20. RayVano

13.1K 495 11
                                    

*

Sudah satu minggu Raya kembali ke Jakarta dan pelajaran juga sudah aktif. Semalam Vano memberi pesan jika hari ini dia akan menjemput Raya ke sekolah. Raya pun mengiyakan,dan jujur dia juga rindu dengan Vano.

Selepas menggunakan sepatu Raya pamit dengan mamanya dan menunggu di kursi depan. Sesekali mengecek jam tangan di tangan kirinya. Sekarang sudah pukul setengah tujuh pas,dan belum ada tanda-tanda Vano datang.

Saat perasaan cemas di hati Raya ada bunyi hp nya yang menandakan jika ada yang sms. Raya mengeluarkan hpnya dan ternyata itu dari Vano.

"Sayang,aku gak bisa jemput kamu sekarang maaf."
"Bunda nyuruh aku nganter Salsa soalnya supir Salsa lagi sakit"
"Sekali lagi aku minta maaf,see you di sekolah."

Raya menghela nafas sebentar,dia tak boleh marah. Bagaimanapun dia tau kondisi Salsa saat ini. Salsa butuh perhatian dan dorongan,tak mungkin dia mengekang Vano, Vano dan Salsa itu bersahabat.

*

Di lain tempat,baru saja Vano turun dari lantai dua dan pergi ke arah meja makan.
"Ini sarapannya" Ujar bundanya sembari memberi sepiring nasi goreng

"Nanti berangkat bareng Salsa ya" Ucap tiba-tiba bundanya

"Kok aku sih bun? Aku udah ada janji mau jemput pacar aku" Tolak Vano tak setuju

"Vano! Kasian Salsa,dia lagi sakit. Lagian kan kalian tetanggaan,jadi gapapa lah" Bentak bundanya

"Bun,biar Salsa naik taksi aja ya" Pinta Vano mencari alasan

"Enggak Vano! Intinya Salsa harus berangkat sama kamu,bunda nggak mau tau" Setelah mengucap kalimat itu bundanya berjalan ke lantai atas meninggalkan Vano yang kesal setengah mati.

Dia mengeluarkan hpnya dan memberi pesan pada Raya jika janjinya tak bisa ia tepati. Setelah menyelesaikan sarapan,Vano mengeluarkan motornya dan menuntun sampai di rumah depan.

Dia membunyikan bel dan muncul Bik Sarti, pembantu Salsa.
"Den Vano,ayo masuk" Ujar Bik Sarti membukakan gerbang. Vano mengangguk dan membawa motornya masuk.

"Mbak Salsa ada di kamarnya den,den Vano kesana aja. Soalnya Bik Sarti mau nganter pak sopir cek ke rumah sakit" Ucapannya lagi sembari membuka pintu

"Iya bik, makasih"

Vano naik ke lantai atas tempat kamar Salsa. Dia mengetuk pintu dan memanggil nama Salsa.
"Hay,Van" Sapa Salsa lemah

"Salsa! Lo kenapa?" Teriak Vano saat melihat Salsa acak-acakan.
Bibir yang pucat,mata sembab,serta rambut yang acak-acakan. Tak hanya itu suara Salsa pun lebih pelan.

"Aku gapapa. Ayo berangkat" Ajak Salsa sambil menggandeng tangan Vano

"Enggak Salsa! Lo kenapa?" Cerca Vano dan memegang bahu Salsa

"Gapapa. Ayo berangkat"

Saat Salsa akan berjalan lagi tubuhnya limbung dan jatuh di pelukan Vano. Vano segera membawa Salsa masuk dan menidurkan di sofa dekat pintu

"Lo kenapa?" Tanya Vano lebih lembut

"Kepala aku pusing Vano,"

RayVano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang