Heart of the ocean

290 49 146
                                    

Brenda menatap jam digital yang menunjukkan pukul 5 AM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brenda menatap jam digital yang menunjukkan pukul 5 AM. Kepalanya sedikit pening karena kebanyakan minum soju semalam. Brenda dapati tangan kekar Sean yang memeluknya. Perlahan ia mengangkat tangan kekar Sean dan menaruhnya pelan lalu beranjak dari tempat tidur serta tak lupa ia menyelimuti tubuh Sean menggunakan selimut tebal.

Sebelum masuk ke aktivias pagi, Brenda mengikat rambutnya dengan gaya cepol lalu membilas wajah dan menyikat gigi. Ia menatap wajah basahnya dari pantulan cermin lalu tersenyum seorang diri untuk menyemangati diri sendiri yang telah hancur.

Dimulai dari menyetrika pakaian kantor Sean, menyiapkan pakaian dan buku pelajaran untuk Sena sekolah, membuat sarapan, membersihkan diri kemudian lanjut mengganti perban lukanya.

"Bangun Kim!" Teriak Brenda yang berada ditepi tempat tidur membuat Sean dengan mudah menarik tangan Brenda dan wanita Bae itu tertarik kedalam dekapan Sean

Sean memeluk Brenda seperti ia memeluk guling. Brenda melepaskan pelukan Sean lalu menepuk pipi Sean dengan sedikit keras karena pria itu tidak mau bangun sementara waktu terus berjalan, "Bangun Kim!"

"Iya! Aku bangun!" Sean kesal lalu mendudukkan dirinya. Ia menatap Brenda yang telah menyilangkan tangan didepan dada dengan tatapan mematikan, "Bren, kau berubah."

"Berubah menjadi lebih cantik." Sambung Sean tanpa menerima jawaban dari Brenda. Wanita Bae itu beranjak meninggalkan Sean seorang diri dikamar dengan ribuan tanda tanya yang menyerbu kepalanya

Sean terus menjatuhkan atensinya pada pribadi Brenda dengan gaya rambut cepol membuat kesan tersendiri bagi Sean. Mengetahui dirinya sedang diawasi, Brenda menatap Sean dengan malas, "Setidaknya aku masih punya belas kasihan membuatkan sarapan untukmu. Tadinya aku hanya ingin membuat sarapan untuk diriku sendiri tapi mengingat dirimu yang akan kelaparan membuat hatiku mengasihanimu."

"Dan poin terpenting, aku muak lihat wajahmu, Kim." Brenda menghempas piring makannya lalu ia beranjak menuju ke ruang khusus untuk mempercantik diri

Kim? Ya Tuhan. Itu adalah sinyal bahwa Sean dalam bahaya. Jika Brenda memanggil Sean hanya menggunakan marga maka ada suatu hal yang terjadi dan keselamatan Sean terancam.

Atensi Brenda jatuh pada sosok Sean yang menyilangkan tangan dan menatapnya dengan tatapan menginterogasi saat Pria Kim itu berada ditengah bingkai pintu ruang khusus. Brenda menghela napas dan menatap tatapan Sean, Brenda menunjuk diri Sean dan dirinya sendiri secara bergantian dengan nada bicara penuh penekanan disetiap kata, "Kau dan aku adalah satu hal yang sangat rumit."

"Kau yakin bisa melupakanku?" Nada suara Sean yang terkesan meremehkan itu membuat Brenda bangkit dari kursi rias berjalan mendekatinya lalu mengelus rahang kanan Sean yang tajam, "Kau pikir dirimu siapa berkata seperti itu? Kau kesana kemari memberikan luka. Aku bisa bertaruh bahwa aku bisa melupakanmu. Dan disaat kau sengsara jangan harap aku ada untukmu, sayang."

The Heart Wants ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang