BAB 19

5.8K 312 58
                                    

"Kau benar-benar membuatku marah Alicia!"

Alicia menunduk dan memejamkan matanya. Sungguh ia tidak tau apalagi kesalahannya hingga sampai membuat Aaric marah kali ini. Alicia merasa apapun yang ia lakukan selalu salah dimata Aaric.

"Tok tok tok." Seseorang mengetuk pintu kamar Aaric. Alicia membuka matanya dan menatap wajah Aaric yang masih menatapnya dengan tatapan dingin.

Alicia melihat Aaric menggerakkan kepalanya yang Alicia tangkap sebagai perintah untuk menyuruhnya masuk kedalam kamar mandi. Alicia menurutinya dan langsung berlari masuk kedalam kamar mandi.
Siapapun yang mengetuk pintu itu, Alicia sangat berterima kasih padanya karena telah menyelamatkannya dari kemarahan Aaric saat ini.

Setelah memastikan Alicia masuk kedalam kamar mandi, Aaric membuka pintu kamarnya.
"Mom?" Ucap Aaric setelah melihat si pengetuk pintu kamarnya adalah Anna, mommynya.

Bibir Anna mengerucut.
"Baguslah aku segera kesini. Mommy menyesal menyuruh Alicia ke kamarmu setelah mengingat bahwa kau tak lebih mesum dari pada daddymu." Omel Anna sambil mengelap bekas lipstik di bibir Aaric dengan menggunakan ibu jarinya. Aaric hanya memutar bola matanya.
"Sekarang dimana Alicia?" Tanya Anna kemudian.

"Di dalam kamar mandi mommy." Jawab Aaric.

"Kau tidak melakukan lebih dari sekedar ciuman kan?"

"Mom?" Protes Aaric.

"Baiklah-baiklah."
"Kalau begitu, turunlah sekarang biarkan mommy yang menunggu Alicia disini!"

Aaric ingin protes tetapi ia sadar ia tidak punya pilihan lain. Mommynya sangat sulit dibantah, jadi ia menuruti perintah mommynya.
"Oke mom." Ucapnya kemudian keluar dari kamarnya.

Anna duduk di ranjang Aaric dan sedang membuka salah satu aplikasi pada ponselnya saat Alicia keluar dari dalam kamar mandi.

"Mrs. Benjamin?" Panggil Alicia terkejut karena bukan Aaric yang ia lihat melainkan Anna.

Anna mendongak dari layar ponselnya.
"Mommy sayang!" Ucap Anna membetulkan panggilan Alicia padanya.
"Kau sudah selesai?" Tanyanya.

"Ya, mommy." Jawab Alicia dengan tersenyum.

"Aku menyuruhnya turun, ayo kita susul mereka!" Ucap Anna ketika melihat Alicia mencari keberadaan Aaric dikamarnya.

"Ah.. ya mommy." Jawab Alicia tersipu karena terpergok sedang mencari keberadaan Aaric, kemudian Alicia mengikuti Anna keluar dari kamar Aaric.

"Aku mendengar dari Aaric, ternyata kalian sudah saling mengenal sejak lama. Apakah karena itu kau begitu cepat menerima lamaran Aaric, padahal Mr. Rudolf Maxime saat itu mengatakan kalau kau sudah mempunyai seorang kekasih." Tanya Anna penasaran.

"Itu sebenarnya.... paman Rudolf menginginkan Catherine lah yang akan bersanding dengan Aaric. Jadi dengan mengatakan aku sudah mempunyai kekasih, paman berharap Aaric akan beralih memilih Catherine." Terang Alicia.

"Jadi kau belum mempunyai kekasih waktu itu?" Tanya Anna.

Alicia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lalu, apa yang membuatmu menerima anakku? Kau belum menjawabnya Alicia."

"Itu.... mungkin mommy benar karena kami sudah mengenal sejak lama." Ucap Alicia lirih lalu terlihat murung setelahnya.

"Ada apa? Apa Aaric menyulitkanmu?"

Alicia menyadari ia telah membuat kesalahan. Alicia langsung berusaha untuk menyanggahnya.
"Tidak mommy, bukan itu. Hanya saja, apa mommy tidak merasa ini terlalu cepat?"
"Maksudku, pernikahan kami apa tidak terkesan terburu-buru?"
"Bukankah kalian, maksudku... mommy dan daddy memerlukan beberapa waktu untuk mengenalku lebih jauh sebelum akhirnya mau menerimaku menjadi bagian dari keluarga kalian?"
"A..aku hanya takut aku mengecewakan kalian nantinya."
"Apalagi aku hanyalah anak ha....."

Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang