29.Selamat Datang, Will!

3.2K 280 2
                                    

Sam membaringkan tubuh Caca ditempat tidur dengan sangat hati-hati. Sam khawatir dan ingin membawa Caca kerumah sakit. Tetapi wiliam menahannya dan berkata "Itu hal wajar, sebentar lagi dia akan sadar!"

"Bawa sial, Brengsek!" Sam menatap wiliam tajam.

"Maaf."

"Jika ingin kembali, kabari dulu, bangsat."

"Aku mau kasih suprise."

"Suprise yang sangat keterlaluan!"

Wiliam menunduk merasa bersalah. Sam mendorong Wiliam agar mundur dari tempat tidur dimana Caca dibaringkan. Kemudian Sam duduk ditepi ranjang untuk mengusap rambut Caca yang saat itu tidak memakai jilbab.

"Kamu udah tau soal aku dan Caca?" Tanya wiliam penasaran. Sebab Sam tidak bertanya padanya mengapa istrinya pingsan saat melihatnya.

Sam mengangguk pelan dengan wajah yang tetap fokus menatap Caca.

"Tau dari mana?"

"Bukan urusanmu. Kamu boleh pergi sekarang!" Kata Sam malas.

Wiliam. Tersenyum tipis. Sepertinya amarah Sam sudah reda. Karna pria dia memanggilnya dengan sebutan kamu bukan kau. Itu pertanda emosinya telah surut.

"Jangan mengusirku."

"Pergilah, Sebelum ku tendang keluar" Jawab Sam.

"Aku tidak punya tempat tujuan."

"Hotel ada dimana-mana."

"Aku tak punya uang."

"Banyak alasan!" Sam melirik wiliam makin tajam. Tetapi wiliam malah tertawa.

"Tidak rindu bermain dengan ku?"Tanya Wiliam menaikan alisnya.

Sam berpikir sejenak.

"Come on" Bujuk wiliam.

"Okay."

"That's just my friend," Wiliam senang.

"Setelah istriku bangun."

"Of course."

Sebenarnya Wiliam sedikit merasa ngeri melihat Sam begitu lembut memperlakukan Caca. Itu bukan seperti Sam yang dulu. Sam tidak pernah lembut pada seseorang meski wanita sekalipun. Tampaknya teman lamanya ini sudah banyak berubah.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Sam membuyarkan lamunan wiliam.

Wiliam mendekat dua langkah namun kembali mundur saat mata Sam melotot padanya, "I'm fine" Ujarnya, "Kamu?"

"Baik" Jawab Sam acuh.

"Apa kalian benar-benar sudah menikah?"

Pertanyaan wiliam menghentikan gerakan tangan Sam yang membelai kepala Caca. "Apa maksudmu?"

"Aku hanya bertanya."

"Enyahlah, Kaparat!" Sam tak suka.

Wiliam membuang nafasnya kasar. Dia salah, Sam belum berubah banyak, lihatlah, pria itu masih saja mudah marah.

"Ok maaf" Wiliam berjalan mendekati sofa santai yang ada di sana kemudian duduk manis diatas benda itu. "Kamu tidak memberiku minum?" Tanyanya asal.

"Pergi kedapur dan ambil sendiri!"

"Sial, kamu tidak sopan."

"Berkacalah dulu!" Jawab Sam kesal.

Wiliam tak menjawab, dia asyik memperhatikan seluruh ruangan kamar temannya tersebut. Terutama foto pernikahan berbingkai besar Sam dan Caca yang terpajang jelas dinding kamar itu. Aneh, hati wiliam terasa perih.

NIKAH SANA!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang