28.Kembali

3.4K 279 0
                                    

Enam Hari Kemudian.

Sepasang suami-istri muda terlihat sedang sibuk merakit bunga mawar di ruang tengah rumah kediaman kakek Jack. Mereka duduk dilantai beralas karpet berwarna biru tua. Tepatnya hanya si istri yang sibuk, Sedangkan sang suami hanya duduk diam memperhatikan wajah istrinya tersebut.

"Aku cantik yah?. Hehe" Tanya Caca melirik wajah Sam sekilas. Sam mengangguk berpaku telapak tangan dengan siku yang bersandar pada meja bundar pendek yang ada didepannya. "Cantik kalo diem."

Caca melotot, "kalo gak diem gak cantik?"

"Hmm"

"Ih jahat"

"Hehe."

Caca cemberut. Sam tersenyum lucu.

"Cantik kok, cuman agak jelek aja" tutur Sam tetap fokus memperhatikan.

Dahi Caca berkerut, "Aneh ih, Kalo cantik ya cantik. Kalo jelek ya jelek. Mana ada cantik tapi jelek!"

Sam cengegesan. Caca makin cemberut.

"Dah lah males!" Caca berniat ingin bangkit dari duduknya, namun tertahan oleh tangan Sam yang menarik tangan kanannya.

"Iya kamu jelek! Puas?" Canda Sam.

"Ih kok jelek sih?"

"Ya trus?"

"Aku cantik tau!"

"Dari mananya?"

Pipi Caca membulat menahan kesal. "Ok fine aku jelek, jelek banget. Tapi itu karna kamu gak becus jadi suami. Harusnya kamu kasih uang lebih biar aku bisa rutin spa atau ke salon"

Tawa Sam lepas.

"Aku itu butuh perawatan biar cantik!" Tegas Caca kesal.

"Hahahahahaa."

"Kok malah ketawa?"

"Sini deh" Sam menarik Caca agar duduk didekatnya. Tangan kanan pria itu merangkul bahu Caca sedangkan kanan kirinya mencubit hidung Caca pelan. "Kamu cantik tanpa bantuan banci salon!"

Caca terdiam, dia mencerna kata-kata yang baru dilontarkan oleh suaminya itu.

"Kamu cantik, tanpa perlu bantuan banci salon!" Ulang Sam.

Caca tertawa geli. Tampaknya dia sudah mengerti. "Hahaha ada-ada aja!"

Sam tersenyum senang. Dia begitu bahagia sejak Caca memutuskan untuk tetap hidup bersamanya. Baginya, kehadiran Caca adalah sebuah keajaiban. Hidup yang dulunya kelam dan tak berati kini berubah menjadi hidup penuh warna. Rasa ingin membahagiakan dan melindungi akhirnya kini dia rasakan juga. Peluang untuk hidup normal pada umumnya kini sudah didepan mata.

"Kamu lapar gak?, Makan yuk!" Ajak Caca mengelus pelan perutnya.

"Kitakan baru aja selesai makan!" Jawab Sam bingung.

"Eh, masa sih?"

"Baru sejam yang lalu."

"Hah?, kok aku gak ingat." Dahi Caca kembali berkerut.

NIKAH SANA!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang