Aku beritahu kalian dari sekarang. Bahwa kepercayaan itu sulit di dapat, namun mudah hilang. So, jaga kepercayaan kalian baik-baik.
-Andreas Jeil Wijaya-
Sudah tiga bulan berlalu semenjak kejadian itu, namun Lisa belum pernah sekalipun melupakannya. Sungguh hebat jika ia bisa melupakannya secepat itu. Dan walaupun Lisa sudah berusaha semampunya untuk mencoba tak menghiraukan puluhan foto mengerikan itu, tapi hasilnya nihil. Ia malah semakin merasa yakin kalau dirinya memang selalu dibuntuti seseorang. Walaupun ia tak tau itu siapa.
Ah sudahlah, memikirkan itu selama berbulan bulan nyatanya tak membuat dia dihujani emas batangan juga, kan? Untuk apa terus terusan dipikirkan.
Lisa berusaha fokus pada dirinya sekarang. Matanya menatap lurus Jungkook yang juga tengah sibuk menyorot kameranya ke sana kemari.
Lelaki yang tengah memakai setelan luar biasa itu membuat Lisa betah-betah memandanginya walaupun dari jarak sejauh ini. Semakin dilihat Jungkook semakin tampan saja. Coba lihat baju yang begitu cocok dengannya sekarang, siapapun akan setuju jika Jungkook tampak seperti salah satu dari para Dewa yang sengaja Tuhan turunkan ke bumi dengan tujuan agar membuat para lelaki insecure melihat ketampanan cowok itu.
Cowok tinggi dengan balutan turtleneck berwarna hitam, dipadukan dengan long coat berwarna hitam juga, dan tolong jangan lupakan jeans hitamnya, pantofel berwarna senada, serta kaca mata yang sudah bertengger manis di hidung mancungnya. Membingkai dengan apik kedua mata bulat bak mata bayi itu.
Lisa terkekeh, kenapa sih cowok itu suka sekali dengan warna hitam? Padahal kan Jungkook juga cocok dengan warna-warna terang, sangat cocok malahan.
Sedang asyik meneliti pacarnya, sebuah tepukan berhasil membuat Lisa terperanjat.
Ia menoleh, "Ah.. Kenapa kak?" tanya nya ketika mendapati sosok Serina (salah satu panitia acara) sudah berdiri di belakangnya.
"Bisa minta tolong Jeka buat ke ruang klub dulu gak, katanya ada beberapa petuah dari ketua OSIS, ketua klub, sama ketua panitia juga." jelas Diana dengan lancar jaya, seperti seorang sales yang tengah menawarkan produk dagangan.
"Ah pokoknya para ketua mau ketemu dia dulu," tuturnya lagi, sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan. "Aku buru-buru, minta tolong yaa."
Dan tepat setelah Lisa mengangguk, Serina berlari dengan cepat.
Sepertinya dia sedang dalam keadaan darurat, pikir Lisa.
Dengan ringan, Lisa melangkahkan kedua tungkai jenjangnya ke arah Jungkook, namun sebelum ia mencapai cowok itu, cowok manis itu malah sudah menoleh terlebih dahulu.
Mata kelincinya membulat saat alisnya terangkat, "Kenapa?" tanya Jungkook.
Pasalnya, tadi Lisa sendiri yang bilang ia mau menunggu di samping panggung saja, tak mau mengekorinya. Takut mengganggu, katanya. Tapi sekarang cewek itu malah berlari lari kecil sambil tersenyum lebar ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lili Closet Film ✓
Fanfiction[Sebelum baca, aku saranin untuk follow akunku dulu yaa💜] "Btw, kamu bisa munduran gak? Badan kita hampir sentuhan." Bisiknya pelan. Lagi, Jungkook mengerjap. Ia baru sadar kalau dirinya sudah menghimpit Lisa bahkan lebih dekat dibandingkan denga...