21. wanita itu?

118 9 0
                                    

Hari ini pesta pernikahan Shafina dan Abyan digelar, Shafina terlihat cantik dengan gaun pernikahan yang terlihat anggun dan elegan, Abyan juga terlihat tampan, orangtua mereka tidak kalah bahagianya dengan pasangan pengantin, mereka benar-benar mempersiapkan pesta pernikahan ini bersama, mama Shinta dan Bu Rani terlihat akrab layaknya saudara, Bu Rani tidak segan memperkenalkan mamah Shinta kepada kolega bisnis nya, begitupun dengan ayah Gunawan dan papah Yusuf terlihat akrab satu sama lain. Pemandangan itu tidak luput dari penglihatan Shafina, kebahagiaan mereka terpancar.

"Aku bahagia mas, melihat orang tua kita bahagia seperti itu, terimakasih kamu telah hadir dalam hidupku" ucap Shafina menitikkan air mata melihat kebahagiaan orangtuanya.

"Aku yang harusnya berterimakasih Sha, kamu mau jadi pendamping hidupku, ayah ibuku terlihat bahagia, bahkan mereka tidak melewatkan komunikasi walau hanya sehari, kamu tahu tidak ibu dan mamah setiap hari bertemu?"

"Benarkah mas? Aku tidak tahu"

"Setiap hari mereka bergantian saling mengunjungi, bahkan sering berbelanja bersama"

"Pantas saja akhir-akhir ini mamah terlihat jarang dirumah" kekeh Shafina mengingat sering tidak menemukan sang mamah dirumah, dan ketika ditanya darimana mamahnya akan menjawab rahasia....

Seorang pria naik keatas pelaminan, ia menjabat tangan Abyan serta berpelukan.

"Selamat ya, titip Shafina, sekali saja kamu menyakitinya, aku orang yang pertama merebutnya darimu"

"Kamu mengancamku fiz?" dengan ekspresi sulit diartikan

"Shafina terlalu berharga untuk disakiti"

"Kalau kamu seperti ini sebaiknya aku ganti dokter yang menangani nya agar kalian tidak bertemu" Abyan tersenyum

"Oh tidak bisa karena dia adalah pasien tetapku bahkan sebelum aku menjadi dokter" Hafiz pun tersenyum

"Duh kalian bisa tidak mengobrolnya nanti saja, lihat lah antrian sudah panjang" sahut Shafina yang dibalas dengan tawa kedua pria tersebut.

Acara pernikahan pun selesai, saat ini Shafina dan Abyan mempersiapkan diri untuk melakukan bulan madu, sejak akad nikah dilaksanakan mereka disibukkan dengan pekerjaan masing-masing, rencananya mereka akan berlibur ke wisata dalam negeri saja yaitu Bali, karena waktu cuti berlibur mereka tidak banyak. Saat ini mereka berada dirumah keluarga Abyan

"Sha sepulangnya bulan madu beri kami kabar bahagia ya!" Ucap Ibu Rani tersenyum

"Loh memang ibu tidak bahagia Shafina menikah dengan mas Aby?"

"Bukan itu Sha, ibu mau cucu dari kalian, pasti kebahagiaan kita bertambah, nanti buatkan ibu cucu kembar Sha jadi ibu dan mamah Shinta tidak akan rebutan"

"Ya ampun Bu, memang kamu bisa dengan seenaknya memesan cucu, kembar pula" sahut ayah Gunawan

"Tenang Bu, Abyan rencananya akan memberikan kalian cucu yang banyak" ucap Abyan yang seketika itu pula Shafina memukul lengannya sebagai protes

"Memang aku apa coba mas, suruh mengandung anak banyak....huhh"

"Kamu tidak akan kesusahan Sha, aku akan selalu disamping kamu meringankan semuanya" Abyan memeluk Shafina didepan orang tuanya

"Mas malu ada ayah ibu, ihh...." Protes Shafina

"Bu, yuk kita kekamar, ayah ingin memeluk ibu seperti Abyan dan Shafina" ayahnya berjalan menuju kamar dengan senyum di bibirnya, ibu berjalan menyusul sang ayah kekamar dengan senyum bahagia melihat anak dan sang menantu harmonis, ia memahami anaknya itu ingin selalu berdekatan dengan istri yang baru dinikahinya.

Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang