Empat Belas

4.2K 674 26
                                    

Mata bulat Lisa perlahan terbuka, napasnya sesak. Dengan segera ia membantingkan kaki jenjang-yang entah milik siapa- ke arah samping kirinya. Dengan setengah sadar cewek itu memukul mukul pundak, pinggang, dan bokong teman temannya.

Cara tidur mereka memang selalu acak acakan jika mereka menginap dengan formasi lengkap seperti ini. Kaki saling menyilang, tidur terbalik, bahkan pernah beberapa kali Vivi terguling ke bawah hanya karena Tana bermimpi menjadi atlet marathon hingga kakinya menendang ke sana kemari. Dan itu terjadi lagi malam ini. Untung saja kemarin malam Lisa sudah menyimpan karpet tebal nan empuk di seluruh sisi samping dan bawah tempat tidurnya agar ketika salah satu dari mereka terlempar ke bawah tak akan ada yang terluka.

"Udah jam tujuh, bangun woeyy.." Lisa menepuk nepuk tubuh ramping di sampingnya pelan, walaupun sebenarnya dirinya juga masih mengumpulkan kesadarannya.

Tok tok..

Pintu kamarnya terbuka, "Sarapannya sudah siap yaa." ucap asisten rumah tangganya yang langsung direspon dengan anggukan separuh sadar dari Lisa.

Hanya butuh satu jam bagi mereka untuk bersiap ke sekolah, wajar saja karena kamar mandi di rumah Lisa banyak sekali, hingga mereka semua bisa mandi dan bersiap di waktu yang bersamaan. No antre antre.

"Senin kemaren lo pulang bareng Jeil?" tanya Vivi di sela sela kegiatan mengemudinya.

"Heem, kenapa?"

"Enggak, anak anak basket banyak yang nanyain aja ke gue."

"Tumben lo mau nebeng sama cowok?" serobot Tana. Mengingat Lisa tak pernah pulang dengan sembarangan orang, terlebih lagi jika itu spesies dari yang namanya laki-laki.

"Gue ditinggal Jungkook," jawab lisa singkat, padat, dan jelas. Dia terlalu malas untuk mengingat kejadian mengerikan itu.

"Ditinggal?"

"Dia pulang bareng Ayu, padahal gue tau kalo jok belakang juga masih luas, toh cuma di isi sama tas dia doang. Tapi kayaknya gue bakal ganggu, jadi gue biarin aja-"

"Bangsat! Napa gak bilang ke gue?!"

"Emang mau lo apain, Tan?" timpal Chaila dari kursi depan.

"Kasih bogem lah, berani berani dia ninggalin sobat gue, sendirian pula, mana pasti udah sore-"

"Lo sendiri juga ninggalin gue, bego.. Maen pulang aja bareng si Eza," potong Lisa.

"Yeh.. Itu mah perkaranya beda lagi, honey."

"I see no beda."

Bantahan dari Lisa itu menjadi kalimat terakhir sebelum akhirnya mereka sampai di sekolah tercinta, menuruni mobil dengan elegan nan keren menjadi sebuah keharusan. Tak peduli seberapa garang para siswi yang tengah memandang mereka dengan tatapan tak suka, mereka hanya berjalan dengan santai menuju kelas mereka masing-masing. Maklum, tiga menit lagi bel masuk.

"Ntar gue ke kelas kalean, jangan ke kantin dulu yakk." teriak Tana dari pintu kelasnya.

Sekedar informasi, Tana tak sekelas dengan ketiga teman famous nya yang lain. Dia malah sekelas dengan si mojang dadakan, si wakil ketua OSIS, Rama, juga sang pujaan hati temannya yaitu si kurang ajar Jeon Jungkook.

Tanpa kata, Tana memasuki kelas dengan plang kecil di atas pintu bertuliskan 11 IPA 2-gini gini Tana itu masuk jurusan Ipa gaess, meski dia selalu berada di peringkat tiga terbawah.

Cewek yang tengah memperbaiki tatanan rambutnya itu mengikuti arah gerak Tana yang baru saja berjalan melewatinya menuju meja paling belakang.

"Apa?!" tanya nya galak ketika dia sudah duduk dan menghadap ke arah depan.

Lili Closet Film ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang