7. menerima keputusan

159 11 0
                                    

Shafina sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, sekarang ia berada dikamar, berusaha menghubungi Andra hanya sekedar ingin bertanya kabar, semenjak ia sakit tidak pernah sekalipun Andra menghubunginya, banyak pertanyaan dalam benaknya saat ini yang harus segera mendapat jawaban, sampai saat ini keluarganya tidak memberitahukan apapun kepada Shafina atas permintaan Syakiel yang ingin Andra sendiri yang menjelaskan karena ini menyangkut masa depan mereka berdua, akhirnya ia merebahkan tubuhnya bermaksud ingin memejamkan matanya namun terdengar suara gaduh diluar, penasaran ia bangkit dan keluar dari kamar mencari sumber kegaduhan, seketika iya dikagetkan dengan kedatangan calon ibu mertua nya, ia mendekati mereka dan melihat sang mamah sudah menangis....

"Ada apa ini Tante? Kenapa Tante membuat mamah menangis?" Tanya Shafina kaget melihat semuanya

"Akhirnya kamu keluar juga wanita penyakitan" jawab Bu Ajeng, seketika Shafina dibuat terbelalak dengan kalimat yang diucapkan calon ibu mertuanya.

"Mamih CUKUP" suara Andra tiba-tiba menggema diruang tamu rumah Shafina

"Asal kamu tahu ya Shafina saya tidak akan pernah merestui pernikahan kalian, saya tidak mau nanti punya keturunan penyakitan seperti kamu" hardik Bu Ajeng

"Itu bukan penyakit keturunan Bu Ajeng, itu murni kesalahan saya saat mengandung Shafina, tidak akan berpengaruh pada keturunannya kelak" sahut mamah Shinta dengan terus menangis

"Itu hanya PEMBELAAN kalian, saya tidak akan pernah percaya, dan satu point lagi yang saya dapat, bagaimana nanti Shafina bisa jadi seorang istri dan ibu yang baik, kamu sendiri saja mengurus Shafina dengan TIDAK BAIK" jawab Bu Ajeng dengan penekanan pada setiap kalimatnya.
Shafina memeluk tubuh sang mamah yang bergetar karena menangis, setiap kalimat yang diucapkan calon ibu mertuanya sangat menyakiti hatinya.

"CUKUP!!! Apa mau Tante sekarang? Sudah cukup Tante membuat mamah saya menangis dengan semua penghinaan itu!"

"Tinggalkan Andra, batalkan pernikahan kalian, saya tidak menerima wanita penyakitan seperti kamu, masih banyak wanita yang lebih cantik, berpendidikan dan sederajat dengan kami!" Sarkas Bu Ajeng

"Tanyakan pada anak Tante apa yang menjadi keputusannya? Mas Andra, aku mohon beri keputusan kepada kami semua saat ini, aku akan menerima apapun keputusanmu" jawab Shafina

"JAWAB ANDRA!!!" Suara Bu Ajeng

"Maaf Shafina mulai saat ini kita sudah tidak mempunyai hubungan apapun, dan pernikahan dibatalkan, maafkan aku yang tidak bisa mempertahankanmu, aku salah, maaf...."

"Baiklah mas, aku terima semua keputusanmu, yang harus kamu ingat, tidak akan ada hubungan kedua kali dalam hidupku, jangan pernah kembali dihadapanku ketika kamu menyadari semuanya, kamu sekarang bebas mencari wanita yang tidak penyakitan sepertiku, lebih cantik dan juga sederajat dengan keluargamu" Shafina tetap menahan air matanya agar tidak menerobos keluar untuk saat ini didepan mantan calon ibu mertuanya dan juga mantan calon suaminya, harga dirinya terlalu tinggi untuk dijatuhkan oleh buliran air mata, yang ia punya hanyalah sebuah harga diri saat ini, karena dilihat dari manapun keluarga Shafina jauh dari kata kaya, jangan harap Shafina memohon agar tidak membatalkan pernikahan nya, atau memohon agar Bu Ajeng merestui mereka.

Setelah mendengar keputusan dari Andra, Bu Ajeng berlalu meninggalkan rumah Shafina tanpa ijin, ia merasa menang, semua sesuai dengan keinginannya, tanpa menyadari telah menyakiti hati banyak orang termasuk anak kandungnya.

"Sha....maaf...." Wajah Andra terlihat frustasi

"Ini aku kembalikan, semoga kamu bahagia, terimakasih untuk rasa sakit ini" Shafina memberikan cincin pertunangan mereka.

"PERGI KAMU LELAKI PENGECUT!!!" Syakiel dengan amarahnya menghampiri dan mencengkeram kerah baju Andra, dihalangi papah Yusuf yang datang bersama syakiel sebelumnya setelah Bu Ajeng pergi.

Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang