*
Sekarang di ruang tamu rumah Salsa ini hanya ada suasana tegang. Ada Vano,Salsa,Bik Sarti,Bunda Vano,dan pembina osis yang baru hadir.
"Jadi untuk ibunda Vano sebelumnya saya mengucapkan minta maaf,karena sudah mengganggu waktu ibu"
"Saya kesini itu sebenarnya mau ke rumah Vano,yang tadi katanya sakit. Saya kesini hanya bermaksud menjenguk dan memberikan informasi tentang kegiatan olimpiade Vano dua minggu lagi,hanya itu"
"Tapi sebelum ke rumah Vano,saya ingat jika depan rumah Vano adalah rumah Salsa. Saya juga dapat info kalo Salsa itu sakit,bahkan sering gak masuk. Jadi saya berniat menjenguk dahulu"
"Kecurigaan saya pertama itu ketika melihat motor sport di depan. Sepertinya saya kenal motor itu,pikir saya. Saya masuk dan kata bibik, Salsa ada di kamar. Karena saya masih penasaran apalagi ada motor itu dan wajah bibik sempat pucat saya sudah berfikir macam-macam."
"Apalagi ketika Bik Sarti menolak mengantarkan saya ke kamar, jadinya saya ancam. Baru saja masuk ke kamar,saya liat Salsa dan Vano berduaan di kamar,Salsa tidur dan Vano yang berantakan"
"Saya gak sudzon,tapi mengapa dua anak berlawan jenis di satu kamar. Kita rasional kan saja,saudara kandung saja kadang bisa khilaf,apalagi ini yang hanya teman. Mohon maaf jika ucapan saya menyinggung,kita hanya perlu berfikir rasional" Jelas Pak Eka membuat semuanya menatap Vano dan Salsa
"Maaf pak,saya tau apa fikiran bapak. Tapi demi Tuhan,saya tidak melakukan itu. Salsa ini sakit,jadi saya menjenguk,dan ketika kami mau sekolah keadaan Salsa sudah kacau,jadi saya berfikir untuk menemani saja. Saya menunggu Salsa sampe tidur,baru saja saya ingin pulang bapak sudah di depan. Demi Tuhan pak" Ucap Vano membela dirinya
"Oke, kalo memang tidak melakukan apa-apa,saya terima alasan kamu. Tapi Vano,berdua di kamar dengan pintu tertutup itu apalagi kalian bukan mahram itu dosa. Seandainya kamu ingin menemani,bisa ajak bibik atau bunda kamu yang dirumah"
"Sebagai ibunda pun juga harus bersikap tegas. Vano ke sekolah,dan ibu yang menjaga Salsa,ketika orang dirumah gak ada. Ini masalah harga diri bu,pasti ibu paham apa yang saya ucapkan" Tambah Pak Eka menatap ibunda Vano
"Iya pak,saya paham" Jawabnya
"Dan untuk Salsa, seandainya memang sakit kamu perlu ke rumah sakit aja. Ada surat dokter,kamu ngerjain tugas,itu gak bikin kamu gak naik kelas. Ada teman kamu yang bisa membantu kamu jadi tentor sementara,itu udah bagus Salsa" Jelas Pak Eka lagi kepada Salsa
"Iya,pak maaf"
Jika berpikir Pak Eka kenapa mempermasalahkan seribet itu. Pak Eka adalah wali kelas Vano,yang juga sebagai guru pendidikan agama di jajaran kelas 11. Jadi wajar jika Pak Eka bisa menceramahi beberapa jam.
"Vano,saya kecewa sama kamu. Jujur saya berat melepaskan kamu,apalagi kamu murid berprestasi disekolah. Tapi saya juga harus adil dan tegas. Saya mengeluarkan kamu dari organisasi osis dan jabatan kamu sebagai ketua osis saya pecat" Suara dingin Pak Hari yang notabennya pembina utama osis.
Deg
Bagai disambar petir di siang bolong ucapan Pak Hari membuat hati Vano berdetak kencang. Bukan karena jatuh hati,tapi karena impiannya selama ini hangus sia-sia.
Menjadi osis di SMA adalah impiannya dari kecil. Apalagi sampai menjadi ketua osis. Dan itu tak bertahan lama akibat perbuatan sepele ini.
"Tapi pak" Ucapan Vano terpotong dengan pak Hari
"Ini keputusan saya. Saya dan pak Eka undur diri dulu dan mohon maaf jika kami mengganggu,selamat siang!" Pak Eka dan Pak Hari segera keluar dari rumah Salsa meninggalkan bekas bagi Vano.
"Van,aku minta maaf" Cicit Salsa pelan sambil menggenggam tangan Vano
"Jangan ganggu gue dulu Salsa" Bentak Vano tak tertahan dan menghempas tangan Salsa kasar.
Vano segera menyambar tas nya dan berlari menuju rumahnya. Dia bahkan melupakan motor sports kesayangan nya.
"Tante,aku minta maaf" Guman Salsa mendekat ke Ibunda Vano
"Tante capek,tante balik dulu ya" Ibunda Vano segera pulang mengejar kepergian Vano. Tak lupa ibunda Vano juga menyuruh sopir untuk mengambil motor Vano.
Bu Ana,bunda Vano segera menyusul anaknya ke kamar. Dia dapat melihat anaknya sedang memukul-mukul bantal di samping nya. Memang air matanya tak keluar tapi dia tau hati anaknya sangat kecewa saat ini.
"Vano" Suara lembut sang bunda
"Sayang," panggilan kedua Vano tetap diam membuat sang bunda mendekat
"Vano sayang?"
"Apa lagi bun?" Tanya Vano yang seperti menahan kesal
"Maafin bunda ya, gara-gara bunda kamu jadi gini" Ucapnya pelan sambil memeluk Vano dari belakang
"Bunda terlalu ikut campur sama urusan kamu sayang,bunda udah hancurin nama kamu,maafin bunda nak" Lanjut Bu Ana dengan air matanya yang mengalir
Vano yang mendengar sesenggukan dari bundanya segera memeluk bundanya dan mengelus tangan bundanya lembut.
"Terus Vano harus gimana lagi bun,pasti semua guru udah benci sama Vano" Ujar Vano pelan
"Kamu harus bisa nak,bunda tau kamu kuat!" Semangat Bu Ana
"Bun,bunda percaya kan Vano gak ngapa-ngapain sama Salsa di dalem?" Tanya Vano sedikit ragu dan pelan
"Iya bunda percaya sayang,kamu gak mungkin melakukan hal yang enggak-enggak."
"Makasih bunda"
"Vano sayang, sekarang bunda akan janji sama kamu gak bakal nyuruh kamu lagi jagain Salsa,biar bunda aja ya sayang. Bunda gak mau kejadian seperti ini terulang lagi" Jelas bundanya
"Enggak bun,Vano juga akan jaga Salsa. Salsa sahabat Vano bun,Salsa memang berhak dapat perhatian lebih,kasian dia bun kalo dia kepikiran sikap Vano yang berubah-ubah" Ujar Vano membuat ibunya bangga
"Kamu emang anak bunda yang paling baik,bunda tau kamu pasti kecewa sama keadaan kaya gini. Kamu pasti bisa nak!"
"Iya bunda"
"Oh ya. Katanya kamu udah punya pacar. Jangan lupa jelasin masalah ini sebelum dia denger dari orang lain,kalo perlu ajak dia kesini,bunda mau kenal" Ucapan Vano membuat dirinya melepaskan pelukan dari bundanya.
"Bunda bener,Vano bakal jelasin semua ini ke pacar Vano. Terus impian Vano gimana ya bun?" Cicit Vano pelan
"Sayang,semua itu udah diatur sama Tuhan. Kamu pasti bisa jelasin ke pembina kamu dan kasih kepercayaan sama dia,dan jangan lupa kamu buktiin kalo kamu bisa!" Semangat dari sang bunda
"Iya bunda,Vano akan usaha dulu" Ucap Vano yakin
"Iya sayang,bunda keluar dulu ya. Jangan pukul-pukul bantal lagi,kasian nanti isinya keluar. Kasian juga bibik yang bersihin" Goda sang bunda membuat Vano tersenyum masam
"Iya-iya Bun,sana pergi" ucap Vano mengusir bundanya
"Durhaka banget nih anak, ngusir bundanya sendiri, kesandung di kamar mandi awas ya" Sindir Bu Ana dan keluar dari kamar Vano
Vano hanya diam dan melangkah ke kamar mandi. Tak lupa dia mengambil baju ganti dan handuk kesukaannya. Dia menutup pintu kamar mandi dan melupakan menutup pintu kamarnya.
Saat asik keramas dengan rambutnya Vano mendengar suara dari luar.
"Vano! Kamu dimana? Ngapain pintu dibuka?" Teriak bundanya membuat Vano segera mengunci pintu kamar mandi.Duk
"Sial,ngapain juga gue kepleset busa sampo" umpat Vano kesal saat ucapan bundanya tadi menjadi kenyataan.
Dirinya terjatuh karena terpeleset busa sampo membuat pantatnya mencium gratis lantai dan tangan kanannya juga sakit karena menindih tubuhnya sendiri.
*
Maafin author yang baru update. Salah satu keluarga author ada yang meninggal,jadi gak sempet main hp.
It's okay sekarang author lanjut update untuk kalian. Terimakasih udah baca. Vote dan komen ditunggu ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RayVano (End)
Teen FictionRayana Angelina Elvano Saka Dirgantara Mereka adalah sepasang kekasih yang menjalin cinta sejak kelas tiga SMP. Hubungan mereka memang tidak banyak yang tau,karena itu sebagian komitmen dari Rayana maupun Vano. Keduanya sama-sama terkenal di SMA Pra...