37. RayVano

17.9K 778 89
                                    

"Dan sekarang gue baru percaya, penyesalan itu ada dan tempatnya di belakang,"

-Elvano Dirgantara-

...

Author POV

Indonesia,tanggal 05 Juli

Selamat datang tugas, selamat datang teman baru. Mungkin kata tadi cukup menjadi tema hari ini,hari pertama masuk sekolah dan hari pertama tahun ajaran baru. Setelah dua minggu cuti sekolah, saatnya anak dituntut untuk belajar lagi, mengerjakan tugas, presentasi di kelas, atau praktikum di lab.

"Bun,yah aku berangkat dulu ya" Pamit Vano.

Elvano Saka Dirgantara,sekarang sosoknya begitu berubah. Dia menjadi sedikit dingin, dingin ucapannya dan dingin wajahnya. Seperti tak ada tujuan hidup lagi.

"Hati-hati ya,semangat terus! Biarin Salsa bahagia disana"

"Iya yah"

Ya,Vano masih terpuruk karena meninggal nya Salsa. Dia belum merasa ikhlas walaupun sedikit kesal saat itu.

Tak terasa dia sudah sampai di gerbang SMA Pradipta,setelah memarkirkan motor dia melaju ke kelas barunya. Berhubung dia tak menjadi osis lagi,jadi tak perlu repot- repot untuk mpls tahun ini.

Vano membaca lembaran kertas yang tertempel di kaca,dia kelas Ipa lima. Dan sekelas lagi dengan Tyo.
"Satu bangku ya" Seru Tyo yang sudah di belakangnya

"Iya,ayo masuk!" Ajak Vano.

Vano dan Tyo memilih bangku di paling belakang di pojok kanan. Tyo yang duduk di paling pojok sedangkan Vano di sampingnya.

"Gue turut berdukacita ya atas meninggalnya Salsa" Ucap Tyo. Vano hanya menoleh pelan dan mengangguk sekali.

"Udah takdir,lagian gue udah ikhlas kok" Vano tersenyum.

"Nah,kalo gitu nanti malem kita ke kafe dong.. Kan udah lama kita gak main-main bareng" Ajak Tyo bersemangat

"Oke,maafin gue yang udah beda akhir-akhir ini"

"Siap bos!"

Sepuluh menit kemudian ternyata sudah bel masuk,wali kelas baru segera masuk kelas. "Perkenalkan saya Bu Tika guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas kalian"

"Iya Bu!"

"Nah,mungkin kita perkenalan lagi ya! Coba dari absen pertama!"

"Aidda Febilia Apriana!"

Satu persatu mereka bergantian untuk perkenalan, walau di selingi canda dan tawa karena ocehan manusia tak penting di Ipa lima ini.

"Bu,kok murid di kelas kita cuma tiga puluh empat ya? Padahal saat kelas sebelas dulu setiap kelas jumlahnya tiga puluh lima?" Tanya Annisa,gadis berponi Dora.

Fyi,dari kelas sepuluh jumlah anak Ipa selalu tiga puluh lima perkelas. Tapi saat kelas dua belas,dari Ipa satu sampai Ipa empat berjumlah tiga puluh lima,hanya Ipa lima yang berjumlah tiga puluh empat.

"Iya bu,anak Ipa satu sampe Ipa empat juga tiga puluh lima? Kenapa kita tiga puluh empat bu?" Sahut gadis caper yang duduk  di depan meja guru.

"Oh iya,satu teman kalian ada yang pindah jadi di kelas kalian hanya tiga puluh empat"

Deg.

Entah kenapa perasaan Vano malah tidak enak,dia berfikiran jika Raya yang pindah.
"Gak mungkin Raya dong yang pindah" Batinnya.

RayVano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang