"Ren,"
"Ren, jawab dong!"
"Renjun, sumpah demi Moomin! Gue nggak ngapa-ngapain???"
Renjun lantas berdecak, "Nggak usah bawa-bawa Moomin lo!"
Jihyun pun cemberut mendengar ucapan ketus Renjun, "Ren--"
"Gue nggak masalah kalian mau ngapain aja. Semerdeka kalian aja. Tapi yang gue permasalahkan disini adalah gue nggak siap jadi Om dadakan! Lo berdua juga masih kuliah anjir???" ucap Renjun sambil menatap Jihyun sengit.
"Ren, lo mikirnya kejauhan..." lirih Jihyun sambil mengusap wajahnya kasar.
"Ya siapa yang nggak akan mikir jauh kalau suara lo berdua aja ambigu banget ditelinga gue?!" semprot Renjun.
"Ya tapi kan nggak begitu aslinya! Lagian kita cuma--"
"CUMA APA???" potong Renjun.
"Cuma cium pipi doang..." kata Jihyun sambil menatap Renjun dengan puppy face andalannya.
Renjun seketika tertawa licik, "Sekarang pipi, besok-besok merembet ke yang lain."
Bugh!
"Anjir!" seru Renjun begitu lengannya dipukul oleh Jihyun.
"Gue serendah itu ya di pikiran lo?" tanya Jihyun.
Renjun seketika mendongak menatap Jihyun panik, "Ji, nggak gitu!"
"Ya terus kenapa bisa mikir begitu?! Gue kan udah bilang kita nggak ngapa-ngapain! Lo percaya sama gue atau nggak sih?!" seru Jihyun kesal.
"Gue percaya lo, Ji!!" seru Renjun nggak kalah kesal.
"YA TERUS KENAPA--"
"GUE TUH KHAWATIR SAMA LO, LO NGERTI NGGAK SIH?!"
Seketika suasana ruang tamu kostan Renjun pun hening. Keduanya terdiam saling menatap satu sama lain. Bisa Renjun lihat ada rasa keterkejutan dari mata Jihyun atas bentakkannya barusan. Dan Renjun pun nggak bisa bohong kalau dirinya juga sama terkejutnya dengan Jihyun. Ucapannya barusan seolah keluar begitu saja tanpa bisa ia kendalikan sebelumnya.
Renjun pun memutuskan kontak mata mereka dan menghela napasnya pelan, "Sorry Ji, gue kelepasan..."
Jihyun lantas menggeleng heran, "What's wrong with you??"
Renjun yang sendang menunduk pun lantas mendongak menatap Jihyun, "I told you, i'm worried."
"Ren, percaya sama gue. Percaya sama sahabat lo, Mark. Kita berdua juga tau batasan Ren, lo boleh kok khawatir. Tapi lo juga nggak perlu setakut itu. Trust me, please?" ucap Jihyun sambil mengusap jari-jari tangan Renjun.
Renjun terdiam. Renjun takut, tapi ia juga khawatir. Sebisa mungkin Renjun meyakinkan dirinya sendiri kalau ini hanya perasaan khawatir dari seorang sahabat yang telah menganggap sahabat kecilnya sebagai saudara kandungnya, nggak lebih dari itu.
"Ren..."
"Iya, gue percaya." ucap Renjun akhirnya.
"Jangan marah-marah lagi..." ucap Jihyun sambil menatap Renjun lekat.
"Iy--nggak, nggak bisa janji kalau itu." ucap Renjun sambil mengacak rambut Jihyun.
Jihyun lantas berdecak, "Ya udah, mau gue traktir nggak? Hitung-hitung sebagai ucapan permintaan maaf gue karena udah bikin lo khawatir dua hari--"
"Tiga hari, kalau dihitung dengan hari ini." ucap Renjun sambil melirik Jihyun sengit.
"Fine! Tiga hari! Ya udah, mau makan apa?" tanya Jihyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Huang's Family [H-Fams]
FanfictionLadies and gentleman, welcome to Huang's Family! ©October '19