There for you pt.2

284 59 116
                                    

"Aku akan membawamu kesuatu tempat, Bren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan membawamu kesuatu tempat, Bren. Mari melihat pantai dan langit biru yang cerah."

Brenda mengangguk setuju lalu Devan langsung melajukan mobil milik Brenda. Wanita Bae itu masih bergeming bahkan ia terus menatap jalan raya. Beberapa kali Devan dapati Brenda menghela napas panjang. Devan tau masih banyak yang Brenda sembunyikan namun ia mengubur dalam-dalam agar ia bisa berubah seutuhnya.

Brenda menatap wajah Devan yang kini sangat fokus pada jalan, "Kau tau rasanya dibunuh tapi tidak mati?"

Devan menggeleng dan ia menoleh sebentar ke arah Brenda menyakinkan diri sendiri bahwa wanita Bae itu tidak apa-apa, "Brenda kau yakin tidak apa-apa?"

"Apa aku terlihat seperti nenek renta yang akan meninggalkan? Tidak kan? Aku baik-baik saja. Berhenti mengkhawatirkanku." Ucap Brenda lalu ia kembali menatap lurus ke arah jalan raya sembari menunggu waktu sampai di tempat tujuan dengan selamat

Setiba di pantai, Brenda dan Devan duduk di tepi pantai dengan beralaskan sepatu. Kedua makhluk itu menatap hamparan laut biru yang sangat luas nan indah membuat mata segar memandang. Di tambah langit yang cerah membuat Brenda semakin merasa hidup dan ia menatap Devan yang duduk di sebelah kanannya, "Kau selalu bisa membuatku senang, Devan. Terima kasih atas usahamu itu."

Devan tersipu dan ia tidak bisa menahan senyumannya yang terus mengembang, "Sama-sama, Bren."

"Kita dekat namun masih banyak hal misteri tentangmu yang aku belum ketahui." Devan menatap wajah Brenda yang fokus pada hamparan laut biru. Tanpa berpaling, Brenda mengulas senyumannya, "Dari 100% kau hanya mengetahui 25%."

"75% itu aku simpan sendiri dan tidak ingin membagikannya dengan orang lain. Cukup aku saja yang mengetahuinya." Final Brenda sembari menggulung celananya dan ia berdiri menuju air laut yang siap membasahi kakinya

Pun Devan melalukan hal yang sama seperti Brenda lakukan. Setelah menggulung celananya, Devan berdiri di samping Brenda, "Karena kita butuh privasi. Tidak baik membagikan semua kisah hidup dengan sesama manusia. Mereka bukan perduli. Mereka hanya ingin tau lalu akan mempermainkan hidupmu saat mereka mengetahui rahasia hidupmu."

"Devan sudah tumbuh dewasa." Brenda mendongak dan tanganya menjulur keatas seraya mengacak surai Devan. Pipinya mulai merona kembali dan Devan menutupi wajahnya dengan alasannya ia lupa memakai sunscreen

Melihat tingkah tersipu Devan yang sangat menggemaskan, Brenda terus menggoda Devan hingga pria Cha itu tidak menutupi wajahnya lagi. Wajahnya bak kepiting rebus dan itu membuat perut Brenda terasa di gelitik. Brenda tertawa hingga perutnya terasa kram, "Astaga Devan! Mengapa hal itu terjadi padamu, hah? Kau sangat lucu dengan wajah semerah itu!"

"Karena kau adalah cinta pertamaku." Tawa Brenda terhenti dan ia menatap wajah Devan yang sangat serius. Alih-alih mencium Brenda, Devan mencondongkan tubuhnya untuk mendekap Brenda erat. Wanita yang berada di dalam dekapannya diam membatu. Ia merasakan detak jantung Devan yang berpacu dengan cepat dan ritme jantung mereka berlawanan. Mengingatkannya kembali pada detak jantung Sean yang sama dengannya

The Heart Wants ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang