16. RayVano

13.6K 549 11
                                    

*

Setiap hubungan pasti memiliki lika-liku,tak jarang bagi beberapa pasangan memutuskan untuk berhenti dan tak mau berjuang lagi. Tapi apa salah jika kita memberikan kesempatan kedua untuk seseorang.

Kesempatan artinya kita harus menjadi pribadi lebih baik lagi. Bukan berarti tetap stay di tempat tanpa melakukan perubahan. Setiap proses pasti menghasilkan sesuatu yang berharga. Asalkan proses yang kita lalui baik dan bertahap dengan benar.

Demikian Raya yang berharap perubahan Vano memang dilakukan selamanya,bukan hari-hari terdekat ini saja. Vano pun juga berusaha untuk membuat dirinya lebih baik,dirinya harus berubah karena dia tau mempertahankan hubungan tak semudah memulai hubungan di awal.

Sepulang sekolah Vano berjanji untuk mengajak Raya ke toko buku. Rayapun bahagia dan berharap jika Vano memang berubah.

"Guys,kalian pulang duluan aja ya" Ucap Raya tak enak kepada tiga sahabat nya.

"Loh,emang lo mau kemana?" Tanya Nita sambil memakan pangsit nya

"Gue ke toko buku sama Vano"

"Oh,dia udah berubah bener ya" Canda Elsa sembari merampas pangsit Nita

"Eh,punya gue itu semprul" Umpat Nita kepada Elsa

"Minta dikit aja kek,pelit lo" Ejek Elsa

"Udah minta gak makasih pula" Sindir Nita lagi

"Ya ya,maaf"

"Lo beneran mau beli buku kan Ray?" Tanya Hani yang dari tadi diam

"Iya,kalian duluan aja"

"Yaudah,kita balik dulu ya.."
"Bye"

"Bye!"

Raya pun menunggu Vano di parkiran. Dia masih melihat motor Vano yang terparkir rapi disana.
"Nunggu siapa?" Tanya Nendo yang mengambil motor hitamnya

"Vano"

"Oh,gue duluan ya Ray" Pamit Nendo lagi

"Iya, hati-hati!"

Sudah sepuluh menit Raya menunggu tapi belum juga wajah Vano nongol. Raya malah melihat Angga_sahabat Vano.

"Ngga,liat Vano enggak?" Tanya Raya memotong jalan Vano

"Oh,dia ada rapat osis sebentar. Gue disuruh ngomong ke lo,eh lo udah disini. Gue juga dari kelas lo" Jawab Angga panjang lebar

"Lah,lama nggak?"

"Katanya sebentar,cuma pembagian kelas pas pembiasaan"

"Yaudah deh"

Raya kembali duduk di kursi yang disediakan,Angga pun menyusul Raya.

"Nih,minum dari Vano" Ucap Angga memberikan sebotol air mineral dingin

"Eh,beneran nih?" Tanya Raya memastikan

"Iya,minum aja"

"Oke"

Benar kan Vano sudah berubah. Di tengah kesibukan nya dia masih memikirkan keadaan Raya saat ini. Menunggu dengan cuaca yang panas membuat siapa saja lelah. Untung Vano memberikan sebotol air dingin yang dia titipkan pada Angga.

"Cewek itu suka apa sih Ray?" Tanya Angga tiba-tiba

"Tergantung sih, karakternya gimana?"

"Dia feminim banget,kena panas aja langsung cuci muka"

"Oh,kalo gitu mah pasti dia suka yang berbau romantis. Coba lo kasih bunga atau coklat,ajak makan di restoran bintang lima" Ide Raya

"Beli bunga dimana sih?"

"Ya di toko bunga dong bambang" Ujar Raya kesal. Ya masa bunga ada di toko bangunan,yang benar saja.

"Lo mau nembak cewek ya? Emang udah move on dari Tasya" Tanya Raya saat mengingat hubungan Angga dan Tasya yang kandas sebulan lalu.

"Enggak,gue mau ajak dia balikan"

"What! Siapa sih yang ajak dia putus dulu?" Tanya kepo Raya

"Gue sih. Kemarin gue emang emosi banget karena dia jalan sama mantannya. Itupun gak ngasih tau gue. Ya gue kata-katain dong" beritahu Angga

"Emang siapa lo? Ngapain juga dia harus minta ijin sama lo? Orang tua juga bukan" Canda Raya yang langsung disikut oleh Angga.

