BAB 13

6.5K 365 79
                                    

Berhubung aku lihat viewer BAB 12 lebih sedikit dari BAB 13. Aku takutnya kalian lewatin baca BAB 12nya. Jadi aku sengaja tambahin disini nih buat ingetin kalian kalo kamarin itu double up. Kasian aja yang gak tau trus bacanya lompat-lompat.

Happy reading everyone.😉

Diluar rencana, pekerjaan yang seharusnya selesai sore ini mengalami masalah dan baru selesai tepat pukul 8 malam.
Aaric menyadari ia akan terlambat datang ke acara makam malam yang telah lama ia nanti-nantikan. Maka Aaric bergegas keluar dari kantornya dan sedikit berlari untuk memasuki mobinya kemudian ia mengebut agar ia bisa sampai sebelum mereka meninggalkan restoran.

Tak lama Aaric pun sampai direstoran tersebut.
"Maaf saya datang terlambat." Ucapnya lalu mengulurkan tangan untuk memperkenalkan dirinya dengan Rudolf Maxime, istrinya Mirina Maxime, anaknya Catherine Maxime dan keponakannya yang terlihat gelisah dan terlihat pucat saat ini, yaitu Alicia Maxime.

Pandangan Aaric tak pernah lepas dari Alicia semenjak ia datang. Alicia masih sama seperti yang dulu. Hanya saja ia terlihat lebih matang sekarang.

Kemudian setelah perkenalan resmi tersebut, mereka melanjutkan obrolan santai mereka.
Aaric yang merasa obrolan kedua orang tuanya dan Rudolf Maxime menjurus ke arah perjodohan yang Aaric duga ia akan dijodohkan dengan Catherine, maka sebelum itu terucap, dengan lantang Aaric berkata,
"Mom, aku ingin menikah dengannya!"

"Uhuk...uhuk....uhuk..." Alicia tersedak, dengan raut muka cemas, Anna menghampiri Alicia dan membantunya minum untuk meredakan batuknya.

Catherine terlihat sangat marah dan merasa sangat dipermalukan saat itu. Tetapi ayahnya memegang tangannya untuk menyuruhnya diam dan mengontrol emosinya.

"Kau tidak apa-apa sayang?" Tanya Anna kepada Alicia.

"Iya.. saya baik-baik saja Mrs. Benjamin." Jawab Alicia lalu memandang Aaric dengan ekspresi takut diwajahnya.

"Sepertinya anakku menyukaimu sayang." Kata Anna terlihat tulus.

"Tapi maaf Mrs. Benjamin, keponakan saya sudah mempunyai seorang kekasih." Kata Rudolf terlihat tenang.

"Oh benarkah? Sayang sekali." Ucap Anna kecewa lalu kembali duduk ke kursinya.

Peter tersenyum dan menggenggam jemari Anna lembut. Peter tau Anna lebih menyukai Alicia dibandingkan dengan Catherine.

"Aku tidak perduli. Putuskan hubungan mereka! Dan mulailah merencanakan pernikahan kami!"
"Jika mommy dan daddy ingin melihatku menikah, buatlah ini terjadi!" Kata Aaric angkuh.

"That my boy." Bisik Peter ke telinga Anna dan dihadiahi cubitan diperutnya oleh Anna.

"Sayang, tapi..." Ucapan Anna terpotong oleh Aaric.

"Just do it mom!" Ucap Aaric dengan menatap Alicia yang saat ini sudah berkeringat dingin.
"Baiklah Ms. Alicia Maxime, sebaiknya kita tinggalkan mereka agar mereka bisa mulai membahas tentang pernikahan kita. Dan kita akan menggunakan kesempatan ini untuk.....lebih saling mengenal satu sama lain." Ucap Aaric lalu berjalan ke arah Alicia yang sedang terbengong, Aaric menarik pergelangan tangan Alicia agar mengikutinya keluar dari ruangan itu.

"Long time no see Alicia." Bisik Aaric ditelinga Alicia yang membuat Alicia menegang.

-----

"Le....lepaskan aku Aaric! Biarkan aku pergi!" Ucap Alicia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman tangan Aaric.

"Mengapa aku harus melepaskanmu jika pertemuan kita hari ini adalah hari yang selalu aku nanti-nantikan selama ini?" Alicia bergidik ngeri setelah mendengar ucapan Aaric padanya.

Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang