BAB 14

6.4K 336 73
                                    

Alicia membuka matanya perlahan. Rasa pusinglah yang petama kali ia rasakan. Alicia terbelalak saat menyadari ia sedang tidak berada didalam kamarnya.

Alicia terduduk setelah teringat ia berada didalam kamar apartemen milik Aaric dan langsung memeriksa pakaian yang ia kenakan apakah masih menempel padaya atau tidak.
Dan Alicia bernafas lega saat ternyata yang ia takutkan tidaklah terjadi.

"Sudah?" Tanya Aaric yang sedari tadi berdiri di balkon kamarnya dan dalam diam memperhatikan apa yang sedang Alicia lakukan.

"Akh." Pekik Alicia terkejut karena mengira ia hanya sendirian didalam kamar.

Aaric mendekati Alicia dan Alicia mundur hingga punggungnya membentur sadaran kepala ranjang.

Alicia memejamkan matanya saat kejadian lima tahun yang lalu muncul lagi dikepalanya. Kejadian yang sama persis seperti ini. Dimana Aaric menghampirinya setelah Alicia tersadar dari pingsannya.

Tubuh Alicia gemetaran dan Alicia menekan dadanya saat sesak nafas mulai melandanya.
"Jangan! Aku mohon jangan!" Ucap Alicia lirih tanpa ia sadari.

Aaric mengernyit, merasa aneh dengan sikap Alicia. Alicia terlihat sangat ketakutan padahal Aaric belum menyetuhnya sama sekali. menyadari ada yang tidak beres dengan Alicia, Aaric memegang kedua bahu Alicia untuk membuat Alicia menghadap kearahnya.

"Ada apa denganmu?" Tanya Aaric sambil mengguncang-ngguncang bahu Alicia.
"Alicia....Alicia....!" Panggilnya berulang kali.

Alicia membuka matanya, sesaat ia masih linglung. Lalu kesadaran perlahan menghampirinya. Ia mendorong dada Aaric dan melompat turun dari ranjang.

Dengan ritme nafas yang masih tidak beraturan, Alicia memberanikan diri untuk mengatakan kepada Aaric bahwa ia ingin pulang. Sungguh berada di dekat Aaric adalah sangat buruk untuk kondisi psikisnya.

"A..aku ingin pulang!" Ucap Alicia dengan bibir yang bergetar.

Aaric menatap lurus ke arah Alicia yang kini berdiri gelisah dengan wajah pucatnya. Aaric mengira keadaan Alicia saat ini karena tadi ia bermimpi buruk atau sedang berhalusinasi efek dari pingsannya.

"Aku akan mengantarmu pulang!" Ucap Aaric kemudian.

Tidak ada perlawanan, tidak ada penolakan. Saat ini Alicia memilih menurut untuk menghindari perdebatan yang akan menyulut amarah Aaric padanya. Alicia takut, Aaric akan melakukan sesuatu padanya termasuk menyakitinya.

-----

Alicia sudah jauh lebih tenang saat mobil Aaric tiba di depan rumahnya.

Sambil menunduk, Alicia meminta  kepada Aaric untuk tidak menemuinya lagi. Alicia juga meminta agar Aaric mau memaafkan dirinya dan melupakan saja kejadian lima tahun yang lalu. Aaric tertawa dan membuat bulu kuduk Alicia meremang karena takut. Alicia bahkan takut menatap Aaric saat ini.

"Aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu Alicia. Bahkan jika kau lupa, aku dengan senang hati akan mengingatkannya kepadamu." Ucap Aaric kemudian.

Alicia pasrah, ia sudah kehabisan kata-kata. Aaric sangat keras kepala dan rasa bencinya pada Alicia sepertinya sudah mendarah daging pada dirinya. Alicia memutuskan untuk keluar dari mobil Aaric.

Tapi sebelum Alicia keluar dari mobil, Aaric menarik lengan Alicia.
"Sampai jumpa besok Alicia."

Alicia menyentak lengannya dan buru-buru keluar dari mobil Aaric.
"Kita tidak akan bertemu lagi Aaric!" Ucap Alicia.

"Ha ha ha.... berani bertaruh? Kau sendiri yang akan mendatangiku besok dan berkata padaku kau mau menikah denganku." Ucap Aaric dengan menyeringai.

Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang