Aaric tertidur lelap setelah sex maraton yang telah ia lakukan bersama Alicia dari siang hingga menjelang malam hari.
Sebenarnya tubuh Alicia juga lelah, tetapi sulit bagi Alicia memejamkan matanya walau hanya untuk sejenak.
Harga dirinya sudah hancur terinjak-injak. Hati dan pikirannya seolah tak mampu lagi merasakan dan berfikir tentang apa yang harus ia lakukan dikemudian hari jika hal seperti ini terus-terusan akan ia alami selama hidupnya masih terkekang oleh Aaric. Bahkan untuk menangisi dirinya sendiripun Alicia sudah tidak mempunyai tenaga lagi.
Alicia salah jika saat-saat dimana psikisnya terganggu dulu adalah titik terberat dihidupnya. Karena yang sebenarnya, titik terberat dihidupnya adalah saat ini, saat dirinya berada di dekat Aaric dan kebebasan Alicia berada digenggamannya. Tersiksa fisik dan mental membuat Alicia ingin mati saja dari pada mengahadapi semua ini disisa hidupnya selama terus menerus. Teringat akan papanya membuatnya mengurungkan keinginannya itu. Ia tidak ingin egois, tetapi apa yang menimpanya saat ini sangatlah berat jika ia harus menanggungnya seorang diri.
Alicia tidak tau lagi, sebenarnya sebesar apa kesalahannya hingga membuat Aaric sangat membencinya dan tega melakukan ini semua padanya. Bukankah Aaric sudah membalasnya 5 tahun yang lalu? Dan bukankah jika seseorang melihat orang yang dibencinya walaupun hanya bayangannya saja pasti tidak akan sudi untuk melihatnya? Tapi mengapa yang dilakukan Aaric malah sebaliknya? Meskipun Aaric selalu menyakiti Alicia, tetapi ia tetap memaksakan kehendaknya agar Alicia mau menikah dengannya. Seharusnya Aaric membiarkan perusahaan papa Alicia mengalami kebangkrutan dan bukan malah menggunakan investasi untuk mengancam Alicia agar mau menikah dengannya. Apa sebenarnya rencana Aaric pada dirinya? Ini semua membuat Alicia bingung. Alicia merasa ini sungguh tidak masuk akal.
Alicia merapatkan selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang terlanjang dan bersandar kepada kepala ranjang sambil menatap langit diluar yang sudah terlihat semakin gelap. Lamunannya terhenti dan membuatnya terkesiap saat Aaric tiba-tiba bergerak dan melingkarkan tangannya ke perut Alicia kemudian menariknya hingga Alicia jatuh menimpa tubuh Aaric yang terbaring terlentang.
Alicia menatap Aaric yang berada dibawahnya yang juga sedang menatapnya. Aaric merapikan rambut Alicia yang jatuh menutupi wajahnya dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menahan Alicia agar tidak bangun dari atas tubuhnya. Entah apa yang berada di dalam pikiran Aaric saat kemudian jari tangan kanannya membelai mata Alicia yang bengkak karena terlalu banyak menangis dan kemudian membelai bibir Alicia yang kini terlihat sangat pucat.
"Jangan terus melawanku Alicia!" Ucap Aaric lirih sambil menatap bibir pucat Alicia. Tidak mendengar jawaban Alicia, Aaric mengalihkan tatapannya dari bibir Alicia ke arah matanya.
Alicia tersentak, lalu buru-buru menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya. Alicia hanya tidak menyangka, baru kali ini Alicia mendengar Aaric berkata padanya dengan nada lembut dan ekspresi wajah yang terlihat menyesal. Namun itu hanya sesaat, atau memang hanya ilusi. Aaric kini terlihat seperti sebelumnya. Terlihat seolah sangat membenci Alicia.
"Aku ingin mandi dan berendam."
"Siapkan airnya sekarang!" Perintah Aaric kemudian.Alicia mengangguk lalu mencoba melepas pelukan Aaric dari pinggangnya tetapi tangan kiri Aaric masih kokoh memeluk erat pinggang Alicia.
"Untuk terakhir kalinya aku katakan padamu, bersikaplah seperti layaknya seorang kekasih padaku Alicia! Aku tidak perduli walaupun kau sangat membenciku. Yang harus tetap kau lakukan adalah tersenyum di depanku dan melayaniku seolah kau sangat mencintaiku."
"Dan jika sampai aku tidak puas dan marah dengan apa yang sudah kau lakukan, kau sudah tau hukuman apa yang akan menimpamu selanjutnya!"
"Terhitung mulai.... sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )
RomansaSequel dari Marrying Mr Arrogant. Bisa dibaca terpisah. Cerita ini mengandung kekerasan seksual dan kata-kata kasar. Jadi yang gak suka sebaiknya jangan baca ya!😉 *** Alicia Watson, merasa takdir hidupnya sangatlah tidak adil untuk ia jalani. Ia di...