"Ya kesel aja Ray. Masa jalan sama sampah sih,haha."

"Sampah lo bilang? Kalo lo balikan berarti ngambil sampah lagi dong?" Tanya Raya memutar balikan ucapan Angga

"Ya nggak sih," jawab gugup Angga karena merasa dia terjebak dengan ucapannya sendiri

"Ngga,dengerin gue ya. Seandainya kita udah punya mantan,bukan berarti dia sampah. Bedakan dong antara manusia dan sampah. Masa kita harus menyamai ciptakan Tuhan dengan sampah,nggak ngehargai banget gitu"

"Mantan juga pernah buat kita bahagia,nyaman, walaupun itu sekejap. Kalian sama-sama pernah saling mencintai,dan nggak seharusnya kita benci sama mantan. Mantan itu ibarat cinta pertama kita sebelum kita menemukan cinta sejati. Seharusnya kita bersyukur sama mantan,karena dia kita bisa menjadi lebih baik lagi, menjadikan masa lalu untuk pengalaman" Penjelasan Raya membuat diam seketika, seandainya Raya bukan kekasih sahabat nya sudah dia ambil dari jaman dulu.

"Hebat banget sih pacarnnya Vano" Ucap Vano yang sudah tiba disaat Raya asyik menceramahi Angga

"Eh,udah dateng. Ayo pergi keburu sore"

"Yaudah,ayo!"

"Ngga,gue duluan ya. Btw,thanks udah nemenin Raya"

"Yoi,siap Vano. Gue juga duluan,bye!"

"Inget ceramah gue ya Angga!" Teriak Raya pada Angga yang menjauhi mereka

"Sip"

"Sini aku pakein helm" Vano segera memasangkan helm kepada Raya

"Makasih"

"Iya,maaf ya udah buat kamu nunggu" Ucap Vano merasa bersalah

"Iya,gapapa. Aku tau kok kamu itu sibuk"

"Ayo naik,jangan lupa pegangan"

Raya memegang pinggang Vano, sedangkan Vano tersenyum di balik helm nya. Baru saja Vano akan menjalankan motornya hpnya berbunyi menandakan ada yang bertelfon.

"Angkat dulu sayang,siapa tau penting" Ucap Raya

"Iya,sebentar"

Vano mengangkat telfon nya dan betapa kagetnya saat bundanya yang bertelfon dan memberikan informasi jika sahabat kecilnya_Salsa dilarikan ke rumah sakit.

"Siapa?" Tanya Raya saat menyadari perubahan wajah Vano

"Salsa dibawa ke rumah sakit"

"Apa! Dia sakit apa Vano?" Tanya Raya yang ikut khawatir

"Gak tau"
"Kita ke toko buku ditunda dulu ya,bunda nyuruh aku kesana. Soalnya orang tua Salsa lagi ada di Bali" Pinta Vano lagi merasa bersalah

"Gapapa,kamu ke rumah sakit sekarang. Aku biar naik angkot" Raya turun dari motor dan mengembalikan helm nya kepada Vano.

"Maafin aku ya Ray,maaf banget"

"Gapapa. Kamu hati-hati,jangan lupa makan ya!"

"Iya,kamu juga hati-hati"

Vano melepaskan helm nya dan tiba-tiba dia mengecup kening Raya lembut, walaupun sebentar.
"Maaf sekali lagi,aku sayang kamu"

"Aku juga sayang kamu,aku duluan ya nyari angkot"

"Iya sayang,love you"

"Love you too"

Raya melangkahkan kakinya ke halte samping sekolah. Walaupun Raya tak suka jika Vano memilih Salsa,untuk saat ini biarlah dia mengalah. Vano dan Salsa saling menyayangi sebagai sahabat,Raya pun juga masih memiliki sikap tenggang rasa.

"Semoga kamu cepat sembuh ya Salsa,aku nggak benci kamu kok selama ini. Aku cuma kesel liat Vano yang lebih memprioritaskan aku daripada kamu"

*
Jangan lupa vote dan komen!

RayVano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang