8. bertemu sahabat

143 11 1
                                    

Saat ini Shafina berada dirumah sakit menjalani kontrol rawat jalan untuk mengetahui kondisi kesehatannya....

"Maaf dengan pasien atas nama Shafina" seorang perawat memanggil namanya.

"Iya suster, saya Shafina"

"Begini mbak, dokter neurologi yang biasa menangani tiba-tiba memberi kabar ada urusan penting sehingga jadwal hari ini dibatalkan, tapi kami ingin menawarkan dokter pengganti yang saat ini kebetulan sedang ada jadwal praktek, apa mbak Shafina mau mencoba berkonsultasi dengan beliau?"

"Iya tidak masalah suster, saya sudah terlanjur ijin dari tempat kerja, saya ingin tahu hasil test laboratorium secepatnya" jawab Shafina

"Baiklah, mari saya antar mbak Shafina"

Tiba diruangan dokter....

"Siang dokter dengan pasien atas nama Shafina Elisha putri yusuf, silahkan mbak Shafina masuk...." Perawat mempersilahkan Shafina duduk, saat melihat wajah dokter yang menangani nya , Shafina dibuat kaget ....

*Flashback on

"Sha jaga diri baik-baik ya, doakan cita-cita ku tercapai, ketika kelak jadi dokter, aku mau kamu jadi pasien pertamaku Sha" ucap suara seorang pria

"Penyakit ku saat kamu jadi dokter pasti sudah sembuh, aku maunya jadi perawat aja deh fiz, kamu dokternya aku perawatnya" jawab Shafina

"Sekalian aja kita buat rumah sakit Sha, aku dokter, kamu perawat dan yang jadi pasiennya teman sekelas kita" dengan cengiran khasnya

"Wah berarti teman sekelas kita penyakitan semuanya dong kaya aku" mereka tertawa bahagia membayangkan apa yang mereka bicarakan itu jadi kenyataan.

*Flashback off

"Hafiz?"

"Shafina? Tanya seorang pria yang memakai sneli putih kebanggaan nya, Shafina pun mengangguk.

"Ternyata aku beneran fiz jadi pasien kamu" senyum terbit di wajah Shafina

"Seharusnya kamu jadi perawat Sha." Kekehan tawa Shafina dan hafiz terdengar.

Dokter pengganti yang menangani Shafina adalah sahabatnya semasa sekolah yang sudah lama tidak bertemu.

"Ini hasil laboratorium saya dok, saya ingin anda membacakan hasilnya sekaligus melakukan proses pengobatan"

"Sebelum saya melakukan tugas sebagai dokter, ada persyaratannya, pertama panggil saya hafiz khusus pasien saya yang bernama Shafina" sahut hafiz

"Ckk....baiklah"

"Hasil lab secara keseluruhan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bukan cedera kepala yang berat, kita lakukan monoterapi dengan obat-obatan serta diet Ketogenik, jangan berpikir terlalu berat Sha sehingga otak tidak perlu melakukan aktivitas abnormal."

"Fiz.... apakah kelak jika aku menikah dan memiliki keturunan, anakku kelak akan terkena epilepsi seperti ibunya? Apa aku akan sembuh total?" Perkataan Bu Ajeng memang terus terngiang di telinga Shafina, bahwa keturunannya pun akan terkena epilepsi seperti dirinya.

"Pertanyaan konyol apa itu Sha? Sejak kapan kamu punya sifat pesimis? Penyakitmu bisa sembuh Sha jika kamu terus memantau kesehatan, melakukan semua yang dokter anjurkan, diet Ketogenik, dan konsumsi obat-obatan. Epilepsi memang penyebab salah satunya karena keturunan, tapi tidak bisa disamaratakan, kasus kamu berbeda Sha, faktor penyebab epilepsi itu banyak bukan sekedar dari faktor keturunan semata jangan khawatir kan hal itu!!!"

"Bukan Pesimis, hanya saja aku tidak sampai hati menurunkan penyakit epilepsi ini keanakku kelak"

"Baiklah kalau itu yang kamu khawatirkan, agar tidak menjadi beban pikiranmu yang akan menghambat proses kesembuhan sebaiknya kita kedokter spesialis anak sekarang!" Dokter hafiz berdiri, menarik tangan sahabatnya untuk mengikuti dirinya menemui salah satu temannya yang berprofesi sebagai dokter anak.

