BAB 31

12.1K 325 127
                                    

Nicholas menatap sendu punggung Jeremy sebelum ia menghilang dibalik pintu kamar rawat inapnya. Jeremy terrlihat terluka. Nicholas menyesal karena ia telah memberikan harapan kosong padanya.

Yah, melihat betapa bahagianya Alicia membuatnya memilih merelakan Alicia berada di samping Aaric. Ia yakin Aaric akan menjaga Alicia dan mencintainya seperti apa yang telah ia ucapkan padanya tadi.

Lalu Nicholas menunduk menatap amplop coklat yang ada dipangkuannya. Amplop coklat pemberian Aaric.

Nicholas masih belum membukanya walaupun ia sangat penasaran dengan isinya. Nicholas memejamkan matanya, ia meremas amplop itu karena ia merasa takut. Takut jika apa yang ia curigai ternyata adalah benar.

Nicholas menarik nafasnya panjang sebelum akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka amplop itu.

Nicholas membacanya perlembar demi perlembar.

Nicholas terhenyak mengetahui kebenarannya. Bukti-bukti yang ia pegang sudah cukup untuk memenjarakan mereka. Ia tidak perduli dengan pamannya Rudolf, Tetapi akankah ia tega memenjarakan ibunya sendiri?

Nicholas sudah menduganya, dalang dibalik semua ini adalah mamanya sendiri, tetapi ia tidak menyangka bahwa pamannya juga ikut terlibat.

Masih ada foto yang terjatuh dari amplop itu yang belum Nicholas lihat. Nicholas mengambil foto itu dengan tangan gemetar.

"Mama? Apa yang sudah mama lakukan?"

Nicholas meremas foto itu dengan amarah yang mulai tersulut. Foto itu foto Diana dan Rudolf yang sedang berciuman dan berpelukan.

-----

Nicholas sudah keluar dari rumah sakit. Semua keluarga menyambutnya  dirumah tak terkecuali dengan Aaric. Nicholas memutuskan berdamai dengan Aaric dan menyetujui permintaan Alicia untuk melupakan masa lalu dan memulai lembaran baru.

Nicholas merasa bahagia, tetapi masih ada yang mengganjal dihatinya. Ia harus menyelesaikan urusannya dengan pamannya. Kemudian Nicholas meminta Rudolf dan Diana untuk menemuinya di ruang kerja papanya.

Nicholas menatap Aaric sebelum ia meninggalkan yang lainnya. Dan Aaric memberikan dukungan kepada Nicholas dengan isyarat yang hanya dimengerti oleh mereka berdua.

"Ada apa Nicholas?" Tanya Rudolf dan Diana setelah Rudolf menutup pintu ruang kerja Albert.

Nicholas meminta paman dan mamanya untuk duduk didepannya, kemudian memberikan salinan berkas yang Aaric berikan sebelumnya. Tentunya berkas yang asli sudah ia serahkan kepada pengacaranya untuk diamankan. Nicholas meminta Rudolf dan Diana membacanya.

Wajah Rudolf dan Diana berubah pucat dan keringat dingin mulai menjalar diseluruh tubuh mereka. Selain itu rasa marah, kecewa dan sakit hati juga Diana rasakan karena Rudolf telah membohonginya.

Siasat Rudolf telah terbongkar. Rudolf memang memanfaatkan Diana dan menghasutnya untuk melenyapkan Albert, tetapi Diana tidak menyangka Nicholas juga menjadi korban karenanya. Yang sebenarnya terjadi diam-diam Rudolf menyiapakan rencana lain agar Nicholas juga ikut di dalam mobil yang sama dengan Albert yang remnya sudah mereka rusak. Rudolf juga ingin melenyapkan Nicholas karena ia ingin menguasai perusahaan Albert. Semua itu tidak akan terjadi jika Nicholas masih hidup.

Selain itu Rudolf selama ini juga mendekati Diana karena dari Dianalah ia mendapatkan uang dan hidup enak selama ini.

Tak ada pilihan lain, karena semua sudah terbongkar, akhirnya Rudolf mengakui semuanya. Tetapi ia juga mengancam akan menyeret Diana jika ia sampai masuk kedalam penjara.

Diana marah mendengarnya, tetapi untuk marahpun sebenarny Diana merasa malu kepada Nicholas.

Akhirnya Nicholas membuat perjanjian dengan Rudolf. Nicholas meminta Rudolf untuk meninggalakan perusahaan dan menjauh dari Diana dan keluarganya. Rudolf menyanggupi dan dengan raut muka masam, Rudolf mengajak istri dan anaknya untuk pergi meninggalakan kediaman Albert untuk selama-lamanya.

Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang