Malam hari, tepat jam Delapan malam. Sam dan Caca berdiri bersampingan diteras rumah. Mereka kompak menatap hujan yang saat itu turun agak deras.
Suasana hening cukup lama. Awalnya Sam ingin membawa Caca pulang, tetapi karna sedang hujan. Mereka memutuskan untuk menunggu sebentar lagi.
"Hmm.." Sam sedikit ragu untuk memulai obrolan.
"Yaa?" Sahut Caca.
Sam tampak berpikir lalu mengelengkan pelan kepalanya, "Tidak ada!"
Caca mengangguk. Mereka kembali hening.
Caca mendekatkan dirinya pada pinggir teras rumah, membuat dia bisa mengapai air hujan. Caca menampug air hujan itu lewat kedua tanganya. Setelah penuh di membuangnya perlahan.
Sam tersenyum lucu melihat tingkah istrinya yang seperti kurang kerjaan saja. Tetapi karna tertarik melakukan hal yang sama, Sam mengikuti gerakan Caca.
Melihat Sam mengikuti keisengannya, Caca tertawa kecil. Makin hari Sam terlihat makin manis saja. Caca menghentikan aktifitasnya tersebut. Kemudian memposisikan tubuhnya mengarah pada Sam. Otomatis Sam juga mengarahkan tubuhnya pada Caca. Membuat posisi mereka kini saling berhadapan.
"Jika perihal Wiliam, aku ingin bersikap transparan, memperlihatkan bahwa aku memang terluka!" Ujar Caca pelan. Membuat Sam menunjukkan ekpresi tidak suka.
"Namun, Jika perihal kamu, Aku ingin menjadi kuat. Aku ingin kuat meski harus berpura-pura kuat. Aku tidak mau terlihat lemah dihadapanmu"
"Sam, Aku ingin bersamamu!"
Deg.
Jantung Sam berdetak jadi kencang. Matanya membulat, seakan dia baru saja dilamar oleh wanita paling cantik dibumi.
Oh ya, bukankah bagi Sam, Caca memanglah wanita paling cantik dibumi?.
Caca menundukkan wajahnya malu, "Bodoh!, Aku ini istrimu. Bagaimana bisa kamu memintaku untuk memilih?" Caca memberanikan diri agar mampu menatap wajah Sam, "Kamu pasti terluka?" Tanyanya sedih.
Sam mengacak-acak rambutnya, dia tersenyum senang. "Apa ini artinya, kamu memilihku?"
Caca mengangguk. Senyuman Sam semakin lebar.
"Yakin?"
"Tentu saja!"
"Yakin tidak ingin bertemu dengan Wiliam lagi?"
Mendengar pertanyaan itu, Wajah Caca mendadak sendu. Membuat senyum diwajah Sam pudar. "Rindu dia?" Tanya Sam khawatir.
Tidak ada jawaban.
Sam mendesah berat, "Lupakan dia."
Caca menunduk sedih, "Aku tidak bisa!"
"Kenapa?"
"Maaf, Aku tidak bisa melupakannya."
Sam membuang pandangannya kearah lain, perkataan itu menyakiti hatinya.
"Aku tidak bisa melupakannya bukan berarti aku mencintainya. Aku tidak mencintainya lagi!, hanya saja dia pernah menjadi seseorang yang aku butuhkan. Hal itu membuat aku tidak bisa melupakannya!" Jelas Caca dengan nada gemetar.
Sam terdiam. Dalam hati dia ingin sekali membunuh Wiliam.
"Jangan cemburu. Aku hanya ingin hidup bersamamu, tidak mau dengan yang lain!" Jujur Caca
Sam kembali menatap Caca, "Meski aku sulit mengendalikan amarahku?"
"Ya."
"Meski aku tidak romantis?"
"Bagiku kamu romantis?"
"Meski aku tidak humoris?"
"Hmm"
"Meski aku tidak bisa menjadi pria baik pada umumnya?"
Caca tertawa, malam ini Sam terlihat mirip seperti anak baru puber yang sedang jatuh cinta. Benar-benar manis dan lucu. "Yaa, meski kamu tidak humoris, meski kamu suka pilih-pilih makanan, Meski kamu suka buang-buang odol, Meski kamu sok gak peduli"
"Aku suka kamu karna kamu adalah kamu. Kamu yang tidak akan ku temui di diri orang lain."
Sam memang bukan pria baik pada umumnya. Bukan berarti dia pria yang jahat. Dia baik, sangat baik. hanya saja Seorang Sam adalah pria yang kaku, terbiasa tanpa teman membuat dia menjadi pribadi yang tidak terbaca.
Sam tidak terbaca. Dari luar dia dingin dan cuek. Tetapi ingat, itu hanya dari luarnya saja.
"Tuan Samuel Fernando, Aku mencintaimu!" Sambung Caca dengan mata yang berbinar-binar.
Berdebar, Sam makin berdebar. Tangan kanannya menyentuh keningnya pertanda dia salah tingkah. Pria itu tersenyum cerah. Dia tampak begitu bahagia. Sam makin mendekatkan tubuhnya pada Caca dan dengan cepat dia mencium pipi kanan wanita yang ada dihadapannya itu.
Caca kaget. Sam malah memengangi bahu Caca dengan kedua tanganya. Dan mencium kening kekasihnya itu.
Tentu membuat Caca tersipu malu. Mereka sudah menikah namun tetap saja adegan itu masih sangat romantis bagi keduanya.
"Seleramu bagus juga" Ujar Sam menggoda. Caca tertawa lucu. "Seleramu juga bagus, hehe!" Caca merapikan rambut Sam yang berantakan.
"Selera kalian memang bagus, tapi tidak sopan!"
Sam dan Caca menoleh ke arah sumber suara yang tiba-tiba muncul. Disana, di depan pintu yang sudah terbuka terpajang jelas seorang Riri. "Tolong kalo mau romantis-romantisan jangan ditempat umum. Hargai yang jomblo!" Kata Riri dengan bibir mayun.
Sam dan Caca saling pandang. Lalu kompak tertawa.
"Huu.. pulang sana!," Riri berlari kecil masuk kerumah, sambil berteriak, "MAH, RIRI MAU NIKAH!"
"GAK BOLEHH!" Jawab Bunda ratu dari dalam rumah.
Sam dan Caca tertawa geli.
******
Tiga Hari kemudian.
"I will go back to Indonesia" Kata seorang pria berumur 26 tahun yang berambut pirang kepada seorang wanita paruh baya berumur sekitar 47 tahun. Wanita itu tengah fokus menatap layar TV.
"Living in Indonesia is more fun" Lanjut Sipria.
Wanita paruh baya itu menoleh malas, "whatever!"
Pria itu hanya mengangguk kesal. Kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut dan berjalan ke luar rumah. Baru saja dia menginjakan kaki keluar dari pagar, langkahnya terhenti oleh bunyi nada dering yang berasal dari saku celananya. Pria itu mengambil ponsel yang ada disana.
Psikopat Sam is calingg....
Pria itu tersenyum miring menatap layar ponselnya. "Ada apa dengannya?, mengapa dia menghubungiku?" Gumannya dalam hati.
Pria itu menekan tombol hijau kearah kanan. Lalu mendekatkan benda itu pada teliganya.
'Will, Aku sudah menikah! Datanglah berkunjung untuk memberiku ucapan selamat!. Ok see you!"
Tut.. Tut.. Tut..
Panggilan terputus. Pria yang dipanggil Will itu mendelik kesal. "Brengsek, masih tidak tau sopan santun!"
Pria itu kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Lalu dia terdiam dan berpikir sejenak. Sudah hampir lima tahun Sam tidak menghubunginya, dan tiba-tiba dia mengabari hanya untuk memamerkan fakta bahwa dia sudah menikah?. Wah Sam sangat keterlaluan. Tetapi bukankah ini sangat kebetulan?. Baru saja dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan dia sudah menemukan tempat untuk penampungan. Sangat kebetulan.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH SANA! (TAMAT)
RomanceCaca : Dasar pria gila! Sam : Pria gila ini suami mu! Caca : Brengsek! Sam : Si brengsek ini mencintaimu.