Lucas nggak tau harus senang atau sedih untuk hari ini. Ada banyak hal yang terjadi dalam satu hari padahal tadinya ia berniat untuk tidur seharian mumpung weekend. Tetapi sepertinya Tuhan tidak mengizinkannya.
Pagi hari tadi saat ingin menjemput Baba di bandara, Lucas udah mendapatkan kesialan dikarenakan ban mobilnya yang pecah akibat terkena paku. Lucas rasanya ingin mengumpat pada siapapun yang berani menebar paku-paku sialan ini ke jalan. Andai aja Lucas nggak lagi terburu-buru, ia pasti akan santai serasa di pantai.
Namun, sayangnya di bandara udah ada Baba yang menunggu dirinya. Lucas pun memutuskan untuk menelpon pak supir agar membawakan mobil lainnya, sedangkan mobil Lucas dibawa ke bengkel.
Belum sampai disitu, usai menjemput Baba, Lucas tiba-tiba aja ditelpon oleh Doyeon. Lucas udah pasti terkejut senang karena Doyeon sangat jarang menelpon dirinya, lebih sering Lucas soalnya. Dan ditelpon Doyeon bilang tolong antar Louis ke rumahnya karena ia sedang tidak bisa ke rumah Lucas.
Lucas kira Doyeon mau pergi, tapi mendengar suara perempuan itu sepertinya ia tidak sedang baik-baik aja. Dan benar aja dugaan Lucas begitu sampai di kediaman Keluarga Kim itu, pujaan hatinya itu sedang meringkuk di sofa ruang tamu.
Doyeon sedang kedatangan bulan. Dan yang Lucas lihat itu sangat menyakitkan.
Lucas langsung bertanya apa Doyeon mau dibawa ke dokter atau tidak. Lucas nggak tega lihat muka pucatnya itu. Jadi ingat Mami sering begini juga kalau lagi datang bulan. Tapi Doyeon bilang nggak perlu, ia cuma perlu tiduran sambil mengusap perutnya berharap rasa sakitnya akan mereda.
"Doy... masih sakit?" tanya Lucas pelan, karena tadi Doyeon sempat mengamuk gara-gara Lucas banyak bertanya.
Doyeon mengangguk pelan, "Sakit banget anjir...."
Lucas seketika meringis, "Doy, sebenernya gue ada ide supaya sakit perut lo agak berkurang."
"Apa?"
"Oke, jadi begini. Di rumah kan cuma Mami ya yang perempuan, nah gue tuh sering lihat Mami minta tolong isiin botol pake air panas--nggak panas juga sih... hangatlah pokoknya! Nanti sama Mami ditaruh di atas perutnya deh sambil dielus-elus hehe..." jelas Lucas pada Doyeon yang sedaritadi diam karena lemas.
"Hm... boleh deh, siapa tau sakitnya berkurang. Lo mau tolongin gue nggak?" ucap Doyeon pelan.
"Ck, santai Doy, gue yang bikin." ucap Lucas kemudian berdiri dari duduknya.
"Itu dapurnya disana, nanti paling ada si mbak di belakang. Tolong ya, Cas?" ucap Doyeon sambil menunjuk jalan menuju dapur.
Lucas mengangguk kemudian berjalan menuju dapur untuk membuatkan apa yang tadi ia usulkan.
Dan begitu selesai dengan urusannya di dapur, Lucas langsung kembali dan memberikan Doyeon botol tupperware ukuran sedang yang udah diisi oleh air hangat.
"Makasih, Cas." Dan setelahnya Doyeon langsung memasukkan botol tersebut ke dalam bajunya.
Malu dong kalau dibuka di depan Lucas.
"Laper nggak, Doy?" tanya Lucas sambil sibuk mengotak-atik ponselnya.
"Dessert box kayaknya enak..." cicit Doyeon sambil menatap langit-langit ruang tamunya.
Lucas lantas menoleh, "Bittersweet by najwa?"
Plak!
"Lucassss jangan bikin gue ngomel," kata Doyeon sambil memukul lengan Lucas pelan, saking pelannya sampai nggak terasa. Maklum lagi lemas.
Lucas lantas terkekeh, "Emang yang bener apa?"
"Ck, najla! Bukan najwa! Lo kata Mbak Najwa Shihab?!" sungut Doyeon kesal namun setelah itu ia langsung meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Huang's Family [H-Fams]
FanficLadies and gentleman, welcome to Huang's Family! ©October '19