Aaric menertawakan dirinya sendiri saat melihat Nicholas duduk disudut bar sedang bercumbu dengan seorang wanita seksi yang berada dipangkuannya.
Aaric benar-benar kesal saat semua upayanya membalas Nicholas sia-sia.
"Brengsek!" Umpatnya.
Aaric kemudian memesan segelas beer dan duduk di depan meja bar panjang. "Pantas saja Nicholas tidak menyentuhnya, ternyata dia hanya gadis bayaran. Brengsek, benar-benar brengsek!" Umpatnya.Tapi Aaric merasa ada yang aneh disini. Seharusnya Nicholas tetap akan mendatanginya untuk sekedar mengejeknya dan mentertawakannya karena yang telah ia lakukan tidak berpengaruh apapun padanya.
"Atau jangan-jangan gadis itu tidak mengatakan apa pun pada Nicholas?"
Aaric mengangkat kedua bahunya acuh, kemudian menghabiskan beernya dan meningalkan beberapa dolar di meja bar lalu pergi meninggalkan tempat itu.*****
"Nicholas, tolong jangan mengacaukan perusahaan! Semua keputusan yang akan keluar dalam perusahaan kau harus merundingkannya dulu dengan papa, mengerti!" Ucap Albert.
"Baik papa."
"Papa tidak perlu mengkhawatikan perusahaan. Karena aku tidak akan mengecewakan papa."
"Pesawat akan berangkat sebentar lagi, sebaiknya papa dan Alicia segera masuk ke ruang tunggu!""Baiklah Nicholas. Jaga dirimu baik-baik. Papa akan memgisahakan secepatnya segera kembali."
"Baik pap. Papa dan Alicia juga harus berhati-hati disana. Aku berharap semoga ini adalah keputusan yang tepat untuk Alicia." Ucap Nicholas sambil menatap ke arah Alicia yang kini berdiri di dekat Albert terlihat ketakutan karena banyak orang yang lalu lalang disekitar mereka.
"Alicia akan baik-baik saja. Papa yakin ini yang terbaik untuknya."
"Kami akan masuk sekarang Nicholas!""Baik papa, kabari begitu kalian sampai di Jerman."
"Oke. See you." Ucap Albert kemudian memeluk Nicholas.
Nicholas membalas pelukan papanya kemudian mendekati Alicia dan membelai lembut kepala Alicia.
"Aku akan mendoakan untuk kesembuhanmu Alicia. Aku harap kau akan bahagia setelah ini. Dan aku harap kau akan memaafkan semua kesalahanku padamu."Alicia menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, tetapi Nicholas tau Alicia mendengarkan setiap apa yang ia katakan padanya
*****
Lima tahun telah berlalu. Setelah Alicia berhasil melewati masa krisisnya dan sembuh dari traumanya. Alicia kini telah berhasil menjalani hidup normal seperti layaknya gadis seusianya.
Alicia juga kuliah dan lulus dengan nilai yag memuaskan. Alicia memutuskan akan bekerja dan menetap di Jerman meskipun papa dan kakaknya sering memintanya untuk pulang ke New York.
Alasan Alicia tidak ingin kembali ke New York adalah karena kejadian itu. Alicia benar-benar ingin melupakan kejadian buruk yang sudah menimpanya waktu itu. Kejadian yang sudah merubah hidupnya.
Meskipun Alicia sudah dinyatakan sembuh, tetapi sebenarnya ia belum sembuh sepenuhnya. Setiap kali Alicia teringat kejadian itu, masih saja membuat Alicia mendapatkan serangan panik. Alicia selalu merasa sulit bernafas seolah-oleh ia sedang tenggelam di dalam air. Kejadian itu sepertinya tidak akan pernah bisa hilang dari ingatannya.
Dan itu semua ia sembunyikan karena ia tidak ingin lagi membebani pikiran papa dan kakaknya. Sudah cukup bagi alicia melihat papa dan kakaknya selalu mencemaskan dirinya.*****
"Lihalah Boo, masih saja ramai dibicarakan di media kalau Albert Maxime mempunyai seorang anak perempuan dari wanita lain. Apa berita itu benar Boo?" Tanya Anna pada suaminya Peter sambil menatap televisi yang sedang menampilkan berita tentang Albert Maxime.
"Ya, sepertinya itu memang benar. Aku pernah bertemu dengan Diana Maxime. Melihat bagaimana sifat dan karakter Diana Maxime yang sebenarnya, tidak heran jika Albert mempunyai affair dengan wanita lain dibelakangnya." Jawab Peter.
