"Pah, gimana kita menyampaikan ke Shafina bahwa pernikahannya dibatalkan oleh Bu Ajeng" dalam perjalanan menuju rumah sakit mamah Shinta tidak berhenti memikirkan masalah itu, entah bagaimana hancur perasaan putrinya saat mengetahui pernikahannya tidak akan pernah terjadi.
"Kita harus jujur mah, papah yakin anak kita sudah dewasa, ia pasti bisa menghadapi semuanya, kita harus kuat dan terlihat tegar depan Shafina, supaya ia juga kuat. Bagaimana ia kuat jika kita lemah, jangan tunjukkan air mata ini depan Shafina, biar kita bisa dengan mudah menghapuskan luka hatinya" mengusap lembut air mata yang jatuh di wajah istrinya
"Seandainya dulu mamah bisa menjaga kehamilan, Shafina tidak dilahirkan secara prematur sehingga tidak terjadi cedera pada otaknya, anak kita pasti sebentar lagi akan menikah dengan pria yang ia cintai pah, mamah seorang ibu yang bodoh, semua karena mama" mamah Shinta nangis tersedu yang siapa saja mendengar tangisan itu pasti merasakan betapa besar kesedihannya.
"Ssstttt....jangan bicara begitu mah, ini yang sudah Allah takdirkan, jalani semuanya, doakan anak-anak kita agar selalu mencapai kebahagiaannya, kita fokus ke kesehatan Shafina dahulu ya?" Papah Yusuf menggenggam tangan istrinya untuk masuk kedalam rumah sakit karena mereka telah sampai.
"Kuatkan mama jika terlihat lemah" gumam mamah Shinta, papah Yusuf menganggukkan kepala dengan pasti.
****
Setelah teman-teman Shafina pamit untuk pulang, saat ini hanya syakiel yang menemani Shafina diruang rawat....
"Kak...."
"Iya dek, kenapa? Apa ada yang terasa sakit?"
"Apa tidak ada kabar dari mas Andra?"
"Mungkin ada urusan penting dek, tadi sempat kesini untuk menjenguk tapi mendadak ijin untuk pulang dan kakak sudah menceritakan penyakitmu, maaf jika kakak lancang memberi tahu tanpa sepengetahuan kamu"
"Lalu bagaimana kak? Apa dia menerima keadaan ku?"
"Iya dia menerima dek, tidak usah dipikirkan masalah itu, yang terpenting kamu cepat sehat, sekarang kamu istirahat yah dek, karena besok kita adakan beberapa rangkaian test kesehatan"
"Iya kak, adek terasa mulai mengantuk lagi, mungkin masih pengaruh obat, atau adek memang hobi tidur ya kak? Rasanya mata hanya ingin tidur, tidur, dan tidur...." Shafina dengan tawa terkekeh.
"Ishh kamu ini!" Syakiel membelai rambut Shafina memberi kenyamanan, sejak kecil Shafina sangat senang jika seseorang membelai rambutnya saat ia sakit.
****
"Mamih ingin kamu membatalkan pernikahanmu""Kenapa mih? Dua Minggu lagi pernikahan ku akan segera digelar"
"Tidak akan ada pesta pernikahan!" Tegas Bu Ajeng
"Alasannya apa mih sampai membatalkan pernikahan ini?"
"Kamu pikir mamih tidak tahu, hahh??? Shafina mempunyai penyakit epilepsi, mamih tidak akan pernah mau mempunyai keturunan dari wanita penyakitan itu, mamih tidak mau mempunyai cucu cacat atau penyakitan!"
"Mamih SALAH, penyakit itu tidak akan berpengaruh pada keturunan ku kelak, Shafina cedera otak mih bukan dari keturunan keluarga nya" jawab Andra
"Kalau kamu tetap menikahi wanita itu, tinggalkan mamih, jangan pernah bertemu dan jangan anggap mamih ibu kamu!"
"Mih, please....jangan seperti ini, mana bisa aku memilih diantara dua wanita yang aku sayangi dan cintai?"
"Hidup itu pilihan, kamu harus memilih!"
Andra tidak menerima pilihan yang diberikan, ia meninggalkan Bu Ajeng tanpa menjawab. Langkah nya terhenti ketika Bu Ajeng melanjutkan kata-katanya...."Mamih sudah membatalkan pernikahan mu didepan kedua orangtuanya Shafina, TIDAK ada pilihan untukmu, sampai kapanpun mamih tidak merestui kalian, putuskan Shafina esok!!!"
****
Disalah satu sudut rumah sakit, mamah Shinta, papah Yusuf, dan Syakiel tengah membicarakan sesuatu, mereka membicarakan nasib pernikahan shafina. Papah menjelaskan semuanya, sementara mamah Shinta tidak henti menangis dan menyalahkan dirinya, ia merasa penyebab sakitnya Shafina.
"Biar papah yang akan menjelaskan pada Shafina!"
"Tidak pah, aku akan menghubungi Andra, biar ia yang akan menjelaskan semuanya."
"Apa yang kamu katakan Syakiel? Mamah tidak ingin Shafina bertemu dengan dia apalagi ibunya!"
"Ingat mah, Shafina bukan wanita yang lemah, kebencian seseorang terhadapnya akan membuat ia semakin kuat, mamah mengerti yang syakiel maksud?"
"Iya nak" mamah Shinta mengangguk lemah, ia harap apa yang dikatakan syakiel benar, ia berusaha kuat saat ini untuk putrinya dengan tidak menunjukkan kesedihannya.
"Semua akan baik-baik saja mah, percayalah...." Ujar papah yusuf meyakinkan istrinya
****
"Sayang sudah lebih baik, hmm?" Tanya mamah Shinta saat Shafina sadar dari tidurnya, ia memeluk dan mencium putrinya.
"Alhamdulillah mah, tertidur pulas tadi malam sampai tidak tahu mamah papah sudah berada disini" Shafina tersenyum, apakah setelah tahu yang terjadi ia bisa tersenyum?
"Sebentar lagi kamu akan menjalani beberapa test kesehatan Sha, bersiaplah, semoga hasilnya baik"
"Iya pah pasti semuanya akan baik-baik saja, kalian jangan khawatir ya!" Jawab Shafina
"Kami akan selalu ada untukmu nak, apapun yang terjadi, papah minta kamu tetap kuat, jangan pernah hilang senyum ini dari wajahmu nak" papah Yusuf memeluk erat putrinya dan mengelus rambut Shafina dengan sayang
****
"Apa keputusan mu Andra?" Tanya syakiel dengan tegas.
Saat ini syakiel sengaja bertemu Andra untuk membicarakan kelanjutan nasib pernikahan adiknya."Aku akan membatalkan pernikahan, maaf" jawab Andra
"Bughhh.... bughhh....bughhhhh" Syakiel hilang kesabaran setelah mendengar jawaban dari Andra, ia memukul bertubi-tubi wajah Andra, Andra hanya pasrah karena memang merasa pantas untuk dipukul.
"Aku tidak bisa menolak keputusan mamih, beliau memiliki penyakit lemah pada jantungnya"
"PENGECUT, temui Shafina secepatnya, jangan harap bisa kembali setelah melepasnya, aku yakin kau akan menyesal!"
"Aku sangat mencintainya kak" jawab Andra ketika syakiel bergegas pergi meninggalkannya, seluruh tubuh terasa lemas, jiwanya terasa kosong, ia sangat mencintai Shafina tapi ia tidak bisa berjuang untuknya, sungguh jalan yang berat untuk Andra saat ini.
****
"Hari ini nona Shafina diijinkan pulang, keadaan sudah stabil, namun tiga hari lagi nona harus kembali untuk menerima dan mengetahui hasil test yang sudah dijalani, serta kita akan menentukan terapi penyembuhan penyakit nona, terapi yang saat ini nona harus jalani yaitu diet Ketogenik, diet yang rendah karbohidrat dan tinggi lemak, dengan cara ini dapat mengatasi bahkan menghentikan gejala kejang. Setelah hasil laboratorium keluar kita akan menentukan jenis treatment obat yang harus nona konsumsi" penjelasan dokter yang menangani Shafina.
"Apakah penyakit saya bisa sembuh secara total dok?" Bukan putus asa Shafina menanyakan ini, ia sudah terbiasa menghadapi penyakitnya dari ia kecil, hanya saja ia benar-benar ingin sembuh, ia ingin penyakitnya itu tidak akan pernah muncul lagi dalam tubuhnya.
"Kita jalani semua tahap treatment pengobatan, bersabarlah nona Shafina"
"Baik dokter terimakasih, kami akan mengurus semua administrasi kepulangannya" sahut papah Yusuf
****
Papah Yusuf mengurus semua administrasi kepulangan putrinya, mamah Shinta merapikan semua barang yang harus ia bawa pulang, ketika sedang melakukan aktifitasnya, ia terhenti mendengar perkataan putrinya....
"Mas Andra belum menghubungiku sampai saat ini sejak ia tahu penyakitku mah." Terdengar nada sedih dari Shafina.
"Fokus pada kesehatanmu dulu nak!" Sahut mamah Shinta menegang seketika dengan apa yang dikatakan Shafina karena ia tahu penyebab semuanya, namun ia sungguh tidak sanggup mengatakan pada putrinya, tak terasa air mata menerobos keluar dari pelupuk mata mamah Shinta, ohh putriku sayang maafkan mamah....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)
General FictionKetika pernikahan harus dibatalkan karena penyakit yang ia derita, apa yang bisa wanita itu lakukan? Sanggupkah ia ? Adakah seorang pria yang menerima ia apa adanya serta memperjuangkan nya. Siapakah yang akan jadi jodohnya? Ikuti kisahnya