Dear heart

415 71 428
                                    

Sean melipat tangan didepan dada dan mencoba menahan rasa yang membakar hatinya, "Apakah aku cemburu? Bagaimana bisa aku cemburu dengan dokter bertampang bocah seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean melipat tangan didepan dada dan mencoba menahan rasa yang membakar hatinya, "Apakah aku cemburu? Bagaimana bisa aku cemburu dengan dokter bertampang bocah seperti itu. Aku lebih mengenal Brenda daripada dirinya."

Sebelum melangkah lebih jauh, Sean menyibak rambutnya kebelakang memperlihatkan jidad idaman wanita, melepaskan satu kancing kemeja, dan melonggarkan dasinya yang terasa sangat mencekik leher. Ia ingin mengalahkan pesona dokter yang kini menarik perhatian Brenda.

Sean cemburu. Sangat.

"Ehem." Sean berdehem. Sengaja menghentikan aktivitas Devan yang masih menyuapi Brenda yang telaten

"Taeger Kim!" Brenda bersorak dan mengembangkan senyuman terlebar yang pernah Sean dan Devan lihat. Brenda sangat senang saat melihat Sean yang kini tengah ia rindukan

Sean merampas tempat makan Brenda dari tangan Devan dan menatap pria itu dengan tatapan—aku ingin melenyapkanmu.

"Aaaaaaaa." Sean mencoba meniru gaya Devan saat menyuap Brenda. Dirinya berharap Brenda akan membuka mulut dan memakan dengan lahap

Namun tidak semudah itu. Brenda menggeleng dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya, "Kenapa tidak mau makan Bren? Nanti sakit loh tidak makan."

"Mohon dilihat Tuan." Devan menunjuk ketempat makan Brenda. Sudah dua mangkuk bubur wanita itu habiskan karena kelaparan dan kini ia telah kenyang

"Hei dokter muda lekas jalankan tanggung jawabmu sebagai dokter. Jangan melarikan diri dengan alasan kau menjaga wanitaku. Masih banyak pasien yang harus diperiksa." Sean mengusir Devan dengan cara halus. Sangat halus bahkan terdengar dengan jelas apa maksud tujuan ucapannya tersebut

Devan membungkuk hormat lalu ia meninggalkan ruang inap. Brenda terus menatap punggung Devan semakin jauh. Sean membuyarkan lamunan Brenda dengan mengecup dan sedikit menggigit bibir Brenda.

Brenda memajukan bibirnya berusaha melihat apakah bibirnya terluka. Sean semakin gemas dan terus memandangi wajah Brenda, "Koala ku."

"Aku manusia! Bukan koala!" Brenda merajuk dan ia kembali merebahkan diri dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimu tebal

"Ya sudah aku pulang." Sean sengaja ikut merajuk agar Brenda kembali menatapnya dan benar itu terjadi. Brenda menatapnya dengan netranya yang berkaca serta bibirnya yang melengkung kebawah

"Utututu bayi besarku nangis~~~" Sean memajukan bibirnya dan berhasil membuat Brenda gemas. Ingin rasanya ia menyimpan bibir Sean untuk dirinya sendiri

"Mengapa kau mengatakan bahwa aku ini koala? Mirip dari segi mana?" Brenda menatap wajah Sean yang berusaha menahan tawa, "Karena kau selalu aku gendong dipunggung maupun didadaku. Kau terlihat seperti koala."

"Waktu istirahatmu akan berakhir 20 menit lagi."

"Kau masih ingat waktu istirahatku? Bagaimana bisa?" Sean tidak percaya dengan ucapan Brenda. Wanita yang telah ia tinggal masih mengingat waktu istirahatnya, "Karena semua tentangmu tertanam dengan jelas diotakku. Waktu istirahatmu 1 jam kan? Sekarang bersiaplah."

The Heart Wants ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang