BAB 27

6.8K 323 128
                                    

Setelah kejadian dirumah sakit waktu itu, Aaric menjadi sangat protektif. Ia bahkan melarang Alicia pergi kerumah sakit sendiri dan melarang Alicia untuk keluar dari apartemen kecuali bersama dengan dirinya.

Aaric cukup tenang saat Alicia menurut dan tidak membantah semua perintahnya. Alicia juga menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri yang baik. Alicia melayani semua kebutuhan Aaric, mulai dari memasak, menyiapkan bajunya, hingga dalam urusan ranjang. Sikap Alicia membuat Aaric yakin bahwa Alicia benar-benar ingin menjalani pernikahan ini bersamanya.

Satu minggu sudah berlalu. Cuti libur Aaric sudah selesai dan ia harus mulai kembali bekerja dikantornya.

Pagi ini, Aaric sudah rapi dengan kemeja dan celana hitamnya, sedangkan Alicia masih menggunakan baju tidur satin berwarna soft gold sepanjang paha yang ia lapisi dengan baju luaran yang berbentuk kimono dengan bahan dan warna yang sama dengan baju tidurnya.

Alicia berinisiatif memasangkan dasi untuk Aaric. Dan itu membuat Aaric sangat menyukainya. Melihat mood Aaric sedang bagus, Alicia memberanikan diri meminta izin pada Aaric untuk menjenguk Nicholas dirumah sakit.

"Aaric, bolehkan aku menjenguk Nicholas siang ini?" Tanya Alicia dengan hati-hati.

"Tunggu aku pulang dari kantor. Aku akan mengantarmu kesana!"

"Tapi itu terlalu lama, bolehkan aku diantar oleh supir saja?"

"Apa kau tidak mendengar apa yang aku ucapkan Alicia?" Ucap Aaric mulai terdengar marah.

Alicia menghela nafasnya. Ia memilih menurut.
"Baik Aaric." Jawab Alicia lirih.

Setelah Alicia memakaikan dasi untuk Aaric, mereka keluar dari kamar menuju ruang makan untuk sarapan bersama.

Mereka makan dalam diam. Awalnya Aaric mengacuhkan sikap diam alicia, tetapi lama-kelamaan Aaric mulai kesal pasalnya Alicia hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa berniat untuk memakannya.

"KLONTANG!" Bunyi garpu dan pisau yang Aaric lempar ke atas piringnya mengagetkan Alicia. Sontak hal itu membuat Alicia terperanjat.

Aaric menatap marah Alicia dengan nafas memburu.
"Kau marah? Kau kesal karena aku melarangmu?"
"Kenapa? Kau tidak terima lalu bersikap seperti ini kepadaku?"

Alicia menunduk, ia tidak berani menjawab karena takut akan menambah kemarahan Aaric.

Melihat Alicia menunduk karena ketakutan. Aaric bersandar pada kursinya lalu memejamkan matanya. Ia menyesal. Lagi-lagi ia tidak bisa mengontrol emosinya.

Alicia melirik ke arah Aaric. Lalu ia berdiri dari kursinya.

Mendengar suara kursi berderit, Aaric membuka matanya dan menatap Alicia yang sudah berdiri dan berjalan mendekatinya.

Alicia sudah berdiri disamping Aaric. Awalnya Alicia ragu, tetapi akhirnya ia membungkukkan badannya dan memeluk leher Aaric.

Aaric seperti kehabisan kata-kata. Pelukan Alicia menenangkannya. Emosinya langsung hilang begitu saja. Tidak mau membuang-buang kesempatan, Aaric membalas pelukan Alicia dan menariknya untuk duduk diatas pangkuannya.

Dalam pangkuan Aaric, Alicia masih juga tak melepas pelukannya. Dan Aaric pun tampak nyaman berada dalam pelukan Alicia. Maka Aaric membiarkan saja mereka dengan posisi seperti itu.

"Maafkan aku Aaric."
"Maaf karena aku sudah membuat suasana hatimu menjadi buruk."
"Tidak masalah buatku jika harus kerumah sakit saat menunggumu pulang dari kantor. Atau jika kau tidak menyukai aku pergi menemui Nicholas, aku tidak akan pergi. Kau boleh melarangku."
"Aku...."

Aaric Revenge ( Tamat Versi Wp )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang