38. RayVano

18.8K 749 105
                                    

"Menyesal. Itu yang mendeskripsikan gue setahun terakhir ini"

-Elvano Dirgantara-

...

"Maaf,kami baru saja mengecek jika Nyonya Salsabila Meyrani Hasan positif leukimia"

Deg. Semua kaget.

"Loh? Kami sudah tau dok. Bahkan sering rawat inap disini" Sahut Lisa,bunda Vano.

"Maksudnya gimana ya?" Sekarang gantian dokter laki-laki itu yang bingung.

"Salsa sudah divonis leukimia oleh dokter Elma bahkan sudah sering di rawat disini. Kenapa dokter baru tau?" Jelas Hasan, papa Salsa.

"Sebelumnya saya minta maaf,saya beserta team khususnya dengan dokter Elma selalu bekerja sama. Mustahil jika kami tidak tau pasien kami,dokter Elma pun tidak pernah cerita jika ada pasien leukimia anak SMA" Jelas Dokter Ridwan.

"Maksud Elfi ini gimana?" Guman Lisa.

"Lebih baik kita bicarakan di ruangan saya, saya akan ajak dokter Elma sekaligus" Saran Dokter Ridwan. Dokter itu pergi meninggalkan keluarga Vano dan Salsa.

Duk!

Vano terjatuh dari ranjangnya. Iya,dia memimpikan kejadian beberapa bulan yang lalu. Dia rindu Salsa,walaupun sudah mengikhlaskan nya.

"Gue kangen sama lo Sa"
"Gue janji bakal nepatin amanah lo ke gue"

**

Hari ini adalah hari keseratus kematian Salsa,dan tepat malam nanti akan diadakan doa bersama di rumah Vano. Acara diadakan di rumah Vano karena Pak Hasan dan istrinya ada pekerjaan mendadak di luar negeri.

"Jangan lupa ajak sahabat kamu untuk kesini ya!" Peringat Bunda Vano pada anaknya.

Vano yang sedang memakai sepatu hanya mengangguk. "Aku berangkat dulu ya bun"
Vano menyalami kedua orangtuanya.

"Hati-hati!"

"Iya"

Karena motornya di bengkel terpaksa Vano memakai mobil pemberian orang tuanya saat sweet seventeen tahun kemarin.

"Van,bareng ya.. Orang tuaku lagi kerja dan supir aku sakit"

Tiba-tiba terlintas ucapan Salsa saat Vano melihat ke rumah Pak Hasan. "Gue bahagia disini Sa,dan pastinya lo lebih bahagia disana" Guman Vano.

Akhirnya dia sampai di sekolah,dia memakirkan mobilnya di parkiran khusus mobil dan berlalu ke kelasnya. Di bangkunya sudah ada Tyo.

"Yo, bilangin ke yang lain nanti malam pergi ke rumah gue" Ucap Vano sambil meletakkan tasnya.

"Ngapain Van?"

"Seratus hari Salsa"

Tyo yang mendengar mengangguk pelan. Dia menoleh ke arah Vano yang sepertinya banyak fikiran.
"Lo kenapa? Masih mikirin Salsa?"

RayVano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang