27. Ikhlas

2.1K 245 43
                                    

Mataku mengerjap pelan, menyadari telah terbangun dari kelana mimpi. Membenarkan posisi yang ternyata sudah sedikit berubah, posisi jog mobil tempatku sudah diatur lebih landai untuk menyamankan.

Setelah merubah posisi jog kembali seperti semula, aku baru menyadari mobil tengah berhenti di parkiran jajaran toko. Lalu dimana Kang Fikri dan untuk apa dia memarkirkan mobil disini?

Tak lama sosok pria yang kucari terlihat, membawa dua bungkusan cukup besar keluar toko pakaian menuju mobil.

"Njenengan dari mana?" tanyaku  usai Kang Fikri menyimpan bungkusan pada jog belakang dan menyerahkan sebotol minuman padaku. Jemarinya menunjuk toko tempatnya keluar tadi.

Kuteguk air dalam botol pemberiannya hingga separuh. "Lalu kita sekarang ada dimana?" sambungku. Menengok sekeliling dari balik kaca mobil yang terasa asing.

"Suatu tempat. Sebentar lagi kita sampai," ujarnya. Mengulas senyum sembari mengusap puncak kepalaku yang tertutup hijab.

Waktu berlalu dengan senyap hingga mobil yang kami tumpangi melintasi sebuah gapura kawasan wisata. Mataku membulat, kawasan ini cukup jauh dari rumah Fia yang tadi kami kunjungi dan pondok kami. Artinya tidurku cukup lama, terbangun ketika hampir sampai di tempat daerah dataran tinggi.

 Artinya tidurku cukup lama, terbangun ketika hampir sampai di tempat daerah dataran tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gus, kenapa kita kesini?"

Terdengar Kang Fikri berdecak. "Aku tidak suka panggilan itu, Fany. Panggil aku Mas!" Aku tersenyum lantas mengangguk. Gemas mengetahui balasannya yang tampak kesal ketika panggilan itu kembali kusematkan padanya.

Kang Fikri mengarahkan mobil menuju bagian parkir. Mematikan mesin usai mendapat posisi parkir. Aku ikut turun dari mobil usai mendapat isyarat untuk mengikutinya keluar dari kendaraan roda empat ini.

 Aku ikut turun dari mobil usai mendapat isyarat untuk mengikutinya keluar dari kendaraan roda empat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Tautan tangan kami tak pernah lepas, berjalan bersisian memasuki kawasan taman wisata di Kopeng, Salatiga. Bahkan ketika kami memasuki kawasan wisata itu, Kang Fikri berhenti tepat di sebuah tulisan taman wisata dan mengambil foto kami di sana.

Sepasang Hati (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang