*Satu Bulan Kemudian.
Setelah sembuh atas saran dari Sam, Wiliam pindah ke rumah ibunya yang ada di belanda. Ucapan terahir yang dilontarkan Sam adalah, "Perbaiki pola fikir dan kehidupanmu, Dan kembalilah ke Indonesia jika kamu sudah merasa baik-baik saja. Jangan kembali jika kau masih bodoh!"
Wiliam hanya mengangguk sambil tersenyum, benar kata Sam bahwa dia harus memperbaiki diri dan hidupnya, sudah cukup lama dia hidup berantakan tanpa arah tujuan.
Setelah kepergian Wiliam, Sam seperti kehilangan keseimbangan. Dia sudah terbiasa akan kehadiran wiliam disampingnya, terbiasa akan ocehan Wiliam yang tak mau diam. Sepertinya Sam sudah memilih Wiliam untuk menjadi teman pria pertama yang dia miliki.
*****
*Malam Hari.
Ryan berjalan terburu-buru dilorong toko yang sudah tutup, Pria itu terlihat sedikit ketakutan. Pasalnya, duapuluh menit yang lalu dia sedang nongkrong dengan dua temannya di depan alfamart. Tiba-tiba ada seorang pria bertopeng hitam mendekat pada mereka bertiga, awalnya pria bertopeng itu hanya diam berdiri menatap tajam. Namun tiga menit kemudian pria asing itu meluncurkan pukulan dengan tangan menggenggam besi. Pukulan itu berubah membabi buta hingga membuat salah satu dari mereka tak sadarkan diri.
Melihat kejadian itu, orang-orang yang ada disekitar datang untuk melerai, namun malah mundur saat pria bertopeng itu mengancam dengan pistol yang dia keluarkan dari saku celananya. Semuanya menjauh, Ryan dan satu temannya memilih lari menjauh dari pria misterius itu, mereka tampak tidak peduli lagi dengan teman mereka yang sudah babak belur.
Salah jalur. Ryan dan temannya malah salah jalur, seharusnya mereka memilih jalan yang dihuni banyak orang, bukan malah berlari ketempat sunyi, tempat banyak toko tersusun rapi disepanjang jalan, tempat itu semakin terlihat tak berpenghuni karna sudah larut malam.
"Goblok!" Umpat Ryan kesal.
"Kenapa kita harus lari? Bukankah dia hanya sendiri dan kita berdua?" Tanya Endi, teman yang saat itu bersama Ryan.
"Lu gak lihat dia bawa pistol?"
"....."
"Gila, pakai topeng segala."
"....."
"Lu kenapa tadi gak bawa motor?"
"Gua lupa" Sahut Endi.
"Bego lu!"
"Lu juga kenapa malah lari kesini? Kenapa gak masuk ke mobil?" tanya Endi kesal.
Ryan diam selama tiga detik lalu berkata "Gua panik!"
"Siapa sih tuh orang" Guman endi pelan. "Kita balik aja?" Lanjutnya.
"Lu mau ketemu orang gila itu lagi?" Ryan berdecak pinggang tetap pada posisinya.
Endi tidak peduli, dia berbalik kebelakang, baru dua langkah dia berjalan, langkahnya terhenti saat melihat sosok pria tengah berjalan santai ingin menghampirinya. Pria itu memakai topeng hitam bermata putih besar dan mulut tertawa lebar. tongkat bisbol ada di genggamannya, dia mengenakan jaket berwarna hitam yang kebesaran, jaket dia terkena banyak cipratan noda darah dibagian tangan kanannya.
Bulu kuduk Endi berdiri, kakinya terasa berat. apa-apaan ini?, padahal sosok itu bukan hantu gentayanga, mengapa dia malah takut?, Endi berbalik arah, dengan cepat berlari tanpa arah tujuan.
Ryan mengumpat, berani sekali si kampret itu pergi tanpa pamit. Harusnya mereka pergi bersama-sama. Ryan yang sadar sudah ditinggal kini merasa ada yang aneh, seperti ada aura jahat yang ingin menerkamnya. Ryan menoleh kiri kanan ingin memastikan apakah dia sedang diperhatikan oleh seseorang?, merasa tidak ada siapa-siapa Ryan menghembuskan nafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH SANA! (TAMAT)
RomanceCaca : Dasar pria gila! Sam : Pria gila ini suami mu! Caca : Brengsek! Sam : Si brengsek ini mencintaimu.