Hari ini pesta pernikahan Andra, Shafina dan keluarga memutuskan untuk menghadiri pesta tersebut, sebenarnya mamah Shinta keberatan dengan keputusan Shafina untuk datang ke pesta itu, namun Shafina ingin tetap menghadiri pesta pernikahan Andra, ia ingin menunjukkan pada Tante Ajeng bahwa keluarganya baik-baik saja dengan pernikahan anaknya itu setelah membatalkan pernikahan dirinya.
"Kamu yakin nak akan baik-baik saja? mamah takut kamu sedih nak" Tanya mamah Shinta khawatir
"Tidak akan ada kesedihan mah, Shafina sudah ikhlas menerima semuanya karena shafi yakin ini yang terbaik, satu hal yang harus kita lakukan sekarang...."
"Apa nak?"
"Mempertahankan harga diri keluarga kita, kita sudah berjanji akan datang ke acara itu pada Tante Ajeng, janji adalah hutang mah."
Saat ini keluarga Shafina berada di pesta pernikahan Andra, mereka langsung keatas pelaminan mengucapkan selamat dan doa untuk keluarga mempelai, Syakiel menggenggam tangan Shafina erat memberikan kekuatan kepada sang adik, namun yang diberi kekuatan tampak biasa saja seperti tidak pernah terjadi apapun antara dirinya dan sang mempelai dalam pernikahan tersebut.
"Selamat Tante Ajeng untuk pernikahan putra anda" ucap Shafina yang mendapat lirikan tajam dari Bu Ajeng
"Akhirnya kalian datang, saya kira tidak akan sanggup untuk datang" Bu Ajeng menjawab dengan bisikan karena khawatir terdengar tamu lain
"Tidak akan sanggup? Ckk... sepertinya anda terlalu percaya diri Bu Ajeng, pernikahan anak anda tidak akan membuat saya hancur, mungkin malah membuat kehidupan anak anda yang hancur, karena Andra masih mencintai saya" Shafina menyeringai meremehkan lawan bicaranya, ia berbicara seperti itu hanya untuk memberi pelajaran pada Bu Ajeng agar tidak meremehkannya.
"Beraninya kamu berbicara seperti itu!!!" Bu Ajeng geram oleh kata-kata yang Shafina ucapkan, Shafina tersenyum dan beralih ke mempelai pria, mantan calon suaminya....
"Selamat Pak Andra atas pernikahannya, semoga bahagia" ucapan tulus Shafina dan ia menangkupkan tangannya kedada sebagai ucapan selamat.
"Kamu tahu bukan, kebahagiaan ku adalah kamu Sha....semua ini kulakukan untuk kebahagiaan mama bukan aku" Ucapan Andra membuat Shafina memberikannya tatapan tajam, begitupun dengan Bu Ajeng yang mendengarnya, untung saja mempelai wanita sedang tidak ada disampingnya karena sedang mengganti gaun.
"Jaga sikap anda pak Andra, sudah tidak ada hubungan apapun antara kita" jawab Shafina ketus dan berlalu dari hadapannya
Dalam perjalanan pulang dari pesta pernikahan, terlihat mamah Shinta meneteskan air mata, Shafina melihat hal itu lalu menghapus air mata sang mama....
"Kenapa mah?"
"Mamah senang kamu bisa melewati semua masalahmu nak, sekaligus bersalah karena mamah tidak menjaga kamu dengan baik penyakit epilepsi itu ada ditubuhmu dan membatalkan pernikahan mu, rasa bersalah itu tidak pernah bisa dihilangkan" mamanya menangis dengan terisak
"Jangan seperti ini mah, Shafina akan sedih melihatnya" tegur papah Yusuf yang berada dikursi depan samping pengemudi yaitu Syakiel.
"Iya mah, Shafina saja tidak menangis" sahut Syakiel
"Jangan sedih mah, sampai sejauh ini Shafina kuat karena mamah, papah dan kak Syakiel yang selalu menguatkan, selalu ada disamping Shafina. Apa yang bisa Shafina lakukan agar mamah ga merasa bersalah seperti ini?" Shafina memeluk mamah Shinta
"Jika kamu menikah juga nak, memiliki kebahagiaan dengan seorang lelaki yang menerima kamu apa adanya termasuk penyakit epilepsi yang kamu derita" jawab mamah Shinta, Shafina hanya terdiam memikirkan perkataan mamah Shinta, apakah jalan itu yang membuat mamah bahagia dan tidak merasa bersalah pada dirinya?
****
"Kamu ingat ya Sisca pernikahan ini bukan atas keinginan ku"
"Maksud kamu mas? Tanya seorang wanita
"Saya mau menikah denganmu hanya karena mamih memintanya, kamu hanya pengantin pengganti, seharusnya bukan kamu yang ada diposisi ini sekarang." Sarkas Andra pada Sisca yang sekarang menjadi istrinya
"Aku menerima semua perlakuan mu saat ini mas, tapi aku yakin kamu akan berubah, kamu akan mengakui aku sebagai istri dan mencintaiku"
"Tidak akan pernah ada yang menggantikan posisi Shafina dihatiku Sisca, termasuk kamu, ingat itu!!!"
"Tega kamu mas"
Sisca terduduk lemas dan menangis....
****
"Sha.... minta tolong kamu antar laporan divisi marketing ke wakil direktur ya, saya ada rapat dengan klien diluar" pinta pak Irga
"Yang lain saja ya pak...." Shafina berusaha menolak namun sia-sia karena pak Irga tetap menyuruh dirinya
Saat ini Shafina menuju ruang wakil direktur, sudah seminggu ia tidak bertemu dengan Abyan, tapi bukan berarti tidak berkomunikasi, setiap hari Abyan menghubunginya dengan mengirimkan pesan lewat aplikasi hijau miliknya.
Tok....tok....tok
"Masuk" terlihat Abyan sedang fokus pada berkas yang ia pegang
"Saya mengantar laporan divisi marketing pak"
"Shafina....Silahkan duduk!" Pinta Abyan
"Lagi sibuk ya Om Aby?" Tanya Shafina, ia memanggil Om karena sedang tidak ada siapapun diruangan Abyan
"Iya mas sibuk Sha" jawab Abyan singkat tanpa melirik lawan bicaranya, Shafina terkekeh karena panggilan mas yang baru saja diucapkan Abyan
"Nanti kamu pasti akan panggil saya mas Shafina, malah ditambah dengan panggilan sayang setiap harinya." lanjut Abyan dengan senyum mengembang.
"Mulai deh bucin nya, Shafi lebih baik cepat keluar dari ruangan ini saja deh" Shafina merajuk karena ucapan Abyan, Abyan tertawa melihat ekspresi Shafina
"Seri kita Sha, kamu bikin saya kesal dengan panggilan om dan saya bikin kesal kamu dengan panggilan sayang, benar kan?" Jawab Abyan
"Iya ya ya.... laporan marketing tolong diperiksa mas Aby apakah ada yang kurang atau ditambahkan dalam laporan" Shafina memberikan laporan tersebut
"Coba ulangi Sha...." Pinta Abyan
"Hahh???"
"Coba ulangi panggilan mas untuk saya!!!"
"Dua untuk saya satu untuk Om Aby, saya unggul karena om Aby kaget dengan panggilan saya tadi" jawab Shafina dengan tersenyum
"Shafina sayanggggg...." Sahut Aby mengeraskan suaranya sengaja untuk mengerjai Shafina, namun terdengar suara deheman seseorang di ambang pintu, Abyan melupakan saat ini ia sedang dikantor dan tidak menyangka ada seseorang yang memperhatikan mereka.
Ekhem....ekhem....
Suara itu....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)
Ficção GeralKetika pernikahan harus dibatalkan karena penyakit yang ia derita, apa yang bisa wanita itu lakukan? Sanggupkah ia ? Adakah seorang pria yang menerima ia apa adanya serta memperjuangkan nya. Siapakah yang akan jadi jodohnya? Ikuti kisahnya