Proses Revisi
Spinoff My Future Gus,
Aku berada di tempat ini untuk mencari ilmu, melupakan luka yang pernah tertoreh dahulu. Menggapai cinta yang sebenarnya, cinta pada sang pemilik setiap hembusan nafas.
Namun ditengah kobaran semangat mencari ilm...
Silahkan menerka, apa yang ada di Part selanjutnya. Karena nantinya akan ada kejutan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu masih saja bergulir, haruskah aku setia dengan ketidakpastian. Dua tahun aku terkungkung semu. Namamu masih saja menduduki hati tanpa mau terganti.
Terlalu lama aku berdiam, tanpa niat beranjak dari masa kelam. Kamu, rasanya tidak mungkin bisa kugapai. Cukup melihat wanita itu berdiri di depanmu sudah membuktikan bahwa aku yang salah. Aku sejak dulu memang telah kalah, namun aku belum tersadar. Aku yang terlalu berharap.
Kau tahu, hatiku layu?
Dia, Entahlah. Sosoknya tiba-tiba hadir, menawarkan hubungan yang nyata. Dia bukan sekedar semu, dia bukan sekedar pembual ulung yang suka menebar janji. Dia benar-benar nyata, mengatakan cinta di depan mata. Menjelaskan bahwa masa depan bukan hanya berporos pada duniaku dan duniamu saja. Dia berkata bahwa dia akan membangun dunia baru untukku, mengikatku dengan akad. Membuat istana yang hanya ada cinta tanpa pura-pura.
Bolehkah hatiku kembali mekar?
Aku merasa ada pria yang benar-benar ingin mengubah layu itu dengan guyuran kasih sayang yang menggiurkan.
Keyakinannya, keberaniannya ternyata mulai menelan luka yang pernah ada. Dia bukan pria dengan pemahaman agama yang baik sepertimu, tapi dia terus berusaha menjadi hamba Allah yang baik sehingga mampu menjadi hamba taat sepertimu.
Ya, dia hanya seorang manusia yang Allah baru bukakan hidayah untuknya.
Tak apa, aku telah menerimanya. Aku harus konsisten, aku harus terus berusaha menghapus rasa cinta lama yang ada. Mengganti dengan cinta yang baru, kasih sayang yang baru, dan hubungan yang baru serta dunia yang baru antara aku, dia tanpa ada dirimu. Cukup dirimu hanya menjadi tempat singgah sesaat.
Bismillah, semoga inilah jalan terbaik.
Untukmu, semoga kamu selalu bahagia Kang Fikri. Pria yang pertama kali membuatku kenal dengan cinta dan arti patah hati juga.
