mencari Sean. Kau mau ikut?" Ajak Devan pada Ruby dengan air wajah yang jelas terlihat khawatir

Ruby mengangguk lalu ia menepuk bahu Devan, "Ayo lekas cari Sean. Jangan sampai ia melakukan hal aneh."

"Kau tau di mana tempat Sean sering kunjungi?" Devan melemparkan pertanyaan pada Ruby yang kini terfokus pada arah luar

"Bar? Hotel tempatnya bekerja? Ahh sungguh aku tidak yakin dengan hal itu." Pria Jeon itu semakin frustrasi

The Heart Wants ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang