******Wiliam terkapar dilantai ring dengan tangan terlentang tak berdaya. Sam menduduki perut Wiliam dengan tangan yang masih betah memukul wajah Wiliam.
Wiliam sudah babak belur, matanya bengkak. Hidungnya berdarah tetapi tetap saja masih menyempatkan diri untuk tersenyum. Dan Sam? Pria itu hanya luka memar sedikit dibagian wajahnya.
"Brengsek!" Umpat Sam berdiri lalu memengangi siku kakinya dengan kedua tangannya. Tubuh dan wajahnya penuh keringat. Dia kesal Wiliam tidak mengaku kalah meski wajahnya hampir hancur.
"Lelah?" Tanya Wiliam mencoba untuk duduk, pria itu mengusap darah yang keluar dari hidungnya dengan ibu jarinya. "Mengapa pukulanmu semakin lemah?" Sambungnya.
Sam mendecak kesal, "Konyol, pukulan ku tidak lemah, tubuhmulah yang semakin kebal."
Wiliam tersenyum, dia menuduk dengan menyandarkan wajahnya pada siku kakinya. "Beri aku minum!"
Sam menoleh ke arah Doni yang masih setia berdiri disana. Doni paham dan mengangguk, Dia mendekati wiliam dan memberi sebotol air minum.
"Thanks!" Ucap Wiliam meraih botol itu. Pria itu meminum setengah isi botol kemudian membuang sisa air itu ke wajahnya.
"Sepertinya aku juga lapar," Wiliam terkekeh.
Sam tersenyum lalu berdiri tegak, "Obati lukanya dan beri dia makan,"
"Oh ya dia suka daging sapi, pastikan hari ini dia makan banyak daging sapi! Dan, makanlah bersamanya" Lanjut Sam sambil berjalan keluar dari ring.
Wiliam tertawa kecil, Sam masih ingat dengan makanan kesukaannya. Itu cukup untuk menjadi bukti bahwa mereka masih berteman.
Doni membantu Wiliam berdiri, dia memapah pria itu berjalan. Wiliam menyempatkan diri mengelus rambut Doni dan berkata, "Kamu sudah dewasa, Nak!"
"Kamu semakin tua," Jawab Doni tersenyum.
Wiliam tertawa. "Sepertinya kamu merawat Sam dengan baik!"
"Tidak, Dialah yang merawatku dengan baik."
"Wah, Monster merawat monster," Wiliam melirik kepergian Sam yang menghilang dari pintu gudang ruangan itu.
Doni tidak menjawab.
Wiliam dan Sam adalah teman lama yang sempat akrab. Keakraban mereka terjalin karna kedua pria itu memiliki kesamaan, yaitu menghancurkan sesuatu yang menurut mereka harus hancur.
Doni dulu adalah seorang anak angkat dari bos mafia yang cukup terkenal dikota. Saat itu Doni masih remaja tetapi sudah terbiasa melakukan kejahatan, Salah satunya adalah transaksi narkoba dan sesekali menjadi pembunuhan bayaran.
Doni dibayar untuk membunuh Wiliam, Tetapi gagal karna Sam ada disisi Wiliam. Doni mencoba lagi dan lagi, dan sayangnya niat jahat itu tetap gagal.
Sam berhasil menangkap Doni dan ingin memjebloskannya ke penjara.
Tetapi Wiliam berniat lain, Mengingat saat itu Doni masih berusia 14 tahun. Wiliam meminta agar Doni keluar dari geng mafianya dan bekerja dengan Sam.Merasa mendapat sedikit kebebasan, Doni setuju dan akhirnya menandatangi kontrak kerja sebagai pesuruh Sam.
Mungkin Sam kasar dan seenaknya. Tapi bagi Doni itu tidak ada apa-apanya dibandingkan perlakukan ayah tirinya terhadapnya. Doni muak hidup hanya untuk melakukan semua perintah sang ayah. Berbeda dengan Sam yang hanya memintanya untuk slalu berada disekitarnya. Meski sesekali Sam melampiaskan amarahnya pada Doni. Bagi Doni itu wajar.
Kini Doni sudah berusia 19 tahun. Dia sudah menganggap Sam sebagai saudara laki-lakinya meski Sam masih memperlakukannya dingin dan harus dipanggil tuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH SANA! (TAMAT)
RomanceCaca : Dasar pria gila! Sam : Pria gila ini suami mu! Caca : Brengsek! Sam : Si brengsek ini mencintaimu.