BAB 6

6.9K 317 11
                                    

Satu minggu setelah kejadian di cafe malam itu, Nicholas tidak pernah menemui Alicia lagi. Untuk Alicia sendiri, ada perasaan lega tetapi ada juga perasaan bersalah.

Lega karena untuk sementara ini ia terbebas dari Nicholas. Dan bersalah karena telah ikut andil dalam rusaknya hubungan percintaan antara Aaric dengan kekasihnya. Apalagi Alicia tahu, saat itu Aaric juga sedang berduka atas meninggalnya kakeknya.

Tatapan terluka dan kecewa Aaric selalu terbayang dibenak Alicia. Itu seolah menjadi beban tersendiri untuk Alicia. Seandainya ada sesuatu hal yang bisa ia lakukan agar ia bisa memperbaiki perbuatannya dan sedikit mengurangi rasa bersalahnya kepada Aaric, maka dengan senang hati akan ia lakukan.

Alicia menghembuskan nafasnya kasar, seolah dengan begitu ia bisa mengeluarkan rasa bersalah dan sesaknya dari dalam pikiran dan dadanya.
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Seandainya saja aku tau siapa kekasih pria itu agar aku bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi malam itu kepadanya."
"Ya tuhan... perasaan bersalah ini membuatku tidak tenang."

Alicia menatap malas pada jam dinding yang berada diatas pintu kamarnya saat ternyata jam itu sudah menunjukkan pukul 5 pagi.
"Bahkan sudah dua minggu dari sejak kejadian itu dan aku masih saja tidak bisa tidur setiap malamnya karena rasa bersalah ini."

Alicia memutuskan untuk mandi dan membuat sarapan sinple untuk dirinya sendiri sebelum akhirnya ia berangkat kerumah sakit untuk menggantikan papanya untuk menemani mamanya. Kali ini Alicia memilih berangkat lebih pagi. Biasanya Alicia akan sampai di rumah sakit pada pukul 8 pagi. Tapi tidak untuk hari ini, Alicia memutuskan akan berangkat lebih pagi pada pukul 6.30 agar ia bisa mengalihkan pikiran yang membebaninya dengan cara berada di dekat mamanya.

-----

"Pagi mama, pagi papa." Sapa Alicia begitu ia masuk kedalam ruangan mamanya.
"Bagaiamana kabar mama hari ini?" Tanyanya kemudian.

"Pagi sayang. Mama merasa kondisi mama semakin hari semakin baik." Jawab Elena lirih tapi dengan senyum yang merekah bahagia tampak diwajahnya.

Elena terlihat lebih segar dan jauh lebih sehat dari pada waktu awal sebelum masuk kerumah sakit. Dan itu membuat Alicia senang.

"Pagi Alicia." Jawab papanya.
"Tumben sekali kau datang sepagi ini?" Tanya papanya kemudian.

"Ya papa. Aku bangun terlalu pagi dan tidak tau harus berbuat apa, jadi aku memutuskan untuk ke sini lebih awal." Jawab Alicia.

"Sudah sarapan?"
"Mau papa pesankan sesuatu untukmu?" Tanya Albert.

"Terima kasih papa, tapi tadi aku sudah sarapan di apartemen sebelum berangkat kesini."
"Lebih baik papa bersiap ke kantor sekarang, papa tenang saja! Ada Alicia yang akan menemani mama disini."

"Baiklah sayang. Kebetulan papa ada meeting penting pagi ini."
"Papa akan kembali kesini begitu pekerjaan papa sudah selesai. Tolong jaga mama untuk papa!" Kata Albert kepada Alicia.

"Papa tidak perlu khawatir! Alicia akan disini sampai waktunya papa datang nanti." Jawab Alicia.

"Tidak usah terburu-buru Albert, jangan sampai pekerjaanmu terganggu karena aku!"
"Kau tidak usah mencemaskanku! Banyak orang-orang yang profesional disini. Jadi bekerjalah dengan tenang!" Ucap Elena meyakinkan Albert.

"Baiklah Elena. Aku akan meneleponmu nanti begitu aku senggang. Cepatlah sembuh!"
Ucap Albert sambil membelai lembut pipi pucat Elena.
Elena mengangguk dan tersenyum kepada Albert sebagai jawaban.
"Papa pergi Alicia. Kalau terjadi sesuatu segera hubungi papa!" Lanjutnya setelah menghadap ke arah Alicia.

"Ya papa." Jawab Alicia.

Setelah kepergian Albert, Elena memanggil Alicia dan menyuruhnya untuk duduk di sisi tempat tidurnya. Setelah Alicia duduk disampingnya, Elena pun mulai bertanya kepadanya.
"Apa yang kau fikirkan hm?"
"Kau terlihat gelisah akhir-akhir ini."

Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang