Alicia mematut dirinya dicermin dan merasa kesal. Pasalnya ia harus berkali-kali menggati gaunnnya karena semua gaun miliknya yang ia pakai tidak bisa menutupi tanda merah dilehernya karena ulah Aaric kemarin.
Alicia melepas gaunnya dan melemparnya diatas tumpukan gaun yang mempunyai nasib yang sama dengan gaun itu di sofa.
Alicia berdiri di depan lemari pakaiannya, sibuk memilih gaun mana lagi yang bisa ia kenakan malam ini untuk makan malam bersama kedua orang tua Aaric di mansion mereka.
Pilihan Alicia kemudian jatuh pada gaun ketat berwarna hitam dengan kerah berbentuk turtle neck tanpa lengan dan panjang gaunnya hanya sepanjang lutut dengan belahan terletak di depan paha sebelah kirinya yang mencapai lebih dari setengah pahanya.
Alicia mengeluarkan gaun itu dari dalam lemari, kemudian membawanya ke depan cermin dan menempelkannya di depan tubuhnya. Alicia menghela nafasnya setelah melihat gaun itu.
"Ini terlalu sexy. Belahannya terlalu tinggi. Tapi hanya ini satu-satunya gaun yang bisa aku pakai malam ini. Semua gara-gara Aaric, jika saja Aaric tidak memberiku tanda merah dileher, pasti aku sudah memakai pakaian yang lain yang terlihat lebih sopan." Gerutu Alicia.Baru saja Alicia akan memakainya, pintu kamarnya terbuka dan kemudian Aaric masuk setelahnya.
Alicia menengok kebelakang dan panik karena saat ini ia haya mengenakan pakaian dalamnya saja. Alicia berusaha menutupi tubuhnya dengan gaun yang ia pegang tadi dan berjalan mundur kebelakang.
"Ba...bagaimana kau bisa masuk?" Tanya Alicia panik dengan dada berdegup kencang.
"Pintunya tidak terkunci." Jawab Aaric santai sambil melangkahkan kakinya mendekat kearah Alicia.
"Ma..maksudku ba...bagaimana ka...kau bisa sampai ke kamarku?"
"Mrs. Maxime yang menyuruhku dan mengantarkanku kesini. Bagaimana bisa aku menolaknya."
Alicia memejamkan matanya. Alicia geram, Diana memang sangat lancang dan kelewatan.
"Kau bisa menunggu dibawah, a..aku akan bersiap sebentar lagi! Aku janji tidak akan lama."
Aaric berhenti tepat di depan Alicia yang kini sudah terpojok karena punggungnya sudah menyentuh lemari pakaiannya.
Aaric tersenyum miring kemudian mengambil paksa gaun yang Alicia gunakan untuk menutupi tubuh bagian depannya. Mulanya Alicia enggan melepasnya, tetapi melihat tatapan tidak suka Aaric padanya membuat Alicia akhirnya mau melepas genggaman tangannya dari gaun itu.
Aaric mengangkat dan merentangkan gaun itu dengan kedua tangannya, kemudian melihatnya sekilas. Seringaian tampak dibibirnya.
"Cukup sexy, tetapi untuk saat ini, apa yang kau kenakan jauh terlihat lebih sexy bagiku."Alicia menelan ludahnya dengan susah payah. Dalam hatinya merutuki ulah Diana yang menggunakan segala macam cara agar tujuannya bisa tercapai.
Aaric kemudian melempar gaun itu diatas tumpukan gaun Alicia yang lain, kemudian mengukung Alicia dengan meletakkan kedua tangannya di pinggang Alicia dan mendorong Alicia hingga Alicia terhimpit rapat diantara lemari dan tubuh Aaric.
"Dan sangat menggoda." Lanjut Aaric dengan berbisik tepat ditelinga Alicia dengan mata meredup tertutup oleh nafsu.
Alicia berkali-kali menelan ludahnya, ia menggigit bibir bawahnya karena panik.
"Aa...aaric, se...sebaiknya aku bersiap atau kita akan terlambat." Ucap Alicia dengan gugup.Aaric mengangkat tangan kirinya, lalu melihat jam yang ada dipergelangan tangannya.
"Yah kau benar, aku tidak akan cukup hanya sekali saat melakukannya. Tapi... kau bisa. Masih ada waktu 30 menit sebelum kita berangkat." Aaric menyeringai setelah mengucapkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )
RomanceSequel dari Marrying Mr Arrogant. Bisa dibaca terpisah. Cerita ini mengandung kekerasan seksual dan kata-kata kasar. Jadi yang gak suka sebaiknya jangan baca ya!😉 *** Alicia Watson, merasa takdir hidupnya sangatlah tidak adil untuk ia jalani. Ia di...