"Mentang-mentang kau pria jadi kau membenarkan perselingkuhannya dan membelanya? Apa kau juga akan melakukannya disaat aku juga menyebalkan?" Tanya Anna marah.
"Bukan seperti itu Love. Tentu saja aku tidak akan melakukannya karena aku mencintaimu. Kau jangan salah paham padaku oke! Kau akan mempunyai pendapat yang sama denganku setelah kau bertemu dengan Diana Maxime secara langsung. Percayalah, dia memang wanita yang sangat menyebalkan." Ucap Peter.
"Siapa yang sedang kalian bicarakan mom, dad?" Tanya Aaric yang mencuri dengar ketika ia sedang melewati ruang keluarga saat akan menuju ke kamarnya.
"Aaric, kau baru pulang nak?"
"Kemarilah! Duduk disini, didekat mommy!" Pinta Anna."Banyak kursi yang kosong Love, mengapa kau memintanya duduk disebelahmu hm?" Protes Peter.
"Cukup Boo! Dia anakmu bukan orang lain, hentikan sikap cemburuanmu itu!" Jawab Anna kesal.
Aaric memutar bola matanya jengah. Daddynya selalu seperti remaja yang sedang jatuh cinta setiap kali daddynya cemburu pada mommynya. Padahal usianya sudah memasuki kepala enam.
"Siapa yang sedang kalian bicarakan tadi?" Tanya Aaric setelah mencium pipi kanan dan kiri mommynya kemudian duduk disebelah mommynya."Kami sedang membicarakan Albert Maxime dan putri tidak sahnya." Jawab Anna sambil mengarahkan dagunya ke layar televisi agar Aaric melihatnya.
"Oh lihat itu, paparazi mendapatkan foto gadis itu. Cantik sekali." Lanjut Anna.Lalu Aaric ikut menatap ke arah layar televisi. Gambar seorang wanita yang sangat ia kenali muncul memenuhi layar televisinya. Matanya membesar, lidahnya tak dapat berkata-kata. Tak dapat ia percaya bahwa wanita itu adalah Alicia, Alicia Watson yang kini berubah nama menjadi Alicia Maxime.
Itukah sebabnya ia tidak bisa menemukannya selama ini? Karena nama belakangnya telah diubah. Ya, diam-diam Aaric mencari keberadaan Alicia. Entah terobsesi atau karena ia belum menghilangkan perasaan dendamnya pada gadis itu. Karena yang Aaric masih merasakan marahnya hingga sekarang. Aaric sebenarnya juga merasa aneh, karena bukan Nicholas yang ia benci, melainkan gadis itu. Gadis yang ternyata adik Nicholas sendiri.
"Jadi dia adik Nicholas?" Ucapnya lirih."Apa yang kau katakan sayang?" Tanya Anna.
"Tidak ada mom. Jadi dia anak Albert maxime yang dimaksud?" Ucap Aaric.
"Ya, menurut yang mommy dengar gadis itu tinggal di Jerman selama ini. Lihatlah keterangan foto itu! Foto itu diambil saat Albert mengunjunginya disana." Jawab Anna.
"Paparazi sungguh mengerikan. Aaric, kau harus selalu berhati-hati. Jangan sampai kau membuat skandal diluar sana. Atau kau akan habis menjadi bulan-bulanan media." Ucap Peter pada Aaric
"Ya daddy." Jawab Aaric kemudian.
Aaric terhenyak, ia mengingat kejadian lima tahun yang lalu. Jika itu terblow up sekarang, bukan hanya dia, tetapi nama besar keluarganya pun ikut dipertaruhkan karena membawa nama Maxime. Karena Aaric tau kekuasaan ayahnya pun tidak akan bisa melawan mereka karena mereka juga twrmasuk keluarga terpandang. Dan tidak mungkin juga akan bisa diselesaikan dengan uang. Ia harus mencari cara untuk membungkam gadis itu. Apapun resikonya.
-bersambung-
Segini dulu gpp ya, buat ngobatin kangen kalian he he...😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )
RomanceSequel dari Marrying Mr Arrogant. Bisa dibaca terpisah. Cerita ini mengandung kekerasan seksual dan kata-kata kasar. Jadi yang gak suka sebaiknya jangan baca ya!😉 *** Alicia Watson, merasa takdir hidupnya sangatlah tidak adil untuk ia jalani. Ia di...