****

"Siang dokter indah" sapa dokter hafiz pada salah satu dokter senior teman sejawatnya dirumah sakit

"Ahhh tumben sekali dokter mengunjungi poliknik anak, silahkan duduk, ada yang bisa dibantu?" jawab dokter indah

"Perkenalkan ini Shafina, dia terkena epilepsi karena ada sedikit cedera pada otaknya, apakah ketika dia memiliki anak, anaknya tersebut akan menurunkan penyakit nya?" Shafina hanya mendengarkan apa yang dokter hafiz katakan dengan senyum malu, karena sungguh baru kali ini ia yang sudah berusia 24 tahun mendatangi dokter anak, padahalkan belum memiliki anak....

"Apa dokter ragu menikahi kekasih dokter karena penyakit ini? Khawatir anak dokter terkena epilepsi juga?" Pertanyaan dokter indah yang membuat dokter hafiz dan Shafina melebar.

"Sepertinya kalian masih malu-malu ya" senyum dokter indah , lagi.... Mereka hanya diam tanpa menjawab.

"Jadi begini, jika epilepsi dikarenakan cedera pada otaknya bukan karena keturunan maka jangan khawatir kelak anak si penderita akan menurunkan penyakit tersebut pada anaknya. dapat dimengerti jika anda khawatir anak anda menderita epilepsi pula, tetapi resikonya lebih kecil. Epilepsi tidak seharusnya menjadi alasan untuk tidak memiliki keturunan. Epilepsi juga bisa dikontrol secara baik dengan obat-obatan, bahkan benar-benar sembuh"

"Terimakasih banyak penjelasannya dokter indah, maaf mengganggu waktu istirahat dokter" jawab dokter hafiz , Shafina hanya tersenyum.

"Jangan ragu untuk menikah dokter hafiz, apalagi mempersoalkan sebuah penyakit, nanti mbak Shafina keburu diambil orang lho, jika nanti kalian memiliki anak saya siap jadi dokter pribadi anak kalian dan memastikan epilepsi tidak menurun ke anak anda dokter hafiz" ledek dokter indah pada hafiz

"Insyaallah, doakan yang terbaik untuk kami dok"
Jawab dokter hafiz dengan santai, wajah Shafina memerah karena malu. Akhirnya mereka pamit pada dokter indah.

****

"Gimana sha?" Tanya hafiz setelah sampai diruangan neurologi

"Apanya fiz?"

"Pernikahan kita" jawab hafiz

"Hah???" Shafina dibuat kaget dengan perkataan Hafiz

"Senyum Sha" perintah dokter hafiz sambil menyalakan kamera ponselnya

Cekrekk.... Cekrekk....

"Kita sudah seperti pasangan pengantin kan?" Menunjukkan hasil foto pada Shafina....

"Astaghfirullah Hafiz, ckk...ckkk, kenapa sih isengnya tidak pernah hilang dari dulu" jawab Shafina kesal dan hafiz hanya tertawa melihat ekspresi Shafina tanpa berkata apapun. Dalam hati ia bahagia bisa bertemu dengan sahabat nya.

"Sekarang aku akan bersikap sebagai sahabat yang sudah tidak lama bertemu Sha, sekarang kamu tinggal dimana? Beberapa tahun yang lalu aku mendatangi rumahmu, tapi bukan kamu yang menempati?"

"Aku sudah menghubungi nomer ponselmu tapi ternyata tidak aktif, rumahku dijual karena saat itu usaha papah mengalami kerugian"

"Mana nomer ponsel mu Sha? Aku akan main kerumahmu jika ada waktu"

"Baiklah, ini nomerku.... konsultasiku sudah selesai pak dokter, terimakasih untuk semua, termasuk mengajakku ke dokter indah meski terjadi salah paham" kekehan Shafina terdengar, ia mengingat bahwa dokter indah mengira ia calon istrinya hafiz, Shafina pun pamit dan kembali ketempat ia bekerja.

****
Setibanya Shafina dikantor....

"Siang pak, ini laporan yang bapak minta...."

"Terimakasih Sha, hmmm ini...." Irga menyerahkan sesuatu pada Shafina

"Undangan?" Shafina mengernyitkan keningnya, setelah membaca nama yang tertera pada undangan tersebut barulah ia memahaminya.

"Bukan kamu mempelai wanitanya Sha...."

"Semua orang berhak memilih calon pendamping hidupnya bukan? Berarti aku bukan yang dipilihnya" jawab Shafina

"Kenapa Sha? Apa artinya komitmen kalian selama ini, jika akhirnya seperti ini"

"Siapa yang ingin mempertahankan hubungan dengan seorang wanita penyakitan seperti saya pak?" Shafina tersenyum getir







Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang