BAB 28

6.4K 360 90
                                    

Aaric menghela nafasnya saat melihat Alicia terlihat sangat ketakutan. Tak ingin lagi menyakiti Alicia, Aaric berjalan mendekati Alicia hanya untuk mengambil kartu akses keluar masuk apartemen milik Alicia yang berada di genggamannya. Setelah mengambil kartu itu Aaric kemudian meninggalkannya begitu saja.

Aaric memilih pergi karena tidak ingin melampiaskan amarahnya kepada Alicia. Cukup bagi Aaric melihat air mata Alicia yang terus mengalir karena ulahnya. Aaric tidak ingin Alicia semakin menjauh dan menyetujui saran Nicholas untuk pergi meninggalkannya. Alicia miliknya dan ia akan mempertahankannya dengan cara apapun.

Alicia terhenyak. Ia tak menyangka Aaric akan memilih pergi dan hanya mengurungnya di aparatemen sebagai hukuman. Benarkah Aaric sudah berubah? Bolehkan Alicia berharap demikian?

Kepergian Aaric juga membuat Alicia khawatir. Aaric pergi dalam keadaan marah. Alicia tidak ingin terjadi sesuatu padanya.

Ini semua memang salahnya. Seharusnya ia tak melanggar perintah Aaric untuk bertemu dengan Jeremy. Alicia benar-benar tidak tau kalau Aaric akan pulang siang ini.

Alicia mengambil ponselnya dari dalam tasnya dan mencoba menghubungi ponsel Aaric tetapi ponsel Aaric tidak aktif. Alicia tidak tau lagi harus berbuat apa. Ia ingin menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada Aaric, tetapi Aaric terlalu marah padanya saat itu walau hanya untuk mendengarkan penjelasannya.

Alicia melihat kondisi ruang tamunya yang berantakan dan memutuskan untuk membersihkannya selagi ia menunggu Aaric pulang.

Saat membersihkan pecahan kaca, Alicia melihat bucket bunga mawar merah yang tergeletak dilantai di dekat sofa yang tadinya di duduki oleh Aaric. Alicia mengambilnya kemudian menaruhnya di vas bunga yang ia ambil dari meja makan.

Melihat bunga itu, Alicia menjadi semakin merasa bersalah. Lalu ia mendapatkan ide untuk membuatkan makan malam spesial untuk Aaric.

Alicia membuka kulkasnya dan tampak kesal ketika melihat isi kulkasnya hanya berisi daging dan ayam juga sedikit wortel dan kentang. Ia bertambah kesal karena ia sekarang tidak bisa keluar walaupun untuk berbelanja.

Akhirnya Alicia memutuskan untuk membuat steak daging untuk makan malam Aaric.

Tetapi Alicia kecewa, sudah jam 9 malam Aaric masih belum juga menampakkan batang hidungnya. Makanan yang ia masak sudah berubah dingin dan sudah tak enak lagi dimakan. Alicia berjalan mondar-mandir di dalam apartemennya sambil menatap pintu lift yang masih tertutup.

Alicia sangat mengkhawatirkan Aaric apalagi ponselnya masih tidak bisa ia hubungi sampai sekarang.

"Dimana kau Aaric?" Tanyanya cemas.

Alicia memutuskan menunggu di ruang tamu agar saat Aaric pulang ia bisa langsung menemuinya.

Tepat pukul 1 dini hari, pintu lift apartemen mereka berbunyi tanda lift terbuka. Alicia lega Aaric sudah pulang. Lalu ia bergegas menghampirinya.

Hati Alicia sakit saat melihat Aaric pulang dengan kondisi mabuk dan pulang bersama dengan seorang wanita. Alicia mengesampingkan perasaannya. Ia mendekati Aaric untuk membantunya tetapi Aaric malah mendorongnya menjauh.

Alicia mulai menangis saat melihat Aaric dan wanita itu masuk kedalam kamar mereka.

Alicia kembali duduk di sofa ruang tamu. Kakinya terasa lemas. Air matanya tak hentinya menetes. Ia menangis tanpa suara. Hatinya terlalu sakit. Lagi-lagi Aaric telah menyakitinya.

Alicia tidak kuat lagi. Ia berfikir, mungkin berpisah adalah jalan yang terbaik. Ia akan menerima saran Nicholas. Besok pagi ia akan memberi tahu Jeremy untuk menyerahkan formulir itu padanya karena Alicia akan menandatanganinya. Alicia menyesal, seharusnya ia menerima saran Jeremy untuk membawa berkas itu pulang bersamanya.

Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang