Seorang gadis keluar dari dalam kamar, dia memakai baju tidur berwarna pink toska dan hijab berwarna hitam. Dengan sebuah koper hitam yang lumayan besar, gadis itu berjalan menunduk dengan wajah penuh kesedihan, dia telah berdiri dipintu depan rumah, menggenggam gagang pintu dan terdiam cukup lama. Gadis menyedihkan itu berbalik, menatap rumah yang sudah 21 tahun dia tempati."Aku akan meninggalkan kalian, semoga kalian tak merindukanku," gadis itu menahan air mata.
"Mungkin Mama ngeras aku ini beban, Aku sadar kok aku makannya banyak tapi gak bisa nyari uang. Apakah pengangguran harus menerima beban seberat ini? mungkin lebih baik aku pergi saja. Tapi kalo aku pergi, aku harus kemana? mana gak punya uang buat makan lagi!"
Akhirnya ia menangis, mengeluarkan air mata suci nan polos. Dan baru saja ia ingin membuka pintu, pintu itu sudah lebih dulu dibuka oleh orang lain, dua perempuan dengan plastik Alfamart yang cukup banyak ditangan mereka.
"Eh Cah, ngapain disini? kenapa belum siap-siap, bentar lagi tamu kita datang" pungkas Bu Sasha. Dia dan putri bungsunya pun masuk ke dalam rumah dengan wajah ceria.
"jam berapa datangnya, mah?" tanya Riri.
"Sekitar tengah delapan"
"ini masih jam 7 malam, kita masih punya waktu siap-siap"
"Woi kak, kakak gak ada niat siap-siap gitu?" lanjut Riri bertanya pada gadis menyedihkan yang masih berdiri didekat pintu dengan koper besar disampingnya.
"AKU MAU PERGI!" teriak Caca lepas.
"Pergi kemana?" tanya Riri dan Bu Sasha bersamaan
"Ke Tempat dimana Caca bisa dihargai"
"Emang disini caca gak dihargai?" Bu Sasha mencoba mendekati Putrinya, namun caca mundur dan menjauh.
"Mama jahat, Mama tega jual Putri Mama sendiri"
"Siapa yang jual?"
"Caca!"
"buktinya mana?"
"Mama jodohin caca tanpa persetujuan dari caca, apalagi namanya kalo gak menjual anak sendiri?" Caca menahan air matanya.
Bu Sasha mendesah berat. Riri mengeleng, "Buset dah kak, harusnya kakak bersyukur, cerita ini baru aja part tiga tapi Author udah langsung bikin kakak dapat jodoh, tanpa usaha ataupun persaingan dengan wanita lain!"
"Bersyukur apaan! ini namanya penghinaan, Aku bisa nyari jodoh sendiri tanpa harus dijodoh-jodohin"
"Udahlah, cepet siap-siap bentar lagi tamu kita datang" sahut Bu sasha mulai kesal.
"kakak pikir kakak bisa nyari jodoh sendiri?" tanya Riri tidak mempedulikan ucapan sang bunda ratu.
"BISA Njir!"
"Mau dapat jodoh dari mana? Teman cowok gak ada, gebetan tak punya, pacaran gak pernah, pengangguran lagi, mau dapat jodoh dari mana?"
"Masa sih aku gitu?"
"Sadar diri dong!"
"Njir, author kok bikin aku semenyedihkan ini sih?"
"Yaa mana gua tau" jawab Riri santai
"Kok ak"
"UDAH STOP, BURUAN SIAP SIAP" teriak Bu Sasha gak sabaran.
"APALAGi? CEPETAN!"
Caca berlari masuk kekamar, tak lupa ia membawa koper hitam bekas benda yang akan dia bawa kabur dari rumah. Riri berlari ke dapur membawa plastik plastik belanjaan mereka tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH SANA! (TAMAT)
RomantizmCaca : Dasar pria gila! Sam : Pria gila ini suami mu! Caca : Brengsek! Sam : Si brengsek ini mencintaimu.