Liburan semester pun datang, tetapi Huang Renjun bertekad untuk tidak pulang.
Sebelum dipaksa.
Renjun masih kesal dengan kelakuan Ko Lucas yang bikin dirinya malu karena harus menangis di kampus, atau lebih tepatnya di fakultas Yireon.
Jadi, waktu Ko Lucas bilang kalau gejala yang Mami alami persis seperti orang hamil, saat itu Renjun sedang makan bersama dengan Yireon.
Awalnya Renjun nggak mau percaya sebelum Sally yang bilang sendiri. Karena sebagai anak bungsu di keluarga, Renjun merasa posisinya sedang terancam. Renjun nggak siap, dan sepertinya nggak akan siap. Nggak pernah terpikirkan olehnya untuk memiliki adik. Sama sekali nggak.
Maka dari itu saat Renjun bilang ia menangis di kampus ia benar-benar menangis. Di depan Yireon pula.
"Gimana? Enak kan ayam bakar--LOH KOK KAKAK NANGIS?!?!"
Seruan heboh Yireon sukses membuat beberapa pasang mata melirik kearah mereka berdua.
Sumpah demi sempaknya SpongeBob, Renjun malu banget.
"Jangan bilang kakak terharu karena ayam bakarnya enak banget jadinya sampe nangis begini?!" Yireon langsung mengambilkan tisu dan memberikannya pada Renjun.
Renjun menggeleng pelan sambil mengelap air matanya yang tiba-tiba aka turun, "Bukan itu..."
"Terus kenapa??"
"Mami gue..."
"Mami kakak kenapa?!" Yireon jadi panik.
"....hamil"
Hati Yireon rasanya kayak JEDEERRRRRRRR
Yireon langsung tersenyum haru, "Kak, selamat ya... sebentar lagi kakak punya adik lucu."
Renjun seketika melongo, "Yi--"
Dan sekarang malah gantian Yireon yang menangis sambil menunduk.
"Yireon kok--eh kok jadi ikutan nangis??" Renjun panik.
Yireon menggeleng, "Ini namanya tangis bahagia, Kak. Sampaikan salam aku untuk Mami kakak ya. Semoga selalu diberikan kesehatan."
"Yireon kayaknya lo salah paham..."
"Maksudnya?"
Renjun menghela napasnya, "Koko gue bilang gejala yang Mami alami persis kayak orang hamil, tapi kita belum tau pasti karena Mami masih diperiksa dokter. Gue--maksudnya kita bertiga, nggak ada yang setuju dengan adanya anggota keluarga baru...."
"Kak!"
"Kita bertiga nggak siap, Yireon. Lo bayangin aja, gue udah sebesar ini. Gap umur kita nantinya akan jauh banget dan bisa aja orang-orang berpikir kalau itu anaknya Ko Winwin."
Yireon menatap Renjun sedih, "Kak, kakak tau nggak rasanya jadi anak tunggal? Cewe satu-satunya, nggak punya saudara kandung, dan hanya tinggal bareng Papa?"
"Dari kecil aku udah ditinggal Mama, Kak. Mama meninggal waktu aku umur dua tahun. Bahkan aku nggak terlalu ingat wajahnya seperti apa. Aku tinggal hanya bareng Papa, sejak kecil Papa yang selalu menemani aku, mendengarkan cerita aku, merawat aku, menuruti semua kemauan aku. Aku juga mau Kak ngerasain apa yang orang lain rasain. Bisa cerita ke saudaranya, ketawa bareng, jalan-jalan. Tapi semuanya cuma bisa aku lakuin bareng Papa atau nggak dengan para mbak di rumah."
"Papa orangnya sibuk banget, tapi sebisa mungkin dia selalu ada untuk aku. Padahal aku udah bilang kalau Papa mau menikah lagi aku nggak apa-apa, siapa tau aku bisa punya saudara nantinya? Maka dari itu aku akan sedih banget kalau Kakak malah nggak menginginkan kehadiran si dedek bayi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Huang's Family [H-Fams]
FanfictionLadies and gentleman, welcome to Huang's Family! ©October '19