BAB 29

6.8K 349 64
                                    

Setelah sampai dikamar mereka, Aaric menurunkan Alicia di atas ranjangnya.

Alicia langsung berguling menjauhi Aaric. Dan Aaric tertawa melihat tingkah Alicia yang menurutnya lucu.
Aaric baru menyadari, Alicia sangat menggemaskan saat ia marah.

"Jangan mendekatiku sebelum kau selesai menjelaskannya padaku!" Perintah Alicia dengan wajah cemberut.

"Kau berani memerintahku?" Tanya Aaric marah karena tidak suka Alicia memerintahnya. Sebenarnya bukan tidak suka, tetapi Aaric sebenarnya takut.  Aaric merasa, jika Alicia mulai berani melawannya ia tidak akan mau lagi menurut padanya. Dan Aaric takut jika hal itu sampai terjadi Alicia tidak akan takut lagi padanya dan akan dengan mudah meninggalkannya. Semua itu karena Aaric tidak ingin kehilangan Alicia. Aaric akan sangat egois jika itu berhubungan dengan Alicia.

Alicia tersentak dan menggigit bibirnya. Alicia merasa takut karena telah membuat Aaric marah.
"Tidak." Jawabnya lirih.

"Kemari!" Perintah Aaric yang kemudian langsung dituruti oleh Alicia.

Aaric bersandar pada kepala ranjang lalu menarik Alicia agar bersandar padanya.

Tidak dipungkiri, berada dipelukan Aaric sekarang membuat Alicia merasa sangat nyaman.

Kemudian, sambil membelai rambut panjang Alicia, Aaric mulai menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

"Kau ingin tau bukan mengapa aku pulang siang ini?" Tanya Aaric sambil menciumi puncak kepala Alicia.

Alicia hanya mengangguk sebagai jawaban karena ia pun sebenarnya penasaran.

"Aku merasa bersalah karena sudah marah-marah padamu pagi ini. Karena itu aku memutuskan untuk pulang siang hari untuk memberimu kejutan dengan menemanimu menjenguk Nicholas dirumah sakit siang ini."

Alicia menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya karena terkejut. Sungguh sikap Aaric membuatnya terharu. Alicia menyesal karena telah mengacaukan rencana mereka hari ini.

"Aku juga membeli sebucket bunga mawar merah untukmu sebagai permintaan maafku padamu."

Alicia mulai menangis. Sungguh ia merasa sangat bersalah dan sangat menyesal.
"Maafkan aku Aaric." Ucapnya sambil terisak.

Aaric mengusap punggung Alicia untuk menenangkannya. Lalu Aaric menarik nafasnya panjang sebelum melanjutkan ucapannya kembali.
"Mobilku sudah hampir sampai ke apartemen ketika aku melihatmu menyebrang jalan dan masuk ke dalam cafe yang berada di seberang jalan. Aku memutuskan untuk turun dari mobil dan mengikutimu masuk ke cafe itu. Awalnya aku mengira kau hanya ingin makan siang disana, tetapi apa yang aku lihat langsung membuatku marah dan kecewa karena kau tidak mendengarkan laranganku." Ada jeda sejenak sebelum Aaric melanjutkan lagi bicaranya.
"Melihatmu duduk berdua dengannya disudut ruangan membuatku ingin membunuh pria itu saat itu juga. Tetapi akhirnya aku memilih menunggumu di dalam apartemen karena tidak ingin membuat keributan disana."

"Kau tau pasti aku sangat marah Alicia. Kau tau seperti apa jika aku marah, aku bisa benar-benar menyakitimu tanpa memikirkan akibatnya setelahnya. Tetapi aku tidak ingin itu terjadi. Itulah sebabnya aku memilih pergi dan hanya mengambil kartu apartemen milikmu untuk mengurungmu disini."

Alicia mendongakkan wajahnya untuk menatap Aaric, kemudian Aaric menggunakan kesempatan itu untuk mencium bibir Alicia.

"Aku tidak ingin menyakitimu lagi Alicia." Ucap Aaric disela-sela mereka berciuman.

Alicia melepas pangutan bibir mereka.
"Lalu kau pergi kemana setelah itu? Aku tidak bisa menghubungi ponselmu dan itu membuatku khawatir."

"Aku kembali ke kantor." Jawab Aaric.

Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang